Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Gaya dan Sikap Orangtua

Santrock, seorang psikologi pendidikan di Universitas Texas mengemukakan ada empat gaya dan sikap orangtua (pengasuhan)yang bisa berdampak positif dan negatif terhadap anak. Artinya gaya pengasuhan tertentu dapat membawa kesulitan belajar pada anak.

gaya otoriter
Gaya otoriter (autoritative parenting)
Orangtua selalu mendesak anak untuk mengikuti petunjuk-petunjuk dan menghormati mereka. Untuk itu, mereka tidak segan untuk menghukum anak secara fisik. Orangtua memberi batasan-batasan kepada anak secara keras dan mengontrol mereka dengan ketat. Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya seperti ini mengalami banyak masalah psikologi yang dapat menghambat mereka untuk belajar.
Dirumah, mereka cenderung cemas dan merasa tidak aman. Di sekolah, mereka juga tidak bisa bersosialisasi dengan baik dan dengan demikian mengalami banyak kesulitan dalam bergaul dengan teman-temannya. Mereka memiliki ketrampilan berkomunikasi yang sangat rendah sehingga menimbulkan banyak hambatan psikologis.

Gaya dan Sikap Orangtua
Gaya berwibawa
Orangtua dengan gaya ini, akan mendorong anak-anaknya untuk hidup mandiri. Ketika dibutuhkan mereka memberi pengarahan dan dukungan. Bila anak-anaknya membuat kesalahan, orangtua mungkin menaruh tangan dipundak anaknya dan menghibur,"kamu tahu, kamu seharusnya tidak melakukan hal itu. mari kita bicarakan bagaimana kamu bisa mengatasi situasi ini kali lain."
Dengan demikian, anak-anak sudah diajarkan bagaimana mengatasi masalah mereka sendiri. Anak-anak akan mengembangkan kemampuan bersosialisasi, percaya diri, dan mampu bekerja sama dengan orang lain. Kesulitan-kesulitan yang akan mereka alami, tidak menjadi beban psikologis yang menghambat untuk mereka belajar.

Gaya acuh tak acuh
Cenderung bersikap permisif, serba membolehkan anaknya melakukan apa saja. Biasanya orangtua tidak terlalu terlibat dalam kehidupan anaknya. Anak disini mengalami kekurangan kasih sayang dan kurang mendapat perhatian. Mereka kemudian mengalami ketidakmampuan dalam bersosialisasi dan memiliki kontrol diri yang rendah. Tidak adanya kontrol diri ini mengakibatkan banyak masalah psikologis yang akan dialami dan mengganggu konsentrasi belajar baik dirumah maupun di sekolah.

Gaya pemanja
Hampir seperti gaya orangtua dengan "acuh tak acuh", akan terlalu terlibat dalam urusan anak-anaknya dengan memberikan semua yang diminta oleh anak. Kemudian juga sering membiarkan anak-anaknya melakukan apa yang mereka inginkan dan mendapatkan dengan cara yang dimaui (seenaknya). Alhasil, tidak ada kontrol diri atas perilaku yang berakibat akan banyak menemui kesulitan psikologis karena ketidakmandirian mereka, selalu bergantung dengan orang lain.

Sumber: M.K.125
Gambar: http://www.faktailmiah.com/

11 komentar:

  1. sepertinya aku gaya no 1 dan 2 dipadukan .mudah2an bisa mendidik anak dengan baik

    BalasHapus
  2. @Lidya - Mama Pascal: iya mba, kita sebaiknya memang jangan terlalu kaku dalam menyikapi permasalahan atau tuntunan, lebik baik ke pengembangannya yang disesuaikan dengan jatidiri...akhirnya itu semua untuk kebaikan bersama..

    terimakasih mba...salam :D

    BalasHapus
  3. salam kenal...
    sikap orang tua cermin dalam mendidik pribadi anak.

    BalasHapus
  4. wah, gmana ya ?
    kok kayaknya ke 4 gaya diatas, kurang baik utk masa depan anak ya Arya .
    kalau bunda dirumah sepertinya sih, mendidik anak dgn cara wibawa tapi juga bisa dikompromikan , mengajak anak utk bersama2 memecahkan permasalahan, dan menghargai opini dr mereka, dan biasanya utk hal2 tertentu dlm pendidikan, memang kami mementingkan agama lebih dulu.
    intinya, kami berusaha bersikap demokrasi namun tetap menunjukan pd anak perlunya sikap menghargai ortu, dan anak bisa juga menunjukkan kemandiriannya.
    salam

    BalasHapus
  5. @bundadontworry: iya Bunda, memang kita tidak perlu terlalu kaku dalam menyikapi pendapat orang ( walau dia seorang pakar sekalipun). Perlu pembenahan dan penyesuaian dari kondisi sendiri. Pendapat yang baik sama dipakai, sedang yang tidak sesuai rela dilepaskan :) ..
    terimakasih Bunda atas masukannya, paling tidak pendapat Bunda punya nilai khusus dari orangtua yang sudah mengalami pahit manisnya hidup.

    salam damai Bunda

    BalasHapus
  6. @model busana muslim layali: salam kenal juga mba....terimakasih atas respon baiknya...salam hangat damai teduh dari kami :D

    BalasHapus
  7. wah..dari Balikpapan nih?...
    salam dari kota tetangga yah...
    kalo orangtua saya mah otoriter, tapi alhamdulillah bisa menjadikan anak-anaknya seperti sekarang...

    BalasHapus
  8. wah, gaya berwibawa kayanya lebih asik deh..ehehe..

    BalasHapus
  9. absen,,, saya suka gaya yang no 1 mantab O_O

    BalasHapus
  10. kalau pakde masuk kategori gaya yang mana ya? maunya pakde sih yang sedang sedang saja, seperti orang memainkan layang-layang "tarik-ulur, kencang-kendor"

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas