Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Pendidikan Karakter-Action

karakter_orang
Berbicara tentang pendidikan karakter, maka kita sebagai pendidik ataupun orangtua akan sangat dibuat frustrasi oleh pendidikan yang satu ini.
Mengapa? Menjawab pertanyaan ini pun, sebagai orang awam seringkali dibuat bingung. Karena cukup sulit untuk mendidik karakter manusia?

Pada saat ini dengan jaman yang sudah berkembang dan informasi serta hasil riset terbaru mengenai manusia juga berkembang pesat, sehingga kebingungan untuk menjawab tantangan Pendidikan Karakter bisa terlewati dengan mudah.
Pend. karakter lebih berfokus kepada perubahan. Sebenarnya tidak hanya pendi-kar saja, semua pendidikan (Matematika, Bahasa dan lainnya)memfokuskan pada perubahan.
Bedanya pada pendi-kar sangat membutuhkan upaya lebih, dalam transfer ilmu. Karena hasilnya beroreantasi kepada perilaku dan sikap. Berbeda dengan pendidikan yang lain - sebagian besar beroreantasi pada nilai, angka di selembar kertas ujian.
Yang merupakan fokus utama, perubahan - sebelum manusia berubah maka dia harus mendapatkan masukan terlebih dahulu, masukan ini akan diterima serta diproses oleh pikiran sehingga terjadilah keputusan berubah atau tidak berubah.
Pertanyaannya, input/masukan yang bagaimana dapat merubah dan membuat perubahan itu menjadi permanen pada karakter manusia?

Pendidikan Karakter akan lebih menekankan pada aspek Psikologis manusia, sehingga banyak sekali “action” yang harus dilakukan.
Ya, Pendi-Kar bukan hanya dibicarakan dan dibahas (masuk telinga kiri,keluar dari mulut, alias debat terus) tetapi harus dilakukan, ingat fokus Pendi-Kar adalah Perilaku. Berikutnya, berbicara mengenai perilaku maka akan sangat erat dengan pola pikir dan emosi manusia.
Misal: Doni memukul Agus,
Pertanyaanya apakah sebelum memukul Agus, Doni tidak memproses gejolak emosi dipikiran dan hatinya? Tentu ada beribu alasan dan pertimbangan sehingga yang muncul sebagai pemenang adalah keputusan untuk memukul Agus. Jadi perilaku yang muncul sebelumnya telah diproses di pikiran serta dipengaruhi oleh emosi manusia (emosi positif dan negatif).

Karakter sebagai suatu penilaian yang subyektif terhadap kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat atau tidak dapat diterima oleh masyarakat. Karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik didalam masyarakat.

Sumber:Timothy Wibowo
Gambar:http://wapannuri.com

6 komentar:

  1. minimal hal tersebut bisa dilakukan via kegiatan yang positif.. :)

    tapi muncul pertanyaan lagi, sebenarnya manakah yang lebih berperan : rumah atau sekolah.. ? untuk menciptakan karakter..

    karena tidak sedikit kalimat - kalimat muncul : ohh karena ia banyak masalah di rumahnya..

    atau

    ohh karena di sekolah ia bergaul dengan siswa2 nakal..

    BalasHapus
    Balasan
    1. yah, kalau masalah peranan, akan berbanding sama.
      - Lingkungan yang ideal.
      Lingkungan, terutama keluarga yang merupakan faktor pendukung utama dalam pembentukan karakter anak, juga karena keluarga adalah tempat pendidikan pertama sebelum anak itu berada di sekolah. Dalam mewujudkan pendidikan yang ideal tentu tidak terlepas dari pendidikan, itu merupakan spesialisasi tersendiri yang asalnya dari pendidikan keluarga ke pendidikan sekolah.

      - Peranan orang tua. Salah satu upaya konkret untuk mendongkrak mutu pendidikan adalah dengan penguatan partisipasi ortu, dengan mengakomodasi pandangan, aspirasi, dan menggali potensi mereka untuk menjamin demokratisasi, transparansi, dan akuntabilitas.

      Hapus
  2. memang sulit, tapi coba kalo digali bakatnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya...akan lebih tepat solusinya dengan penerapan (in action)...karena hasil dari pendikar adalah perilaku. Perilaku yang berbudi, terpuji, bermoral.

      Jenjang pendidikan semakin tinggi diharapkan perilakunya juga menyamai akan bermoral tinggi pula.....(bagian ini yang sulit?).

      Dalam konteks lain, jadi berpikir,"Mengapa arah Pendikar ini hanya kepada anak-anak usia sekolah atau para mahasiswa?"....apakah para pejabat yang sudah TUA itu, tidak diberikan juga pendidikan kembali..disekolahkan lagi, dilatih lagi..mengenai bagaimana berkarakter yang baik (tulus- bukan hanya menjaga image).....atau para Politikus.....waah jadi kesana kemari ..ngocehnya..... :D

      Hapus
  3. pendidikan karakter memang perlu ya gan..:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, masalah yg mendasar sejak lama, tapi mencuat setelah ini...yaitu:
      Imbas dari kemajuan pola pikir yang negatif dari banyak orang, membenarkan segala cara, sy pernah mendengar dari teman yang masuk kedunia politik, dia ngomong "ingin menjadi anggota dewan bertujuan ingin mencari materi....apalagi ini sudah jamannya"..begitu kurang lebihnya.
      Coba!.. cara berpikir yang bagaimana ini, karakter apa yang dia bentuk dari mulai sekolah dulu sampai tue.....

      Hapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas