Dari berbagai data yang kuat menunjukan bahwa memiliki orang tua dengan kecerdasan emosional tinggi merupakan keuntungan besar bagi anak. Cara yang digunakan suami terhadap isteri dan sebaliknya dalam menangani perasaan akan menjadi sangat mempengaruhi ketrampilan emosional anak. Mikroanalisis yang dilakukan di University of Washington mengenai interaksi suami isteri memperlihatkan bahwa pasangan yang secara emosional terampil, ternyata juga lebih berhasil membantu anak dalam menghadapi perubahan emosi.
Dari gambaran sekilas bahwa tidak mudah untuk mengelola rumah tangga, permasalahan dapat timbul setiap saat dalam segala bentuknya. Suasana tenang damai dapat mendadak berubah menjadi kacau balau gara gara suatu kejadian tak terduga. Misal, anak terlibat dalam tawuran atau tertangkap basah bolos dari sekolah. Bagaimana menghadapi permasalahan itu agar membuahkan hasil seperti diharapkan semua pihak ? agar permasalahan yang timbul tidak serta merta mengganggu ketentraman dan merusak ketenangan, kiranya semua setuju bahwa hal itu akan lebih mudah dideteksi apabila semua pihak memiliki kecerdasan emosi. Karena emosi sangat melibatkan perasaan, faktor keimanan pun ikut menentukan.
Pribadi sendiri, jika nilai terbaik untuk kecerdasan emosi adalah 10, maka saya masih point 5...hiks.
Dari gambaran sekilas bahwa tidak mudah untuk mengelola rumah tangga, permasalahan dapat timbul setiap saat dalam segala bentuknya. Suasana tenang damai dapat mendadak berubah menjadi kacau balau gara gara suatu kejadian tak terduga. Misal, anak terlibat dalam tawuran atau tertangkap basah bolos dari sekolah. Bagaimana menghadapi permasalahan itu agar membuahkan hasil seperti diharapkan semua pihak ? agar permasalahan yang timbul tidak serta merta mengganggu ketentraman dan merusak ketenangan, kiranya semua setuju bahwa hal itu akan lebih mudah dideteksi apabila semua pihak memiliki kecerdasan emosi. Karena emosi sangat melibatkan perasaan, faktor keimanan pun ikut menentukan.
Pribadi sendiri, jika nilai terbaik untuk kecerdasan emosi adalah 10, maka saya masih point 5...hiks.
salam sahabat
BalasHapusuntuk emosi memang setiap diri manusia memilik emosi hanya saja bagaimana mengolahnya,sangat setuju dengan apresiasi mas arya dimana emosi sangat berperan penting,sedangkan keimanan memang mutlak dan tidal lepas dari diri jadi keimanan ini mempunyi akar akar emosi yang sangat relevan mas arya,kalau disebutkan mengenahi point saya malah 3 kemungkinan mas xixixixi...good luck ya
kita harus tenang dalam mengadapi masalah, baik antara suami-istri, anak-orang tua, anak-kawannya, anak-sekolah, sehingga semua dapat diselesaikan dengan baik, bila persoalan tidak diselesaikan dengan tenang dan cerdik persoalan yang kecil justru menjadi bencana.
BalasHapus:)
BalasHapusKalau saya gak salah itu EQ, yah? Saya dulu pernah mendapatkan pelatihan EQ dan ESQ di sana diajarkan bagaimana memanage emosi, menyalurkan emosi ke dlaam kegiatan-kegiatan positive dengan harapan kami menjadi generasi penerus yang punya EQ dan ESQ tinggi.
Punya IQ tinggi gak akan baik tanpa diimbangi EQ dan ESQ nya.
Salam!
salam sobat
BalasHapusbenar, lebih mudah terdeteksi apabila semua pihak memiliki kecerdasan emosi dan faktor keimanan ikut menentukan juga.
Salam kenal maukah menjadi follower di blog saya
BalasHapusyuph... Akan lebih lengkap jika kecerdasan IQ dan Emosi ditambah lagi dg kecerdasan Spiritual.
BalasHapusThanks buat pencerahannya, salam sobat :)
*sek mbacanya pelan2.. :)
BalasHapus