"Mulai bagaimana menyiapkan metodologinya, menyiapkan para guru yang akan menyampaikan materi anti korupsi ini, dan pelatihan para guru anti korupsi juga lebih diperkokoh lagi, sampai dengan bagaimana nanti cara mengevaluasinya," kata Nuh saat memberikan keterangan pers di ruang sidang Mendiknas gedung A, lantai 2, Kemdiknas. Nuh menambahkan, pelajaran pendidikan anti korupsi itu tidak akan menjadi mata pelajaran yang akan menambah beban peserta didik. "Jadi substansinya tidak begitu (beban). Pendidikan anti korupsi ini lebih seperti oksigen, dia bisa masuk, merasuk ke setiap mata pelajaran, ke setiap pokok bahasan, dan mata pelajaran apa saja bisa comply dengan pendidikan anti korupsi," katanya
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan, Haryono Umar, menyampaikan bahwa dalam pengimplementasian pendidikan anti korupsi ini diharapkan semua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi sudah menerapkan pendidikan anti korupsi. Di samping itu, Haryono juga menyampaikan kerjasama KPK dengan Kemdiknas, juga dalam rangka membangun Kemdiknas menjadi salah satu percontohan kementerian yang juga anti korupsi, sehingga nanti akan banyak ditiru oleh instansi yang lain. "Di tingkat anak-anak sekolah sudah terbangun pendidikan Anti Korupsi, di birokrasi juga terbangun percontohan-percontohan anti korupsi, itu yang akan kita jalankan," katanya.
sumber: (http://jardiknas.depdiknas.go.id)Menyimak apa yang dikatakan bapak Menteri, bahwa pelajaran tersebut bisa merasuk kesemua mata pelajaran, bisa disisipkan sebagai tambahan kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran, misal ; Agama, PKn, Bimbingan dan Konseling dan banyak lagi, bukan sebagai mata pelajaran baru yang berdiri sendiri.
Pada pelajaran TIK sendiri terdapat materi yang bisa dihubungkan kemasalah itu, yaitu etika dan moral terhadap karya cipta orang lain, pokok bahasannya mendidik siswa agar berperilaku jujur, dapat menghargai karya intelektual, tidak "mencaplok" punya orang tanpa izin.
Sedang materi anti korupsi ? tentu ada nilai kejujuran juga yang ditanamkan, menghargai kepentingan orang banyak, karena apa yang "ditilep" pasti ada haknya rakyat (orang banyak).
Harapan selalu optimis dengan ide baik tersebut, semoga bisa meminimalkan kerugian negara dari korupsi.
Disisipkan saja pada pelajaran agama. Seharusnya pelajaran agama bisa diperdalam lagi ke masalah pendidikan akhlak termasuk pelajaran untuk tidak korupsi.
BalasHapusya..upaya meminimalkan korupsi...semoga sesuai dengan harapan kita bersama...amin...:)
BalasHapuskayaknya pendidikan korupsi
BalasHapusharus diimbangi pendidikan agama :D
korupsi... ketika kita merasa takut akan Tuhan itu pasti bisa dicegah ^^
BalasHapusyang penting bilangnya : jangan korupsi...
BalasHapuskorupsi itu haram...
kalo bilangnya korupsi itu halal, wah sama saja
salam sobat
BalasHapussetuju mas, kalau pendidikan anti korupsi diajarkan di sekolah.
agar meminimalkan kerugian negara dan korupsi.
yang penting hukum di tegakkan lah prennn. mo pendidikan kayak apa metodenya gak da hukumnya ya gak ada efek jera dan sama aja kasih kesempatan. la wong dari nenek gw dah ada pendidikan pancasila ama agama la liat ja moral tu pejabat2 hitam (menjajah bangsa sendiri)
BalasHapussemangat pak guru.. ciptakan generasi anti korupsi
BalasHapussetuju bung... jadikan anti korupsi pelajaran wajib.. biar diindonesia gak ada korupsi lagi semangat semangat
BalasHapusberusaha meminimalkan korupsi,baik adanya.
BalasHapusnamun, bangsa ini masih perlu teladan utk itu, bagaimana bisa sukses memerangi korupsi, bila yg ada sekarang para koruptor itu sendiri gayanya sudah seperti seorang seleb, yang gak ada malunya , ketika ditangkap atau disidang kok malah tertawa2 sambil melambaikan tangan ?
moral dan akhlak lah yg mungkin bisa mencegah korupsi ini
salam
hmm.. apa benar pendidikan yang speerti ini beneran berguna dimasa depan !?
BalasHapusKarena, menurut saya, Korupsi itu bisa dicegah, bukan karena memiliki pendidikan sebelumnya, melainkan moral yang 'bersih' yang bisa menghindari tindakan tersebut =)
Yang pasti penting adalah kita (pendidik) dan para pejabat harus bisa memberi contoh, mulai dari hal yang kecil dulu. Begitu menurut saya.
BalasHapus