gambar cadas kreasi masyarakat praaksara. diambil dari Gua TEWET |
Coba kalian pahami, mengapa dalam penemuan-penemuan arkeologi, kerap ditemukan bukti-bukti kehidupan masyarakat purba berada dekat bantaran sungai, gua-gua dekat sungai/laut ?
Dan dari bukti temuan serta hasil penelitian bisa dikatakan bahwa pola hunian manusia purba memperlihatkan dua karakter khas hunian purba yaitu:
(1) kedekatan dengan sumber air dan
(2) kehidupan di alam terbuka.
Pola hunian itu dapat dilihat dari letak geografis situs-situs serta kondisi lingkungannya.
Beberapa contoh yang menunjukkan pola hunian seperti itu adalah situs-situs purba di sepanjang aliran Bengawan Solo (Sangiran, Sambungmacan, Trinil, Ngawi, dan Ngandong) dan situs purba di KAWASAN KARST SANGKULIRANG MANGKALIHAT- KALIMANTAN TIMUR
merupakan contoh-contoh dari adanya kecenderungan manusia purba menghuni lingkungan dipinggir/dekat sumber air, sungai, danau, alam atau kawasan terbuka.
Kondisi itu dapat dipahami mengingat keberadaan air memberikan beragam manfaat. Air merupakan
kebutuhan pokok bagi manusia. Air juga diperlukan oleh tumbuhan maupun binatang. Keberadaan air pada suatu lingkungan mengundang hadirnya berbagai binatang untuk hidup di sekitarnya.
Begitu pula dengan tumbuh-tumbuhan, air memberikan kesuburan bagi tanaman. Keberadaan air juga dimanfaatkan manusia sebagai sarana penghubung dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui
sungai, manusia dapat melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
Berikut tautan (link) untuk tugas siswa :
Corak kehidupan masyarakat praakasara
Materi dalam bentuk video dapat dilihat di: video youtube: Corak kehidupan masyarakat pra aksara
The geographical location is one of the fundamental aspects in the process of archaeological research. Many historical facts are determined through this.
BalasHapus