Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

8 Paradigma Kurikulum 2013

Paradigma kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013, ada 8 paradigma pembelajaran baru yang mesti dimiliki setiap guru, manajemen sekolah, dan pengawas sebelum mereka mengimplementasikannya di lapangan. Ke 8 paradigma itu adalah:

1. Fokus pembelajaran yang paradigmanya ke materi/isi bergeser ke proses. Paradigma ini meminta setiap pembelajaran di kelas agar dapat menghasilkan siswa yang berkompetensi. Bukan seperti yang banyak terjadi saat ini, ketuntasan pembelajaran siswa di kelas lebih diukur dari penyelesaian materi yang diajarkan.

2. Hak mengajar yang selama ini paradigmanya dimiliki guru bergeser ke siswa. Paradigma ini menegaskan bahwa siswalah yang akan belajar. Dialah yang menentukan apakah hak mengajar tersebut diberikan pada gurunya atau tidak. Ini sejalan dengan apa yang dikatakan Galileo Galilei 400 tahun lalu, “tidak ada manusia yang mau diajari, mereka hanya bisa belajar dengan cara menggali dari dirinya sendiri”

3. Ekspektasi pembelajaran yang paradigmanya tentang apa akan bergeser ke seperti apa dan bagaimana. Pembelajaran yang memberikan pengetahuan belaka, hanyalah akan menghasilkan siswa yang padai berkomentar tanpa tahu bagaimana bersikap dan berbuat. Siswa seperti ini akan mengandalkan hapalan dan pandai menjawab soal-soal ujian tulis seperti yang banyak terjadi saat ini,

4. Pengajaran guru yang selama ini paradigmanya bagaikan seorang expert akan bergeser ke fasilitator. Sebagaimana diketahui bersama. Sumber belajar saat ini, tentu bukan hanya guru. Alam, internet, buku bisa menjadi sumber belajar, bahkan mungkin lebih efektif. Guru jaman sekarang hanya diminta untuk secara kreatif mengajari siswanya mau dan bisa belajar menguasai materi-materi. Bukan lagi guru yang mengajari materi-materinya.

5. Siswa yang selama ini paradigmanya pasif akan bergeser ke siswa yang aktif mengkontruksi pengetahuannya sendiri. Yaitu paradigma yang menjelaskan bahwa siswalah yang belajar, sehingga dialah yang akan melakukan sesuatu sampai apa yang ingin diketahuinya dan dibisainya tercapai. Bukan belajar dengan hanya mendengarkan penjelasan guru dan berikutnya menjawab soal.

6. Paradigma kesalahan dalam pembelajaran yang selama ini tabu, akan bergeser menjadi kesalahan sebagai tools pembelajaran. Siswa yang notabene lagi belajar, ya tentulah banyak melakukan kesalahan. Namun apakah belajar selalu harus dari yang benar. Bisa saja guru menjadikan sebuah kesalahan untuk menjadi pembelajaran yang tidak boleh dicontoh atau tidak boleh dilakukan (lagi) oleh siswanya.

7. Kelas yang paradigmanya selama ini diprogram secara kaku akan bergeser ke kelas yang fleksibel dan mengakomodasi fenomena terkini. Bahwa belajar harus berada di kelas, dengan aturan yang “mengkotakkan” siswa untuk mengikuti materi seperti dalam buku, menjadi tidak membumi.Tantangan perkembangan zaman yang begitu cepat, harus dijawab oleh guru agar para siswanya bisa berperan menjadi manusia seutuhnya dalam mengikuti modernisasi dunia.

8. Penekanan pembelajaran yang selama ini lebih menonjolkan teori, akan bergeser ke pembelajaran yang lebih menekankan bagaimana siswa bisa melakukan. Untuk itu, tepatlah bila jam pembelajaran dalam kurikulum baru akan memerlukan waktu yang lebih lama. Karena dalam kurikulum baru kompetensi yang harus dicapai siswa tidak hanya tengtang pengetahuan (teori), tetapi juga sikap dan ketrampilan.

Sumber pendidikan dan belajar:http://edukasi.kompasiana.com; Achmad Holil
Gambar:http://www.lcc.ac.id

12 komentar:

  1. wah, kalo pendapat saya sih .. apapun itu kurikulumnya harus di kaji dulu dari keberhasilan kurikulum sebelumnya... tapi apapun kurikulumnya semoga pendidikan di Indonesia semakin maju deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas,apapun...mesti diuji dahulu dengan diterapkan.

      Hapus
  2. saya suka pendapat Galileo karna memang begitu adanya...
    :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, walau siswa dalam statusnya yang masih muda, sedikit pengalaman dan seterusnya, tetap mereka tidak bisa dipaksa... "tidak ada manusia yang mau diajari, mereka hanya bisa belajar dengan cara menggali dari dirinya sendiri”.

      Hapus
  3. terus gmn dengan hilangnya budipekerti iia kang..?!! hiks.. hmm..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beberapa materi akan diintegrasikan kebeberapa materi lain, seperti budi pekerti akan masuk ke ranah Agama, PKN.....

      Hapus
  4. jadi murid juga harus aktif ya pak untuk menggunakan haknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ija bu ^_^ ...menggali kemampuan diri sendiri dengan di berikan fasilitas.

      Hapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas