Bukan dalam bentuk suka-suka atau segala hal yang menurutkan semau diri.
Tetapi mesti tetap mengikut jalur yang ada didepan. Tidak usah melihat batasan yang berada diluar karena didalam dirimu terdapat pembatas. Kecenderungan berputus asa lah yang membuat kamu sering melanggar pembatas dasar kepribadian diri. Padahal itu sudah karunia yang mesti dipelihara, tidak usah beban karena dia diciptakan bukan untuk beban, tapi sebagai penerang untuk pembeda antara yang baik dan buruk.
Kemarin ujian semester berlalu, menyisakan rangkaian penilaian yang cukup membuat kamu gusar ?
Ujian dihadapi dengan enteng, karena setelah itu menuntut remidi....ya memang itu hak kamu untuk memperbaiki nilai, tapi prosedur itu pun bukan acuan untuk merangsang nalar dasar kamu untuk berubah.
Dan kamipun bukan robot yang serba kaku, tidak ada toleransi. Proses perbaikan tidak selalu sama dengan yang lain. Belajarlah terlebih dahulu untuk merasakan ketidak nyamanan, yang sebenarnya diperbuat sendiri.
Berekspresilah dengan bermartabat, bukan semau gue....
Ada prioritas dalam berperilaku dengan bebas....yang mana didahulukan dan bagian apa yang mesti dinomor duakan....atau malah ditiadakan.
Aku dan kamu tidak ada bedanya, sama manusia, masalah kecerdasan, kearifan, dan kebaikan lainnya adalah milik bersama, siapa dulu yang meraih itu mungkin yang bisa jadi pembeda.
Tetapi mesti tetap mengikut jalur yang ada didepan. Tidak usah melihat batasan yang berada diluar karena didalam dirimu terdapat pembatas. Kecenderungan berputus asa lah yang membuat kamu sering melanggar pembatas dasar kepribadian diri. Padahal itu sudah karunia yang mesti dipelihara, tidak usah beban karena dia diciptakan bukan untuk beban, tapi sebagai penerang untuk pembeda antara yang baik dan buruk.
Kemarin ujian semester berlalu, menyisakan rangkaian penilaian yang cukup membuat kamu gusar ?
Ujian dihadapi dengan enteng, karena setelah itu menuntut remidi....ya memang itu hak kamu untuk memperbaiki nilai, tapi prosedur itu pun bukan acuan untuk merangsang nalar dasar kamu untuk berubah.
Dan kamipun bukan robot yang serba kaku, tidak ada toleransi. Proses perbaikan tidak selalu sama dengan yang lain. Belajarlah terlebih dahulu untuk merasakan ketidak nyamanan, yang sebenarnya diperbuat sendiri.
Berekspresilah dengan bermartabat, bukan semau gue....
Ada prioritas dalam berperilaku dengan bebas....yang mana didahulukan dan bagian apa yang mesti dinomor duakan....atau malah ditiadakan.
Aku dan kamu tidak ada bedanya, sama manusia, masalah kecerdasan, kearifan, dan kebaikan lainnya adalah milik bersama, siapa dulu yang meraih itu mungkin yang bisa jadi pembeda.
Dalem nih, curhatan apa kritikan buat para siswanya?!
BalasHapusSemakin sering siswa di gembleng, barulah mereka sadar. Atau, mereka baru sadar setelah yang diinginkannya tak bisa dicapai.Tapi hanya sedikit dari mereka, karena kurang mensyukuri dan melihat enaknya saja...
salam :)