Kecerdasan spiritual walau masih bisa diperdebatkan dalam ranah akademis secara panjang lebar,
tetapi dari tulisan definisinya (mengutip dari pemikir Danah Zohar dan Ian Marshall, Marsha Sinetar) dapat ditegaskan
bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berada jauh di dalam diri kita,
di dalam jiwa kita, yang terhubung dengan kearifan, melampaui ego kita, melampaui pikiran sadar, suatu kecerdasan yang tidak saja membuat kita mampu mengenali nilai-nilai yang sudah ada (existing values), tetapi juga memampukan kita untuk menemukan nilai-nilai baru secara kreatif;
...kecerdasan yang kita pergunakan untuk memecahkan masalah mengenai makna (hidup) dan nilai;
...kecerdasan yang membuat kita dapat menempatkan tindakan-tindakan dan kehidupan kita dalam konteks meaning-giving secara lebih luas dan lebih kaya;
...kecerdasan yang membuat kita mampu menilai bahwa suatu sebab dari tindakan atau pola hidup lebih bermakna daripada yang lain;
...kecerdasan yang menjadi kompas, dan panduan hidup, atau hati nurani.
Bagi mereka-ketiga pemikir tersebut, kecerdasan spiritual tidak "tergantung" pada "agama", dalam arti orang yang Spiritual Intelligence (SI) -nya tinggi belum tentu orang yang beragama dalam arti formal/umum.
Ia lebih bergantung pada "spiritualitas", yakni apa yang oleh sementara orang disebut sebagai "Agama" dengan A besar (dalam arti maksud Agama adalah semacam induk dari berbagai agama-...???? runyam! ^_^).
Studi tentang kecerdasan spiritual antara lain dipicu pula oleh berbagai penelitian tentang keberadaan "God-spot" dalam otak manusia.
Ada titik Tuhan dalam diri setiap manusia, entah ia beragama atau tidak, yang membuat kecerdasan spiritual lebih memungkinkan orang menghayati agamanya masing-masing.
ilmu dan akal perdebatan ilmiah manusia masalah titik Tuhan masih belum jelas. Maka dalam Tauhid adalah sudah memperjelas.
Bahkan dengan ber-Tauhid manusia dapat menemui (mengenal Tuhan) secara mendalam dan rasa.
Dan inilah sebenarnya "kecerdasan spiritual" yang utama. Cerdas bahwa diri ini memakai Hak Allah, sadar diri bahwa semua berlaku karena ketentuan Allah.
Cerdas bahwa dengan perantara agama-memeluk agama-berIslam-manusia bisa mempelajari bagaimana ber-Tauhid.
Dan semua point/definisi diatas akan terlampaui...
Gambar:http://muxlimo.blogspot.com
tetapi dari tulisan definisinya (mengutip dari pemikir Danah Zohar dan Ian Marshall, Marsha Sinetar) dapat ditegaskan
bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berada jauh di dalam diri kita,
di dalam jiwa kita, yang terhubung dengan kearifan, melampaui ego kita, melampaui pikiran sadar, suatu kecerdasan yang tidak saja membuat kita mampu mengenali nilai-nilai yang sudah ada (existing values), tetapi juga memampukan kita untuk menemukan nilai-nilai baru secara kreatif;
...kecerdasan yang kita pergunakan untuk memecahkan masalah mengenai makna (hidup) dan nilai;
...kecerdasan yang membuat kita dapat menempatkan tindakan-tindakan dan kehidupan kita dalam konteks meaning-giving secara lebih luas dan lebih kaya;
...kecerdasan yang membuat kita mampu menilai bahwa suatu sebab dari tindakan atau pola hidup lebih bermakna daripada yang lain;
...kecerdasan yang menjadi kompas, dan panduan hidup, atau hati nurani.
Bagi mereka-ketiga pemikir tersebut, kecerdasan spiritual tidak "tergantung" pada "agama", dalam arti orang yang Spiritual Intelligence (SI) -nya tinggi belum tentu orang yang beragama dalam arti formal/umum.
Ia lebih bergantung pada "spiritualitas", yakni apa yang oleh sementara orang disebut sebagai "Agama" dengan A besar (dalam arti maksud Agama adalah semacam induk dari berbagai agama-...???? runyam! ^_^).
Studi tentang kecerdasan spiritual antara lain dipicu pula oleh berbagai penelitian tentang keberadaan "God-spot" dalam otak manusia.
Ada titik Tuhan dalam diri setiap manusia, entah ia beragama atau tidak, yang membuat kecerdasan spiritual lebih memungkinkan orang menghayati agamanya masing-masing.
***
Sebagai pembanding, jika dalam tataran Bahkan dengan ber-Tauhid manusia dapat menemui (mengenal Tuhan) secara mendalam dan rasa.
Dan inilah sebenarnya "kecerdasan spiritual" yang utama. Cerdas bahwa diri ini memakai Hak Allah, sadar diri bahwa semua berlaku karena ketentuan Allah.
Cerdas bahwa dengan perantara agama-memeluk agama-berIslam-manusia bisa mempelajari bagaimana ber-Tauhid.
Dan semua point/definisi diatas akan terlampaui...
Gambar:http://muxlimo.blogspot.com
kecerdasan spirituual lebih penting ya pak
BalasHapusiya bu, membuat kita semakin sadar bahwa ilmu dari akal pikiran kalah dengan hati
Hapusartikelnya serasa penuh filsafat hidup ya :) salam kenal
BalasHapuswaaah sy kedatangan model BlogCamp ni...ooo serasa tersanjung.......^__^ terimakasih berjuta mbak yu atas kesudiannya berkunjung dan berkomentar...dan jelas sy lelaki tyulen kok... hehehe
HapusBanyak ya guru spiritual di mana2, tapi mereka bukan pemuka agama ya...
BalasHapusbisa dikatakan begitu, tinggal kita mesti hati-hati jangan sampai salah jalan..
HapusAwal mula dakwah Rasululloh SAW di Mekah selama kurang lebih 13 tahun adalah membenahi ketauhidan, dan setelah ini tercapai ternyata dakwah untuk lainnya menjadi lebih gampang masuk dan sangat bermakna dalam kehidupan para Sahabat bahkan sampai kelak kiamat, Insya Alloh
BalasHapusTerimakasih pa Ies....InsyaAlloh...dengan pembenahan di Tauhid yang benar maka setiap manusia akan menyadari bahwa tidak satu pun yang luput dari pengawasan Alloh.
HapusTidak hanya mampu memahami tauhid dengan ilmu dan akal tetapi sangat harus kita sampai merasakannya.....sehingga menjadi muttaqin...wallahualam