Hidup sesudah mati, apakah ada?
Setelah mati, apakah ada "kehidupan"? Dalam keyakinan agama, iya jawabnya. Tetapi ini dikupas dalam sisi ilmu pengetahuan manusia yang notabene penuh dan mesti masuk logika. Apakah bisa diterima dan adakah teorinya?
Banyak dari kita, kematian adalah hal yang menakutkan. Kita pun percaya bahwa sesuatu yang hidup suatu saat akan mati-mengasosiasikan diri ini dengan tubuh, yang pasti berangsur lemah dan mati.
Dan setelah jasad ini mati, apakah ada "kegiatan" lain dari apa yang disebut hidup itu?
Kehidupan setelah kematian, dari teori ilmiah baru menunjukan bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya.
Salah satu aspek yang terkenal dari fisika kuantum adalah bahwa pengamatan tertentu tidak dapat diprediksi secara tepat dan benar. Sebaliknya, ada berbagai kemungkinan pengamatan masing-masing dengan probabilitas yang berbeda. Satu penjelasan utama, interpretasi "banyak dunia", menyatakan bahwa masing-masing pengamatan yang mungkin sesuai dengan alam semesta yang berbeda pula(multi dimensi ruang dan waktu).
Sebuah teori ilmiah baru - disebut biocentrism - menjelaskan tentang pendapat ini.
Semua alam semesta yang mungkin ada secara bersamaan, terlepas dari apa yang terjadi dalam salah satu dari mereka. Meskipun tubuh individu manusia ditakdirkan untuk rusak atau mati, perasaan hidup – ‘Siapakah aku?’ – hanyalah sedikit energi yang beroperasi di otak kita. Akan tetapi energi ini tidak hilang saat kematian.
Salah satu aksioma paling pasti dari ilmu pengetahuan adalah bahwa energi tidak pernah mati, melainkan tidak dapat diciptakan atau dihancurkan. Namun apakah energi ini berpindah-pindah melampaui dari satu dunia ke dunia yang lain?
Pertimbangan percobaan yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Science menunjukkan bahwa ilmuwan bisa mengubah sesuatu yang telah terjadi di masa lalu.
Partikel bisa memutuskan bagaimana mereka bereaksi ketika partikel tersebut mengenai/menerpa Beam Splitter/alat optik pemisah cahaya. Kemudian, eksperimen bisa mengubah saklar kedua atau mematikannya.
Ternyata bahwa apa yang diputuskan pengamat pada saat itu, menentukan apa reaksi partikel di masa lalu. Terlepas dari pilihan Anda, Anda nanti yang akan mengalami hasil yang akan dihasilkan dari keputusan ini. Keterkaitan antara berbagai sejarah dan alam semesta melampaui ide-ide yang biasa kita hadapi dalam ruang dan waktu kita.
Menurut Biocentrism, ruang dan waktu bukanlah seperti benda padat/keras yang dapat dilihat dan diraba.
Seperti kita melambaikan tangan ke atas/udara - jika kita -seolah-mengambil sesuatu saat melambai tersebut, apa yang terasa dan tersisa? Tidak ada.
Hal yang sama berlaku untuk waktu. Anda tidak dapat melihat apa-apa melalui mata dan pikiran yang mengelilingi otak Anda. Segala sesuatu yang Anda lihat dan alami sekarang adalah pusaran informasi yang terjadi dalam pikiran Anda. Ruang dan waktu hanya alat untuk meletakkan segala sesuatu bersama-sama.
Kematian bukanlah akhir dari segala kegiatan kita, dunia ini tak terbatas.
Pada akhirnya, bahkan Einstein mengakui (ucapan Einsten kepada teman lamanya yang bernama Besso)
"Masalah meninggalkan dunia (mati) ini sedikit aneh menurut saya. Bukan apa. Orang-orang seperti kita ... paham bahwa tentang perbedaan antara masa lalu, sekarang, dan masa depan hanya ilusi di kerasnya kepala ini".
"Keabadian tidak berarti keberadaan abadi dalam waktu tanpa akhir, melainkan berada di luar waktu sama sekali".
Gambar:
http://puterablog1malaysia.blogspot.com
http://web.mit.edu
Setelah mati, apakah ada "kehidupan"? Dalam keyakinan agama, iya jawabnya. Tetapi ini dikupas dalam sisi ilmu pengetahuan manusia yang notabene penuh dan mesti masuk logika. Apakah bisa diterima dan adakah teorinya?
Banyak dari kita, kematian adalah hal yang menakutkan. Kita pun percaya bahwa sesuatu yang hidup suatu saat akan mati-mengasosiasikan diri ini dengan tubuh, yang pasti berangsur lemah dan mati.
Dan setelah jasad ini mati, apakah ada "kegiatan" lain dari apa yang disebut hidup itu?
Kehidupan setelah kematian, dari teori ilmiah baru menunjukan bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya.
Salah satu aspek yang terkenal dari fisika kuantum adalah bahwa pengamatan tertentu tidak dapat diprediksi secara tepat dan benar. Sebaliknya, ada berbagai kemungkinan pengamatan masing-masing dengan probabilitas yang berbeda. Satu penjelasan utama, interpretasi "banyak dunia", menyatakan bahwa masing-masing pengamatan yang mungkin sesuai dengan alam semesta yang berbeda pula(multi dimensi ruang dan waktu).
Sebuah teori ilmiah baru - disebut biocentrism - menjelaskan tentang pendapat ini.
Semua alam semesta yang mungkin ada secara bersamaan, terlepas dari apa yang terjadi dalam salah satu dari mereka. Meskipun tubuh individu manusia ditakdirkan untuk rusak atau mati, perasaan hidup – ‘Siapakah aku?’ – hanyalah sedikit energi yang beroperasi di otak kita. Akan tetapi energi ini tidak hilang saat kematian.
Salah satu aksioma paling pasti dari ilmu pengetahuan adalah bahwa energi tidak pernah mati, melainkan tidak dapat diciptakan atau dihancurkan. Namun apakah energi ini berpindah-pindah melampaui dari satu dunia ke dunia yang lain?
Pertimbangan percobaan yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Science menunjukkan bahwa ilmuwan bisa mengubah sesuatu yang telah terjadi di masa lalu.
Partikel bisa memutuskan bagaimana mereka bereaksi ketika partikel tersebut mengenai/menerpa Beam Splitter/alat optik pemisah cahaya. Kemudian, eksperimen bisa mengubah saklar kedua atau mematikannya.
Ternyata bahwa apa yang diputuskan pengamat pada saat itu, menentukan apa reaksi partikel di masa lalu. Terlepas dari pilihan Anda, Anda nanti yang akan mengalami hasil yang akan dihasilkan dari keputusan ini. Keterkaitan antara berbagai sejarah dan alam semesta melampaui ide-ide yang biasa kita hadapi dalam ruang dan waktu kita.
Menurut Biocentrism, ruang dan waktu bukanlah seperti benda padat/keras yang dapat dilihat dan diraba.
Seperti kita melambaikan tangan ke atas/udara - jika kita -seolah-mengambil sesuatu saat melambai tersebut, apa yang terasa dan tersisa? Tidak ada.
Hal yang sama berlaku untuk waktu. Anda tidak dapat melihat apa-apa melalui mata dan pikiran yang mengelilingi otak Anda. Segala sesuatu yang Anda lihat dan alami sekarang adalah pusaran informasi yang terjadi dalam pikiran Anda. Ruang dan waktu hanya alat untuk meletakkan segala sesuatu bersama-sama.
Kematian bukanlah akhir dari segala kegiatan kita, dunia ini tak terbatas.
Pada akhirnya, bahkan Einstein mengakui (ucapan Einsten kepada teman lamanya yang bernama Besso)
"Masalah meninggalkan dunia (mati) ini sedikit aneh menurut saya. Bukan apa. Orang-orang seperti kita ... paham bahwa tentang perbedaan antara masa lalu, sekarang, dan masa depan hanya ilusi di kerasnya kepala ini".
"Keabadian tidak berarti keberadaan abadi dalam waktu tanpa akhir, melainkan berada di luar waktu sama sekali".
Gambar:
http://puterablog1malaysia.blogspot.com
http://web.mit.edu
Soal adanya kehidupan setelah mati memang masih banyak yang penasaran mengenai hal itu bahkan Nabi Ibrahim pun meminta bukti kepada Allah untuk menguatkan keimanannya. Allah SWT membuktikan kepada Nabi Ibrahim dengan menjadikan empat burung yang mati yang dipotong-potong tubuhnya bisa hidup kembali. Kalo kita manusia biasa tentu sulit membuktikannya.
BalasHapusTapi yang pasti kita semua akan mengalami kematian. Dan kita sendiri akan melihat bukti bahwa ada kehidupan setelah mati itu.
untuk yang beragama masalah ini bagian dari keyakinan.
Hapusperlu dipertimbangkan, yaitu keseimbangan pola pikir manusia untuk mengharmoniskan antara keyakinan tentang masalah gaib dan masalah dunia nyata.
Salah satu tidak boleh berat sebelah, mesti balance, jika ini didapat maka kesejahteraan lahir batin akan terjadi.
Yakin itu aja deh kalo menurut saya, soalnya kalo di lihat dari konteks ilmu pengetahuan pasti ada sisi yang tidak bisa diungkap. Dari pada membebani fikiran mending kita yakin saja, biarlah hal seperti itu menjadi urusan Allah saja
BalasHapusiya, masalah gaib memang menjadi urusan Allah, manusia perlu hati-hati jika ingin "memahaminya"...karena banyak fitnah dan tipu daya syetan....
Hapusadanya kehidupan dan kematian sebenarnya adalah ujian seperti firman Allah SWT:
BalasHapus(Allah) yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapakah di antara kamu yang paling baik amalnya (QS Al-Mulk [67]: 2).
untuk menguji tingkat ketaqwaan manusia....
Hapushidup setelah mati ada, tapi kita baru merasakan seperti apa, nanti setelah maut menjemput kita
BalasHapus^__^ iya....siapa yang mau lebih dahulu???
Hapus.. kalo menurut aq ada, cz aq pernah kepada pak uztadz gitu. yachhh,, walo pun kata peterpan tak ada yang abadi. namun kehidupan yang abadi itu ada setelah kita meninggal dunia. bener gak pak guru?!? he..86x ..
BalasHapus