Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Gak ada Judul

Dalam suatu pembicaraan, apabila seseorang menyebut tentang sekelompok manusia bertubuh pendek, berkulit kuning, gemar bekerja keras, berpenampilan sopan dan ramah, dengan cepat kita dapat mengatakan bahwa yang dimaksud adalah orang Jepang. Seandainya ciri tersebut terakhir diganti dengan berpenampilan agak kasar, yang sedang dibicarakan pastilah orang Korea. Dengan mudah pula kita dapat mengatakan, siapa yang dimaksud apabila mendengar seseorang berbicara tentang sekelompok orang berkulit putih, bertubuh tinggi besar, bersikap angkuh, tetapi berperilaku sopan dan gemar bekerja keras. Tanpa perlu mempertimbangkan lebih lanjut, kita segera tahu bahwa mereka adalah orang Inggris.
Pelukisan seperti itu lazim disebut cerminan identitas suatu bangsa. Muncul sebuah pertanyaan, bagaimana menyimpulkan secara tepat identitas bangsa Indonesia ?
Tidak dapat disangkal, bahwa pelukisan kepribadian yang sering terdengar tentang orang Indonesia adalah ramah tamah, senang gotong royong, berbudi luhur dan sebagainya. Bagaimana yang sebenarnya ?
Lupakah kita pada peristiwa Mei 1998 ? atau peristiwa disetiap pilkada ? atau lagi sikap anarkis calon intelektual ( mahasiswa dibeberapa daerah ) ?...
Tapi kalau kita bertanya pada sekelompok orang, seperti :
Tanya :"Apakah orang Indonesia menunjukan sikap ramah pada saat ia berbicara ?"
Pasti dijawab serentak : "Ya."
Tanya : "Apakah sikap ramah ini langsung berubah saat lawan bicara meninggalkan ruangan?"
Dijawab :"Kadang-kadang, ya."
Tanya :"Adakah kecenderungan untuk membicarakan kejelekan lawan bicara dibelakang punggungnya ?"
Jawab : "Kadang-kadang, ya."
Tanya :"Kadang-kadang, sering atau selalu ?"
Dijawab : "Sering."
Tanya :"Kalau begitu, bolehkah ditarik kesimpulan, bahwa orang Indonesia memang memiliki sikap ramah tamah, namun sekaligus juga gemar membicarakan kejelekan lawan bicara dibelakang punggungnya."
Jawab :"Tidak selalu."
Tanya :"Tetapi sering terjadi. Kalau begitu, bagaimana sebutan yang pas bagi sikap seperti itu ?"
Jawab :"Munafik !"
-----------------------------------------
"Gak ada judul, biar yang membaca menafsirkan sendiri "

7 komentar:

  1. hehe..ada tambahan lagi...
    "apakah ada koruptor di indonesia?"

    BalasHapus
  2. Kesimpulan yang terakhir itu tentu kesimpulan yang tergesa-gesa. Bangsa lain juga sering mengatakan " We are friends ", tetapi nyatanya...mereka diam-diam berusaha untuk melakukan kegiatan yang tak sejalan dengan ucapannya itu.

    Mari kita tunjukkan bahwa kita benar2 bangsa yang ramah-tamah, kapan saja, dimana sja dan dengan siapa saja.

    salam hangat dari Plesiran, blog untuk mempromosikan pariwisata daerah anda secara gratis. Pengirim artiukelnya bahkan akan mendapat tali asih sebuah buku sesuai pilihan anda. Bagaimana dengan Kaltim ?

    BalasHapus
  3. Tapi ramah tamah itu sikap yang bagus lho...

    BalasHapus
  4. Salam

    Kalau menyimpulkan secara tepat identitas Indonesia bisa diwakilkan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, kenapa? karena setiap dari kita tahu Indonesia itu kaya dia memiliki adat istiadat, bahasa, dan suku yg beragam tentunya berbeda juga pola cara pandangnya.

    Sikap 'munafik' itu terbentuk karena lingkungan dan keadaan unutk mencari suatu dukungan bahkan keuntungan. jadi hemat saya, sikap ramah tamah adalah satu dari sekian cara agar tidak terjadi sebuah perselisihan berkepanjangan.

    Salam kawan

    BalasHapus
  5. baik didepan tetapi buruk dibelakang... >.<

    BalasHapus
  6. saya jadi kepikiran mengenai sebuah artikel
    "batik itu milik negara mana ?!"

    Kita sebagai orang Indonesia selalu mengaku kalau Batik itu dari indonesia.
    Tp, mengapa kita tidak bangga dengan Batik !?
    Kenapa saya blg seperti itu, karena kalau dipikir-pikir. Bila ada seorang anak muda yang memakai batik datang ke mall-mall atau tempat umum. Pasti mata mata sekeliling akan tertuju pada anak muda tersebut dengan pandangan aneh..

    Tanya kenapa!?

    BalasHapus
  7. realitasnya emang kayak gitu
    di depan sok baik
    tapi dibelakang suka ngumpat >.<
    bisa dibilang plin plan si

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas