Pengaruh bahasa GAUL siswa di kelas, terjemahan bebas dari judul asli How Slang Affects Students in the Classroom
Apakah media sosial dan pesan teks/SMS berdampak negatif pada siswa SMA?
Cara siswa berkomunikasi dengan teman atau yang lainnya melalui media sosial dan pesan teks merambah masuk ke ruang kelas di SMA seluruh negeri.
Logat istilah dan teks-berbicara seperti IDK (I don't know), SMH (shaking my head), dan BTW (by the way) telah menjadi kebiasaan umum pada berbagai kegiatan dan tugas siswa, membuat beberapa guru SMA tidak yakin bagaimana cara mengatasi masalah ini.
Terry Wood, seorang guru bahasa di SMA Ryken St Mary di Leonardtown, Md., telah melihat "penurunan dramatis" dalam kemampuan menulis siswanya.
"Karena Tweeting, Facebook, dan SMS."
"Mereka tidak memanfaatkan atau menggunakan tanda baca dan kata-dengan tepat lagi," kata Wood, seorang guru dengan 10 tahun pengalaman mengajar, "Bahkan di E-mail untuk guru atau pada tugas menulis, setiap kata atau kalimat sekarang disingkat menjadi satu."
Menurut sebuah survei dari 700 siswa usia 12 hingga 17 tahun, oleh Pew Internet & American Life Project, 85 persen dari responden melaporkan menggunakan bentuk komunikasi elektronik, baik melalui pesan instan, pesan teks, atau media sosial. Mereka tumbuh dewasa di era teknologi, siswa mungkin tidak menyadari ( telah menyalahi kaidah berbahasa), mereka menggunakan jalan pintas cara berbahasa (bahasa gaul) di dalam kelas, kata Allie Sakowicz, seorang guru senior di SMA Maine Selatan di Park Ridge, Illinois.
"Saya pikir, siswa bahkan tidak menyadari bahwa mereka melakukan itu," dalam catatan Sakowicz. "Ketika kita menggunakan semua media sosial kita tidak memikirkan kata-kata dengan ejaan yang tepat, tetapi secara alami akan dipahami sendiri oleh mereka."
Bahkan, 64 persen siswa dalam penelitian yang dilaporkan, secara "tidak sengaja" menggunakan bentuk singkatan pada jejaring SMS atau sosial. Dan masalahnya tidak berakhir di sana, Sakowicz menambahkan bahwa para guru muda melihat itu hal biasa dari pergaulan dan "membiarkannya."
"Bukan berarti mereka seperti itu (ingin merusak tata bahasa), tapi ini seperti ketidak sengajaan yang terbiasa" katanya. "Guru yang lebih tua dan tidak akrab dengan semua perangkat media sosial benar-benar marah, apakah ini yang menjadi bahasa kita."
Sementara ahli bahasa pada kata-kata gaul mengatakan kecenderungan ini hanya merupakan evolusi bahasa, Chad Dion Lassiter (professor of race relations at the University of Pennsylvania), menganggap "sebagai sebuah penurunan budaya."
(Lassiter memimpin program bimbingan akademik untuk siswa SMA di daerah Philadelphia dan telah lama mengamati pada masalah komunikasi).
"Kami melihat pada beberapa keterampilan menulis dan yang saya saksikan adalah ada kesalahan komunikasi karena fakta bahwa komunikasi mereka sangat terbatas (pengaruh teknologi yang serba praktis dan kesibukan)," katanya. "Masalahnya pada kita (banyak orang dewasa), adalah harus melatih memberikan contoh pada orang muda/siswa untuk bertanggung jawab pada masalah ini."
Sumber: RYAN LYTLE
US News Education
Apakah media sosial dan pesan teks/SMS berdampak negatif pada siswa SMA?
Cara siswa berkomunikasi dengan teman atau yang lainnya melalui media sosial dan pesan teks merambah masuk ke ruang kelas di SMA seluruh negeri.
Logat istilah dan teks-berbicara seperti IDK (I don't know), SMH (shaking my head), dan BTW (by the way) telah menjadi kebiasaan umum pada berbagai kegiatan dan tugas siswa, membuat beberapa guru SMA tidak yakin bagaimana cara mengatasi masalah ini.
Terry Wood, seorang guru bahasa di SMA Ryken St Mary di Leonardtown, Md., telah melihat "penurunan dramatis" dalam kemampuan menulis siswanya.
"Karena Tweeting, Facebook, dan SMS."
"Mereka tidak memanfaatkan atau menggunakan tanda baca dan kata-dengan tepat lagi," kata Wood, seorang guru dengan 10 tahun pengalaman mengajar, "Bahkan di E-mail untuk guru atau pada tugas menulis, setiap kata atau kalimat sekarang disingkat menjadi satu."
Menurut sebuah survei dari 700 siswa usia 12 hingga 17 tahun, oleh Pew Internet & American Life Project, 85 persen dari responden melaporkan menggunakan bentuk komunikasi elektronik, baik melalui pesan instan, pesan teks, atau media sosial. Mereka tumbuh dewasa di era teknologi, siswa mungkin tidak menyadari ( telah menyalahi kaidah berbahasa), mereka menggunakan jalan pintas cara berbahasa (bahasa gaul) di dalam kelas, kata Allie Sakowicz, seorang guru senior di SMA Maine Selatan di Park Ridge, Illinois.
"Saya pikir, siswa bahkan tidak menyadari bahwa mereka melakukan itu," dalam catatan Sakowicz. "Ketika kita menggunakan semua media sosial kita tidak memikirkan kata-kata dengan ejaan yang tepat, tetapi secara alami akan dipahami sendiri oleh mereka."
Bahkan, 64 persen siswa dalam penelitian yang dilaporkan, secara "tidak sengaja" menggunakan bentuk singkatan pada jejaring SMS atau sosial. Dan masalahnya tidak berakhir di sana, Sakowicz menambahkan bahwa para guru muda melihat itu hal biasa dari pergaulan dan "membiarkannya."
"Bukan berarti mereka seperti itu (ingin merusak tata bahasa), tapi ini seperti ketidak sengajaan yang terbiasa" katanya. "Guru yang lebih tua dan tidak akrab dengan semua perangkat media sosial benar-benar marah, apakah ini yang menjadi bahasa kita."
Sementara ahli bahasa pada kata-kata gaul mengatakan kecenderungan ini hanya merupakan evolusi bahasa, Chad Dion Lassiter (professor of race relations at the University of Pennsylvania), menganggap "sebagai sebuah penurunan budaya."
(Lassiter memimpin program bimbingan akademik untuk siswa SMA di daerah Philadelphia dan telah lama mengamati pada masalah komunikasi).
"Kami melihat pada beberapa keterampilan menulis dan yang saya saksikan adalah ada kesalahan komunikasi karena fakta bahwa komunikasi mereka sangat terbatas (pengaruh teknologi yang serba praktis dan kesibukan)," katanya. "Masalahnya pada kita (banyak orang dewasa), adalah harus melatih memberikan contoh pada orang muda/siswa untuk bertanggung jawab pada masalah ini."
Sumber: RYAN LYTLE
US News Education
saya stress kalau baca sms dari sepupu anak SMP & SMA karena banyak singkatan tidak jelas
BalasHapusHihihi jadi malu, masih sering salah berbahasa...
BalasHapus*blushing
@Lidya: problem yang mendunia :) padahal mereka ga janjian yaa?
BalasHapusga disini (indonesia) dan negara sana....
@chici: penggunaan "jalan pintas berbahasa" lebih dipengaruhi pada gaya "kepraktisan" hidup, mungkin tidak berlebihan kalau dikatakan, inilah bagian dari budaya pragmatis.
BalasHapuskrn itu mungkin ada baiknya mata pelajaran bahasa gaul diajarkan di sekolah :D
BalasHapussalam sahabat
BalasHapusmemang demikian semakincanggih bahkan bahasa juga ikutan canggih dengan munculnya bahasa baru bahasa yang dianggpa oleh iswa siswa memang gaul(gagak ula uluu)hehehe
Ana setuju kang,.
BalasHapussaya ingin semua warga indonesia menggunakan bahasa indonesia yang baku. benar menurut EYD.
dari sini kita bisa di hormati oleh bangsa lain. Bangga dengan bahasanya sendiri.