Sikap orangtua terhadap anak pada masalah sekolah. Kondisi "tengah" biasanya adalah yang ideal dari berbagai hal dari perilaku, antara sikap memaksa dan permisif dari orangtua kepada anak-anaknya.
Para orangtua juga menaruh harapan yang demikian besar (bahkan adakalanya berlebihan) untuk menempatkan anaknya di sekolah-sekolah unggulan dengan harapan ketika lulus dari sekolah tersebut, anak-anak akan mampu menjalani hidupnya dengan lebih baik, mereka akan menjadi lebih berdaya, dan menjadi lebih unggul dari anak lainnya.
Kenyataannya, tidak semua memenuhi harapan. Sekolah hanya merupakan salah satu lembaga sosial yang diharapkan dapat membantu anak-anak mencapai prestasi pendidikan yang baik demi mempersiapkan diri kelak ditengah masyarakat.
Para orangtua sejatinya paham (secara naluri) bahwa mereka ikut bertanggung jawab atas pendidikan anaknya. Tetapi ditengah gaya hidup orangtua sekarang, mereka terkadang cenderung memaksakan kehendak agar anak-anaknya mengikuti pendidikan di sekolah tertentu yang belum tentu sesuai dengan bakat anak tersebut.
Sebaliknya, terdapat juga orangtua yang merasa ketakutan untuk mendorong anak-anak mereka menghadapi tantangan pendidikan berkualitas. Mereka takut dianggap mengorbankan anak dalam masa menjalani perkembangan masa kanak-kanaknya. Karenanya, para orangtua cenderung permisif dan membiarkan anak berkembang sesuka hati dengan memberikan kebebasan mutlak untuk menonton televisi, bermain video-game, menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan, sehingga mengabaikan kewajiban mereka pada belajar.
Sikap-sikap memaksa dan permisif tidak dapat dibiarkan, karena mungkin saja anak-anak tersebut menikmati kebebasan mutlak mereka dengan mengabaikan kewajiban mengikuti pendidikan akibat mereka sendiri tidak mengetahui bakat apa sesungguhnya yang mereka miliki.
Ketidaktahuan ini banyak dipengaruhi oleh sikap orangtua yang tidak mau memberikan perangsangan pendidikan yang baik kepada anak.
Sikap memaksa dapat menyebabkan anak merasa terpaksa kesekolah dan lambat laun ini akan menimbulkan kesan bahwa sekolah merupakan tuntutan tanggung jawab yang terlalu berat untuk mereka jalani. Sebaliknya, bersikap permisif memberi kebebasan yang terlalu...kepada anak, untuk tidak "belajar" dapat menimbulkan kesan bahwa pendidikan bukan merupakan suatu hal penting dan bermanfaat bagi diri mereka.
Gambar: http://rizkysmart.blogspot.com/
***
Pada umumnya orangtua sangat berharap bahwa sekolah dapat meramalkan secara akurat apakah seorang anak kelak akan berhasil mengembangkan bakatnya dikemudian hari.Para orangtua juga menaruh harapan yang demikian besar (bahkan adakalanya berlebihan) untuk menempatkan anaknya di sekolah-sekolah unggulan dengan harapan ketika lulus dari sekolah tersebut, anak-anak akan mampu menjalani hidupnya dengan lebih baik, mereka akan menjadi lebih berdaya, dan menjadi lebih unggul dari anak lainnya.
Kenyataannya, tidak semua memenuhi harapan. Sekolah hanya merupakan salah satu lembaga sosial yang diharapkan dapat membantu anak-anak mencapai prestasi pendidikan yang baik demi mempersiapkan diri kelak ditengah masyarakat.
Para orangtua sejatinya paham (secara naluri) bahwa mereka ikut bertanggung jawab atas pendidikan anaknya. Tetapi ditengah gaya hidup orangtua sekarang, mereka terkadang cenderung memaksakan kehendak agar anak-anaknya mengikuti pendidikan di sekolah tertentu yang belum tentu sesuai dengan bakat anak tersebut.
Sebaliknya, terdapat juga orangtua yang merasa ketakutan untuk mendorong anak-anak mereka menghadapi tantangan pendidikan berkualitas. Mereka takut dianggap mengorbankan anak dalam masa menjalani perkembangan masa kanak-kanaknya. Karenanya, para orangtua cenderung permisif dan membiarkan anak berkembang sesuka hati dengan memberikan kebebasan mutlak untuk menonton televisi, bermain video-game, menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan, sehingga mengabaikan kewajiban mereka pada belajar.
Sikap-sikap memaksa dan permisif tidak dapat dibiarkan, karena mungkin saja anak-anak tersebut menikmati kebebasan mutlak mereka dengan mengabaikan kewajiban mengikuti pendidikan akibat mereka sendiri tidak mengetahui bakat apa sesungguhnya yang mereka miliki.
Ketidaktahuan ini banyak dipengaruhi oleh sikap orangtua yang tidak mau memberikan perangsangan pendidikan yang baik kepada anak.
Sikap memaksa dapat menyebabkan anak merasa terpaksa kesekolah dan lambat laun ini akan menimbulkan kesan bahwa sekolah merupakan tuntutan tanggung jawab yang terlalu berat untuk mereka jalani. Sebaliknya, bersikap permisif memberi kebebasan yang terlalu...kepada anak, untuk tidak "belajar" dapat menimbulkan kesan bahwa pendidikan bukan merupakan suatu hal penting dan bermanfaat bagi diri mereka.
Gambar: http://rizkysmart.blogspot.com/
Berati yg sedang2 saja ya pak hehe
BalasHapussesuatu yang berlebihan selalu tidak baik ya.
BalasHapusjadi ortu musti bijak, kapan memberi perintah, kapan memberi nasihat, dll
BalasHapussama aja komenya sama mbak Lidya,sesuatu yang berlebihan emang gak baik,love,peace and gaul.
BalasHapusBelajar menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak kita agar kelak anak-anak kita mencapai kesuksesan dunia dan akherat aamiin...
BalasHapusKarena itulah amanah yang Allah berikan kepada setiap orang tua.
Kunjungan silaturahmi di sini sahabat
Belajar menjadi orang tua yang baik bagi anak saya
BalasHapus