Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Telanjang

telanjang-bayi
Saya turun ke jalan pagi hari dengan rasa was-was, tanpa mengetahui apa yang terjadi sebabnya. Baru ketika saya melintas dan menoleh kemudian berdiri di depan etalase toko sepatu, dan melihat di kaca , masalahnya menjawab: saya lupa menyelipkan pulpen di saku baju. Segera saya kembali kerumah untuk mengambil. Tanpa pulpen saya merasa diri seperti telanjang.
Ada lagi di suatu masa ketika ketelanjangan diri menjadi lumrah, yaitu 38 tahun yang lalu, ketika telanjang menjadi pandangan yang lucu, menggemaskan. Anda dan saya tentu mempunyai pengalaman yang hampir sama, saat memandang seorang bayi lucu, gempal, mengeliat-liat saat telanjang.
Saya tentu tidak dapat mengingat, betapa orang-orang terdekat, begitu semangat ketika saat memandikan, seperti berebut. Mereka menceritakan, kadang bukannya memandikan tetapi cuma mencubiti atau memegang-megang badan gempal bayi mungil.
Saat mandi, waktu yang favorit untuk melihat ketelanjangan lucu bayi, mereka bergantian mengangkat, memutar-mutar bolak balik seusai mandi. Sebelum diberi pakaian, dipamerkan dulu kegempalan badan.
Sekarang, menjadi "mengerikan" kalau saya berharap hal yang sama ^__^ .... ketelanjangan bayi, sebagai referensi untuk belajar bagaimana menelanjangi diri pada bagian jati diri. Bukan untuk dipamerkan, tapi untuk di terapkan dalam perjalanannya, bayi yang tumbuh berkembang menjadi manusia dewasa.
Anda, disaat dewasa pernah telanjang bukan? entah disaat mandi atau lain-lainnya.
Coba perhatikan bagian mana dari tubuh yang bisa dikatakan sempurna?
Ada?! ....
Ternyata antara ada dan tiada ^_-^
Dibalik,"merasa sempurna" ada ketidak sempurnaan. Terdapat ikatan syariat dan hakekat di badan yang tidak bisa dipisahkan.
Merasa keelokan badan, seksi, sempurna jika dibanding makhluk selain manusia. Tetapi juga ada mengandung ketidaksempurnaan melihat kondisi ketergantungan tubuh akan keluar masuknya "makanan dan minuman". Kesadaran akan kemana-mana membawa kantong kotoran. Itu juga sebagai peringatan untuk tidak berperilaku “arogan”.

Gambar: http://www.google.co.id/imghp?hl=en&tab=wi

7 komentar:

  1. menelanjangi diri sendiri is perlu, biar tau sifat diri sendiri luar dalem, dan biar tau malu.

    BalasHapus
  2. Terimakasih telah mengingatkan :)

    BalasHapus
  3. saat meninggal juga telanjang :(

    BalasHapus
  4. Idiiiih menggemaskan tuh si kecil...
    Iya bener tuh, om ebiet Giade juga bilang gitu...
    Kita mesti telanjang dan benar2 bersih....
    Thanks ya.

    BalasHapus
  5. bapak, saya mau tanya lagi, tugas 5 tutorial yg di blog bapak itu trakhir ngumpul kapan?

    BalasHapus
  6. @Anonymous: terakhir tanggal 23-24 desember 2011

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas