Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Rasul,nabi dan waliyyullah

Rasul,nabidanwaliyyullah
Melanjutkan tentang menguak makna kewalian. Al-Hakim al-Tirmidzi membedakan antara rasul, nabi, dan para awliya' Allah.

Menurutnya:"Seorang rasul itu mempunyai syariah yang berasal dari Allah dan mengajak kaumnya untuk mengikuti syariah tersebut. Sementara itu, seorang nabi tidak diutus kepada suatu kaum atau umat manusia mana pun. Seorang nabi hanya mengikuti syariah seorang rasul. Ia mengajak umat manusia untuk melaksanakan syariah yang di bawa oleh seorang rasul, serta menunjukan kepada umat manusia cara-cara melaksanakan syariah tersebut.

Adapun misi seorang waliyyullah adalah mengajak manusia kepada Allah dengan mengikuti syariah seorang rasul dan membimbing umat manusia supaya mengikuti syariah seorang rasul .
Apa yang diberikan Allah kepada seorang waliyyullah merupakan berita gembira, penguat iman, dan nasihat; bukan nasikh (yang membatalkan) seluruh atau sebagian kecil sekalipun dari syariah seorang rasul. Sebaliknya apa yang disampaikan oleh seorang waliyyullah itu mendukung dan sejalan dengan syariah seorang rasul".

Rasul, nabi dan waliyyullah, menurut al-Hakim al-Tirmidzi pada hakikatnya merupakan utusan Allah. Allah telah mengambil mitsaq (janji atau dokumen) masing-masing mereka atas pembicaraannya dengan Allah. Dokumen atau janji seorang rasul dengan kerasulannya, dokumen seorang nabi dengan kenabiannya dan dokumen seorang waliyyullah dengan kewaliannya.

Masing-masing mereka mengajak umat manusia kepada Allah. Rasul membawa misi kerasulannya dengan membawa syariah, seorang nabi menyampaikan berita dari Allah, sehingga orang yang menolak keduanya berarti mengingkari Allah.

Sedangkan pembicaraan seorang waliyyullah dengan Allah memperkokoh dan mempertegas syariah seorang rasul. Apabila seorang aulia Allah memberitahukan pembicaraan mereka dengan Allah kepada hamba-hamba Allah, hal itu bagi hamba-hamba Allah merupakan jalan dan rahmat menuju Allah.

Sebaliknya jika hamba-hamba Allah menolak pembicaraan para aulia Allah dengan Allah, orang-orang yang menolak itu, menurut al-Hakim al-Tirmidzi, kehilangan berkah dan nur al-walayah atau cahaya kewalian. Sebab, pembicaraan para wali dengan Allah merupakan amr rasyid (urusan yang benar), mengajak kepada Allah dan menunjukan jalan kepada-Nya.

Gambar:http://infoafif.wordpress.com

3 komentar:

  1. Izin menyimak sob, thanks penjelasannya :)

    BalasHapus
  2. ikut menyimak dan belajar juga disini

    BalasHapus
  3. aku suka nangis kalo baca cerita Nabi dan Rasul. Soal Wali... masih sepintas. di Babad Jawi, para Wali malah diceritakan penuh mistik

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas