Sudah merebak dan bukan isue, mengenai perubahan kurikulum dengan kebijakan diantaranya menghapus beberapa materi ditingkat satuan pendidikan SD, SMP berlanjut ke SMA. Banyak keluhan disana sini, belum berjalan memang, tapi hampir dipastikan akan diterapkan...
Kurikulum baru, masalah baru...tapi tetap ada yang diuntungkan...seperti judul diatas..penerbit untung U_^... tidak sesederhana itu, banyak masalah yang mestinya perlu dibenahi terlebih dahulu, seperti pendapat para praktisi dibawah.
Koalisi Pendidikan, praktisi pendidikan, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Federasi Serikat Guru Indonesia, orangtua murid, dan Indonesia Corruption Watch (ICW) secara tegas menolak perubahan kurikulum pendidikan yang diatur dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 menjadi Kurikulum 2013.
Menurut Direktur Eksekutif Sekolah Tanpa Batas (STB), Bambang Wisudo, perubahan kurikulum tidak memiliki latar belakang yang kuat dan terkesan terburu-buru. Alih-alih menyempurnakan kurikulum yang ada, perubahan ini menuurtnya justru seperti membongkar secara keseluruhan kurikulum yang ada dan tidak dapat menjamin pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.
"Perubahan ini dilakukan secara reaktif tanpa ada visi yang jelas mengenai pendidikan. Perubahan ini hanya menguntungkan penerbit buku," kata Bambang dalam jumpa pers di kantor ICW, Jakarta Selatan, Rabu (5/12).
Sementara itu praktisi pendidikan dan tokoh agama, Romo Benny Susetyo mengungkapkan sebaiknya anggaran negara untuk kurikulum 2013 ini dipakai untuk meningkatkan kualitas guru dan memperbaiki infrastruktur pendidikan.
"Kita sebaiknya menyelamatkan anggaran negara. Kalau disiapkan buku untuk ini, tapi lalu program kurikulumnya tidak berhasil, mau dikemanakan buku-buku ini? Padahal sudah menggunakan anggaran," terang Romo Benny.
Hal serupa diungkapkan Jeirry Sumampow dari PGI. Ia mengatakan perubahan kurikulum yang bermasalah menjadi indikator kualitas masyarakat Indonesia pada lima hingga 10 tahun ke depan. Perubahan dinilai asal-asalan dan dipaksakan.
"Ini bukan masalah yang kecil, ini masalah masa depan bangsa. Capaiannya secara konkret itu gimana. Karena semuanya ngambang di kurikulum baru. Kurikulum ini penting karena menyangkut masa depan bangsa. Kami mengambil posisi menolak," tegas Jeirry.
Mereka juga mengajak masyarakat bergerak untuk menolak perubahan kurikulum tidak didasari oleh paradigma yang jelas mengenai pendidikan. Para pemeharti pendidikan ini mengungkap, orientasi pendidikan harus mengacu pada konstitusi yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa bukan pada selera kebutuhan pasar.
Sumber: http://www.balikpapanpos.co.id
Gambar: http://mintotulus.wordpress.com
Kurikulum baru, masalah baru...tapi tetap ada yang diuntungkan...seperti judul diatas..penerbit untung U_^... tidak sesederhana itu, banyak masalah yang mestinya perlu dibenahi terlebih dahulu, seperti pendapat para praktisi dibawah.
Koalisi Pendidikan, praktisi pendidikan, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Federasi Serikat Guru Indonesia, orangtua murid, dan Indonesia Corruption Watch (ICW) secara tegas menolak perubahan kurikulum pendidikan yang diatur dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 menjadi Kurikulum 2013.
Menurut Direktur Eksekutif Sekolah Tanpa Batas (STB), Bambang Wisudo, perubahan kurikulum tidak memiliki latar belakang yang kuat dan terkesan terburu-buru. Alih-alih menyempurnakan kurikulum yang ada, perubahan ini menuurtnya justru seperti membongkar secara keseluruhan kurikulum yang ada dan tidak dapat menjamin pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.
"Perubahan ini dilakukan secara reaktif tanpa ada visi yang jelas mengenai pendidikan. Perubahan ini hanya menguntungkan penerbit buku," kata Bambang dalam jumpa pers di kantor ICW, Jakarta Selatan, Rabu (5/12).
Sementara itu praktisi pendidikan dan tokoh agama, Romo Benny Susetyo mengungkapkan sebaiknya anggaran negara untuk kurikulum 2013 ini dipakai untuk meningkatkan kualitas guru dan memperbaiki infrastruktur pendidikan.
"Kita sebaiknya menyelamatkan anggaran negara. Kalau disiapkan buku untuk ini, tapi lalu program kurikulumnya tidak berhasil, mau dikemanakan buku-buku ini? Padahal sudah menggunakan anggaran," terang Romo Benny.
Hal serupa diungkapkan Jeirry Sumampow dari PGI. Ia mengatakan perubahan kurikulum yang bermasalah menjadi indikator kualitas masyarakat Indonesia pada lima hingga 10 tahun ke depan. Perubahan dinilai asal-asalan dan dipaksakan.
"Ini bukan masalah yang kecil, ini masalah masa depan bangsa. Capaiannya secara konkret itu gimana. Karena semuanya ngambang di kurikulum baru. Kurikulum ini penting karena menyangkut masa depan bangsa. Kami mengambil posisi menolak," tegas Jeirry.
Mereka juga mengajak masyarakat bergerak untuk menolak perubahan kurikulum tidak didasari oleh paradigma yang jelas mengenai pendidikan. Para pemeharti pendidikan ini mengungkap, orientasi pendidikan harus mengacu pada konstitusi yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa bukan pada selera kebutuhan pasar.
Sumber: http://www.balikpapanpos.co.id
Gambar: http://mintotulus.wordpress.com
Jadi atau tidak berubah, semoga menjadi lebih baik lagi ya sob hehehe...
BalasHapusiya itu harapannya
Hapusini sudah fix ya pak kurikulumnya baru tahun depan? apakah berlaku untuk anak SD juga?
BalasHapusiya seperti begitu..walau banyak protes sana sini.....di SD berlaku
Hapusiya pak Ies...bagian dari proyekzi pemerintah
BalasHapusSaleum,
BalasHapusJangan sampai gara - gara menyelamatkan anggaran negara, tujuan pendidikan terabaikan pula. bahaya itu
kurikulum baru lagi. terus aja ganti kurikulum, biar nggak maju2 pendidikan di negara ini.
BalasHapusemank nih indonesia semakin lama semakin bobrok gonta ganti dasar atau pondasi apalagi kurikulumnya
Hapussesuatu yang bagus dan menggairahkan shob bagus amat nih
BalasHapus