Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Barter nilai dengan barang

barter nilai dengan barang
Remedial, satu prosedur rutin dan menjadi hak siswa dalam memaksimalkan nilai (KKM-Kriteria Ketuntasan Minimal). Para guru tentu sudah paham dengan prosedur ini, walau ada yang sesuai dengan aturan atau malah keluar dari jalur keidealannya.
Termasuk barter nilai dengan barang, berbagai alasan dikemukakan “sang guru” jika memilih memberi “tugas membeli barang” sebagai pengganti nilai siswa.
***
Perasaan kesal masih mewarnai pikiran ibu guru Indulinah Indiliwi Induliwok. Duduk dikursi, disudut kelas XII.
Kejadian tadi sebenarnya berawalnya dari percakapan biasa antara guru dan siswa diluar pelajaran.
(Jam ditangan kanan bu guru cantik itu menunjukan pukul tepat 15.00, sore hari sudah jelang, bu Indulinah masih berkutat di depan laptopnya memasukan nilai).

Sengaja dia tidak beranjak dari kelas, tempat dia mengajar pada jam terakhir siang tadi. Ruang kelas XII IPS, karena masih ada yang memberati pikirannya, setengah hati masih teringat percakapan dia dengan siswa.
Percakapan sederhana dan sedikit candaan, menunjukan keakraban guru dengan siswanya.
(Ya memang ibu guru ini, dikenal ramah dan pintar serta disenangi hampir semua kelas yang diasuhnya).

Tetapi semua keakraban tersebut hilang seketika diakhir percakapan berikut.
“Bu, maaf saya tidak bisa menyelesaikan tugas ibu, saya besok sudah mau berangkat ke kota tempat saya nanti kuliah bu,” Begitu ucapan siswa yang berdiri di samping kanannya pelan.
“Ini ada barang untuk ibu,..emm tapi kalau ibu tidak cocok bisa saya ganti dengan…, atau begini saja bu..ibu sebutkan saja yang ibu mau nanti saya belikan,” siswa itu tersenyum manis sekali…

Bu guru Indu, terperangah, kaget dengan keberanian siswa ini, dipandangnya siswa tersebut tajam,
“Oh,ini maksudnya,” dalam hati.

Siswa ini sebenarnya jarang bertemu dia, maka ketika pertama siswa ini menghampiri, dia merasa,”kok tumben?”... .
Malah hampir disetiap pelajaran kerap berada diluar kelas, dengan berbagai alasan segala kegiatan ekstrakurikuler. Walau dia selalu mengingatkan, menasehati kepada siswa tersebut,
”Kamu sudah kelas XII, kurangi kegiatan ekstra, fokuskan pada pelajaran dulu,” begitu yang selalu dia ucapkan kepada siswa tersebut.
Ditambah beberapa hasil ulangan hariannya bernilai kurang, untuk itu diberikan tugas-tugas pengganti.

“Oh, menyiapkan urusan untuk kuliah disana, ya” balas bu Indu,tersenyum.”UAN kan belum kamu jalani, kok sudah pasti kamu sudah lulus” menahan geram dibalik senyum.

“Ah ibu ini, jangan begitu dong bu..doakan saya lulus dong bu…kita kan perlu optimis,” timpal siswa itu masih tersenyum manis.

Dalam hati “ini anak…apa karena saking polosnya atau memang pintar bicara mengambil hati orang ya?” Ibu guru Indu mulai menunjukan wajah tegas.

“Sudah 2 minggu tugas diberikan, ….diawal tadi lupa kalau siswa inilah yang belum menyerahkan tugas,” sambil mencari data di laptop dan ,"ah, ini dia..benar anak ini,"..Ibu Indu berpikir.

“Sudah, tugas tetap tugas, kamu mesti selesaikan, kalau tidak biarkan saja dengan nilai apa adanya,” Tegas bu Indu, kali ini berganti siswa tersebut yang kaget.
“Kamu pulang saja sekarang kerjakan tugasmu dan berikan kesaya besok,saya tunggu!”…
“oo..eeh”..dengan pias siswa itu tergagap,” ini bawa sekalian !” bu Indu sambil menunjuk bingkisan dimejanya,
”i.. iiya bu…ma..maaf bu,..saya permisi”…dengan bergegas beranjak meninggalkan ibu guru Indu diruangannya.

Menghela nafas,“Apa yang salah ya?” Bu Indu merenung. “Apa saya selama ini pernah membiasakan siswa menyuap?”
Mengingat-ingat, siapa tahu ada yang terlewat,”Rasanya tidak,”
“Selama ini saya tidak pernah bermain-main dengan nilai, remedial ya mesti diselesaikan dengan ujian ulang atau tugas-tugas pengganti”.
“Dapat keberanian dari mana…dari siapa,..siswa tadi?” Ibu indu mendadak linglung, masih tercenung.

Sumber: ini cuma Fiksi, bukan piksi.. ^__^
Gambar:http://makassar.tribunnews.com/

7 komentar:

  1. sampe sebut merk ... hheeuu. tapi kalo bener ada barter kayak gitu laporin ke KPK sekolah dong ... itu namanya gak fair

    BalasHapus
  2. Walah kecil2 sudah belajar nyuap, apalagi ntar kalau udah jd pegawai....
    Semoga ini hanya fiksi tok ya pak, jngn ampe terjadi di kalangan siswa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba, termotivasi dengan gaya Pakde the Cholik bos nya BlogCamp....membuat cerita fiktif.
      mengambil ide dengan random kata, kemudian mengolahnya menjadi cerita....ya baru taraf belajar...semoga berkenan ^_^

      Hapus
  3. Sebuah kisah tentang pentingnya sebuah integritas.Di luar sana masih ada sementara manusia yang menjual martabatya demi secuil martabak.
    Terima kasih atas kisahnya yang bermakna.
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
  4. nyogok ya maksudnya pak. btw pak di postingan Tes Online-Siswa XII gak bisa komen disana. saya mau dong pak cara membuatnya gimana supaya saya bisa membuat soal bat anak saya, maleas kalau harus menulis :)

    BalasHapus
  5. iya memang sengaja bu, sekedar bahan latihan siswa saja. oh ya...untuk bagaimna caranya bisa ibu baca di http://belajardaninformasi.blogspot.com/2012/06/membuat-formulir-di-google-drive.html

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas