Sebenarnya perkataan ungkapan “guru pembelajar” tidak terlepas dari sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial, yang saling memerlukan satu sama lain. Desakan naluri manusia untuk berkembang, berkelompok dan mencari peluang-peluang di alam untuk melangsungkan hidup dan mempertahankan hidup.
Desakan naluri serba ingin mengetahui (titik awal dorongan untuk belajar) itulah yang membuat manusia bisa beradaptasi dengan alam, melewati proses mencoba-gagal-mencoba lagi dan seterusnya.
Guru pembelajar diadaptasi dari manusia sebagai makhluk pembelajar itu sendiri.
Jadi, ….jika ingin lebih alami (ideal) lebih baik menumbuhkan kembali bibit yang sebenarnya sudah tertanam didalam diri setiap manusia, yakni kebutuhan akan belajar.
 |
| kebutuhan akan belajar |
Tidaklah tepat jika selalu hanya menunggu dorongan motivasi dari luar (terutama sebagai profesi guru), misalnya tunjangan-tunjangan berupa materi dan lainnya. Walau itu sangat signifikan dalam mendorong, tetapi faktanya tidak sesuai dengan harapan.
Banyak kasus, guru yang mendapatkan sertikasi atau tunjangan lain kinerjanya tidak lebih baik dari guru yang belum mendapat tunjangan tersebut.
Artinya tidak ada peningkatan dalam belajar dan menerapkannya dalam praktek kerja/kinerja.
-Hanya opini pribadi, jika mau berpendapat silahkan menambahkan di kolom komentar, jangan blog ini di blokir di jaringan lokal...buat apa too?!.....yang diblokir itu situs-situs porno atau yang membawa pengaruh negatif lainnya.
Sumber gambar:
https://lifiavyou.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.