Bangsa ini sudah menapaki 65 tahun kemerdekaan dalam arti lugas. Tetapi untuk makna keseluruhan masih berjalan gamang, betapa tidak ditengah-tengah gejolak hidup dan kehidupan di dunia ini, ternyata banyak hal prinsip yang belum terselesaikan dengan tuntas.
Rasanya, kini tak ada lagi musyawarah untuk mufakat sebagaimana yang dilakukan oleh pendahulu dalam memutuskan suatu hal yang dianggap pelik, kecuali suatu drama sabun yang berujung pada hanya untuk aku dan golonganku. Dan masih tepat jika kita belajar selalu membandingkan dengan sejarah, seperti prinsip "JasMerah"nya Bung Karno.
Dimasa lalu, ketika pendahulu menyatukan tekad untuk bersatu membangun kejayaan Nusantara;Sriwijaya, Majapahit, dan Sumpah Pemuda telah membuktikan betapa slogan tersebut bukan sekedar kata kosong. Dimana kejujuran, ketulusan masih dijunjung, mereka masih memandang alam ini sebagai mitra dari Ilahi
yang mesti diiringi. Sehingga membuat sang pencetus tidak berani menyelewengkan hal yang pernah diucapkan atau menghilangkan niatan awalnya.
Kini semuanya berlalu, dengan melupakan niatan untuk aku dan golonganku, maka tak salah jika semangat untuk membangun kejayaan Nusantara kembali dihidupkan.
Perilaku kepatutan atau kesantunan tidak selamanya, perlu juga ketegasan, jangan sampai dianggap "lemah" oleh bangsa lain. Buat apa "berbadan besar" ( bangsa ini bangsa yang besar ), tetapi banyak lemak penyumbat aliran darah disana sini( kepentingan golongan). Membuat lamban kaki, tangan dan kepala untuk sekedar bergeming.
Sumber : banyak, tapi tidak mutlak, hanya disarikan kemudian dipendapatkan secara pribadi.
Rasanya, kini tak ada lagi musyawarah untuk mufakat sebagaimana yang dilakukan oleh pendahulu dalam memutuskan suatu hal yang dianggap pelik, kecuali suatu drama sabun yang berujung pada hanya untuk aku dan golonganku. Dan masih tepat jika kita belajar selalu membandingkan dengan sejarah, seperti prinsip "JasMerah"nya Bung Karno.
Dimasa lalu, ketika pendahulu menyatukan tekad untuk bersatu membangun kejayaan Nusantara;Sriwijaya, Majapahit, dan Sumpah Pemuda telah membuktikan betapa slogan tersebut bukan sekedar kata kosong. Dimana kejujuran, ketulusan masih dijunjung, mereka masih memandang alam ini sebagai mitra dari Ilahi
yang mesti diiringi. Sehingga membuat sang pencetus tidak berani menyelewengkan hal yang pernah diucapkan atau menghilangkan niatan awalnya.
Kini semuanya berlalu, dengan melupakan niatan untuk aku dan golonganku, maka tak salah jika semangat untuk membangun kejayaan Nusantara kembali dihidupkan.
Perilaku kepatutan atau kesantunan tidak selamanya, perlu juga ketegasan, jangan sampai dianggap "lemah" oleh bangsa lain. Buat apa "berbadan besar" ( bangsa ini bangsa yang besar ), tetapi banyak lemak penyumbat aliran darah disana sini( kepentingan golongan). Membuat lamban kaki, tangan dan kepala untuk sekedar bergeming.
Sumber : banyak, tapi tidak mutlak, hanya disarikan kemudian dipendapatkan secara pribadi.
Ya sekarang zaman yang tidak jujur.. Semoga kita bisa ikut memperbaiki bangsa ini
BalasHapusnegara yang besar, dengan segala kekayaan alam yang dimiliki seharusnya bisa mensejahterakan rakyatnya jika kejujuran dan rasa kebersamaan masih terjunjung bukan kesejahteraan satu golongan
BalasHapusSukses Slalu!
Berkunjung dipagi hari untuk menggandeng tangan Pak Guru,mengangkatnya keatas sambil berteriak ‘MERDEKA, MERDEKA,MERDEKA !!!
BalasHapusLalu berdoa bersama untuk kejayaan Ibu Pertiwi dan juga doa untuk kesehatan,kesejahteraan dan kebahagiaan kita semua. Amin
MERDEKA, Pak Guru!!
Itu semua krn pemimpin di lahirkan dari kandungan partainya masing-masing, sehingga yg dipikirin cm mengabdi dan berbakti utk ibunda partai, saya juga ikutan menggandeng tangan pak guru sambil teriak "merdeka merdeka"
BalasHapusnegaraku negara yg besar...tp jg besar permasalahan hehehe...tp di balik semua itu masih bnyk insan-insan indonesia yg selalu berupaya untuk mengharumkan nama indonesia, dengan segenap ketulusan dan kecintaannya terhadap indonesia tercinta ini...
BalasHapusDirgahayu Indonesiaku tercinta..!!!
MERDEKAAAAAA ^^/
BalasHapussemoga Indonesia selalu menjadi lebih baik lagi ^^
Gimana ya Sob.. wong pemimpinnya cuma mentingin kepentingannya sendir.. paling2 sama kepentingan partainya masing2 hhe...
BalasHapuskayanya mesti kembal Gotong royong membangun bangsa ini Sob.....MERDEKA!!!
Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah!
BalasHapussemangat bang...!
tiada henti untuk memperingatkan mereka yang terlupa...
semangat bangsaku...
semoga kembali damai dan sejahtera
Sesuatu yang patut kita renungkan. Bagaimana membawa bangsa ini bisa keluar dari keterpurukannya. Tentu saja yang perlu dibenahi adalah mental kejujuran dan ketulusan untuk membangun bersama-sama
BalasHapussemoga makin mudah mencari rezeki
BalasHapuskita ini sudah terseret jauh oleh budaya barat , AS pada khususnya, sehingga kekuatan modal yang menjadi pemenangnya, jadi akan ada satu kata mufakat untuk pemilik modal yang kuat
BalasHapusjadi kita bener benar sudah melenceng jauh dari tujuan dibentuknya negeri ini, kasihan deh bangsa telah dipimpin oleh para penghianat UUD 1945
merdeka...!
BalasHapussmoga ajah kedepan indonesia makin berjaya
amien
:D
ada award buat sampean mohon diambil bila berkenan
BalasHapussalam sahabat
BalasHapuswadouh gantian aku yang tertinggal ,catatan jas merah kayaknya pernah baca tappi dimana yach..suuer dech pernah jadi teringat ketika kesini hehehe good luck ya
Semoga Bangsa Indonesia bisa menjadi Bangsa yang lebih baik dari sekarang ^^
BalasHapusdirgahayu negeriku, barokah bangsaku, amin
BalasHapusketika ambisi suatu golongan dicetuskan, ketika kepemimpinan diperebutkan demi kejayaan golongan, tidak akan pernah maju bangsa ini..
BalasHapussemoga bangsaku kian terus menjadi bangsa yang lebik baik aja deh, hi hi ga neko-neko gitu
BalasHapuswalaupun kita sudah merdeka, memang tak bisa dipungkiri, masih banyak kekurangan disana sini , walaupun banyak juga kemajuan yg telah tercipta.
BalasHapusnamun kita janganlah selalu bersikap sinis, mari kita tetap berbuat semaksimal utk mengisi kemerdekaan ini, bersyukur kita tdk perlu lagi membawa bambu runcing atau mengorbankan nyawa yg cuma satu2nya ini.
mungkin sesuai dgn bidang pekerjaan kita, paling tdk, mulailah dr diri sendiri, begitu ya Arya ? :)
salam