Sekolah pada titik yang ideal adalah:
Tempat dimana siswa (anak-anak) menemukan kejujuran, kesederhanaan dan sikap egaliter.
Di sana anak-anak belajar tentang kejujuran, belajar tentang etika dan moral, belajar menjadi dirinya, belajar saling mengasihi, belajar saling membagi.
Di sana anak-anak memperoleh perlindungan dari penipuan, kebohongan, kedustaan, di sana mereka belajar tentang demokrasi, kejujuran, kebebasan berpendapat dan cinta.
Pokoknya sekolah adalah tempat memanusiakan manusia yang berkarakter mulia dan berbudipekerti.
Tetapi setengah fakta di lapangan menunjukan hal berbeda. Bukan tidak mungkin ini sebagai dampak dari sistem dan model pendidikan yang lebih bersifat kodian atau belum tuntas, artinya masih kurang memberi perhatian kepada pengembangan individualitas yang jujur dan kerja keras.
Hampir seluruh kegiatan di sekolah belum banyak usaha nyata untuk menumbuhkan minat siswa untuk cinta kepada kerja dan kerja keras, cinta kepada kejujuran, cinta kesederhanaan. Mentalitas jalan pintas menjadi sebuah pilihan, rupanya sejalan dengan budaya bangsa kita.
Di kalangan siswa budaya ini cukup tumbuh subur, seperti budaya nyontek, budaya plagiat. Oleh karena itu sekolah hendaknya melakukan reorientasi pendidikan menuju kepada pengembangan individualitas dan menempatkan nilai humanitas pada spektrum yang paling utama.
Perilaku jujur sebenarnya mendasari semua.
Sikap kesederhanaan, egaliter, etika moral, saling berbagi- berjiwa sosial......
Karena urusan bersikap jujur itu adalah masalah hati,...isi hati....perasaan, rasa. Dan rasa itu lebih tua dibanding akal - pikiran. Bagaimana kita mengolah-mengasah mata hati, membersihkankannya.
Sehingga jika pengaruh pikiran atau akal yang hendak menipu, bisa dikalahkan oleh kebeningan hati.
Hati yang bening tidak lepas dari Tuhan jua, rasa malu lebih besar pabila mengikuti nafsu akal pikiran jahat/kotor.
dan ini merupakan kajian agama dalam bertauhid.
Tempat dimana siswa (anak-anak) menemukan kejujuran, kesederhanaan dan sikap egaliter.
Di sana anak-anak belajar tentang kejujuran, belajar tentang etika dan moral, belajar menjadi dirinya, belajar saling mengasihi, belajar saling membagi.
Di sana anak-anak memperoleh perlindungan dari penipuan, kebohongan, kedustaan, di sana mereka belajar tentang demokrasi, kejujuran, kebebasan berpendapat dan cinta.
Pokoknya sekolah adalah tempat memanusiakan manusia yang berkarakter mulia dan berbudipekerti.
Tetapi setengah fakta di lapangan menunjukan hal berbeda. Bukan tidak mungkin ini sebagai dampak dari sistem dan model pendidikan yang lebih bersifat kodian atau belum tuntas, artinya masih kurang memberi perhatian kepada pengembangan individualitas yang jujur dan kerja keras.
Hampir seluruh kegiatan di sekolah belum banyak usaha nyata untuk menumbuhkan minat siswa untuk cinta kepada kerja dan kerja keras, cinta kepada kejujuran, cinta kesederhanaan. Mentalitas jalan pintas menjadi sebuah pilihan, rupanya sejalan dengan budaya bangsa kita.
Di kalangan siswa budaya ini cukup tumbuh subur, seperti budaya nyontek, budaya plagiat. Oleh karena itu sekolah hendaknya melakukan reorientasi pendidikan menuju kepada pengembangan individualitas dan menempatkan nilai humanitas pada spektrum yang paling utama.
Perilaku jujur sebenarnya mendasari semua.
Sikap kesederhanaan, egaliter, etika moral, saling berbagi- berjiwa sosial......
Karena urusan bersikap jujur itu adalah masalah hati,...isi hati....perasaan, rasa. Dan rasa itu lebih tua dibanding akal - pikiran. Bagaimana kita mengolah-mengasah mata hati, membersihkankannya.
Sehingga jika pengaruh pikiran atau akal yang hendak menipu, bisa dikalahkan oleh kebeningan hati.
Hati yang bening tidak lepas dari Tuhan jua, rasa malu lebih besar pabila mengikuti nafsu akal pikiran jahat/kotor.
dan ini merupakan kajian agama dalam bertauhid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.