Atau dikatakan evaluasi berbasis proses. Penilaian tidak secara sepotong, melihat dari hasil terakhir. Tetapi melihat siswa secara utuh, terdapat catatan tentang proses belajar, track record. Kemudian menjadi acuan untuk menilai keseluruhan.
Pada sistem formal masih memakai evaluasi berbasis hasil/product, kecenderungan menilai hanya dari hasil akhir semata, seolah tidak tahu
dengan prestasi siswa dari berbagai aspek.
Seperti program pemerintah tentang UAN, siswa LULUS atau tidak LULUS, cukup dengan beberapa hari saja, praktis bukan ? ^_^
Permasalahan klasik yang sudah cukup berpolemik, tapi tulisan ini bukan ingin menambahi, hanya contoh saja dari 2 metode evaluasi.
Para pakar pendidik tentunya yang punya teori, dan biasanya sangat ideal.
Permasalahannya terletak pada pihak yang berkuasa (pemerintah), bila sudah masuk ke area tersebut maka jangan harap bersih dari berbagai kepentingan.
Rancangan, usulan dari para pakar biasanya akan berubah, disesuaikan katanya.
Implementasi disekolah yang "berjibaku", melihat dari banyak kasus di daerah dalam menjalani UAN kemarin.
Ah...basi rasanya tulisan ini, yang gak nyambung dengan suasana Ramadhan hehehe...^___^
Yang namanya ide/inspirasi tidak mengenal tempat kalau mau muncul, kadangkala saat merenung di WC ( buang hajat ), e..eh keluar ide untuk menulis ini..ya..jadilah..
salam maaf ( agak berbau maklum dari WC )....terlalu lugas ?
Pada sistem formal masih memakai evaluasi berbasis hasil/product, kecenderungan menilai hanya dari hasil akhir semata, seolah tidak tahu
dengan prestasi siswa dari berbagai aspek.
Seperti program pemerintah tentang UAN, siswa LULUS atau tidak LULUS, cukup dengan beberapa hari saja, praktis bukan ? ^_^
Permasalahan klasik yang sudah cukup berpolemik, tapi tulisan ini bukan ingin menambahi, hanya contoh saja dari 2 metode evaluasi.
Para pakar pendidik tentunya yang punya teori, dan biasanya sangat ideal.
Permasalahannya terletak pada pihak yang berkuasa (pemerintah), bila sudah masuk ke area tersebut maka jangan harap bersih dari berbagai kepentingan.
Rancangan, usulan dari para pakar biasanya akan berubah, disesuaikan katanya.
Implementasi disekolah yang "berjibaku", melihat dari banyak kasus di daerah dalam menjalani UAN kemarin.
Ah...basi rasanya tulisan ini, yang gak nyambung dengan suasana Ramadhan hehehe...^___^
Yang namanya ide/inspirasi tidak mengenal tempat kalau mau muncul, kadangkala saat merenung di WC ( buang hajat ), e..eh keluar ide untuk menulis ini..ya..jadilah..
salam maaf ( agak berbau maklum dari WC )....terlalu lugas ?
he he he bau sob.. Tp saya sependapat dengan hsl renungannya
BalasHapusidealnya pendidikan memang harus murah, agar calon2 pemimpin bangsa ini dimasa depan, bisa pintar, bukan hanya selalu dijadikan kelinci percobaan agar pejabat yg menjabat bisa ''angkat bendera''.
BalasHapussatu lagi pr penting yg hrs segera direalisasi utk negeri ini ya Arya
salam
menurut palde jika penilaian hasil belajar siswa dilihat dan ditentukan dari " evaluasi berbasis proses" maka sudah tidak diperlukan lagi "UAN", jika ini yang diterpakan maka tidak ada lagi dong pemasukan buat para pejabat pendidikan dan menterinya buat acara " UJIAN" he he he,,,,,
BalasHapusbetul sekali pak penilaian adalah proses yang berrujuang pada evaliasi diri....
BalasHapusYa sekarang siswa ini hanya mengejar nilai saja..
BalasHapusada belajar
BalasHapusada ujian
*copas iklan UAN*
ujian adalah proses akhir dalam suatu pembelajaran.. kalau untuk siswa penilaian bukan hanya pada saat ujian tapi juga pada saat menjalani proses belajar mengajar. dan penilaian tidak hanya menyangkut bidang pelajaran, tapi sifat dan tingkah laku juga adalah termasuk dalam penilaian.
selamat menjalankan ibadah puasa mas Arya...
hmmm meskipun sedikit berbau tapi renungan ini membawa aroma kebenaran mas, beginilah bangsa ini dengan segala kedigdayaan sang penguasa dan yang memiliki kuasa,pendidikan dinegara ini memang penuh dengan dilema dan harga
BalasHapusSukses Slalu!
setuju dengan sistem penilaian berbasi proses (general)atau gabungan keduanya.
BalasHapusselamat sob,, arward nya keren di tunggu kunjungan dan komentar balik di blog saya ya
BalasHapusselamat menjalankan ibadah puasa pak guru.
BalasHapusmaaf pak tani baru bisa kembali berkunjung
saran, kritik serta lemparan tomat busuk ke hidung babi hutan memang tak akan pernah di hiraukan oleh mereka, kecuali bila biusan peluru sudah mulai menyambangi tempat tidur mereka dan tempat mereka berpesta pora baru lah mereka akan kukar kacir....
maaf bila sedikit keras kata-kata di sini, karna pak tani baru saja meminum air raksa
walau hasil akhir nampak yang dinikmati.. tapi sebenarnya prosesnya yang dinikmati setiap orang yang berusaha..
BalasHapus