Perumpamaan yang baru, buat penggambaran mengenai kemungkinan kemungkinan yang dapat terjadi. Seperti fleksibelitas otot mulut yang dengan mudah tersenyum tulus, manis...kemudian berubah menjadi kecut...merengut, sangar.
Meniti jalan bercengkrama dengan sekitar, ada norma-norma ideal yang sudah dikantongi tetapi juga ada pengaruh berlawanan disisi kantong yang lain.
Sama dirasa, sama dilakukan...ibarat habis mandi kemudian tercebur keselokan, kotor lagi...
Jika seorang anak melakukan kesalahan itu kewajaran karena akal dan pikiran masih terbatas, berbeda dengan si dewasa yang sudah pengalaman dan tersentuh pengetahuan.
Waspada dan kehati-hatian sekiranya yang dapat diterapkan, dalam bersikap dan berperilaku.
Jadi teringat suatu kisah tentang seorang perampok yang seluruh waktu hidupnya digunakan untuk kejahatan, tetapi saat diakhir nafas berniat hendak bertobat, maka Tuhan pun tersenyum menerima niat tulus perampok tersebut dan bahagialah dia menjadi mati dalam kebaikan di pelukan Tuhan.
Meniti jalan bercengkrama dengan sekitar, ada norma-norma ideal yang sudah dikantongi tetapi juga ada pengaruh berlawanan disisi kantong yang lain.
Sama dirasa, sama dilakukan...ibarat habis mandi kemudian tercebur keselokan, kotor lagi...
Jika seorang anak melakukan kesalahan itu kewajaran karena akal dan pikiran masih terbatas, berbeda dengan si dewasa yang sudah pengalaman dan tersentuh pengetahuan.
Waspada dan kehati-hatian sekiranya yang dapat diterapkan, dalam bersikap dan berperilaku.
Jadi teringat suatu kisah tentang seorang perampok yang seluruh waktu hidupnya digunakan untuk kejahatan, tetapi saat diakhir nafas berniat hendak bertobat, maka Tuhan pun tersenyum menerima niat tulus perampok tersebut dan bahagialah dia menjadi mati dalam kebaikan di pelukan Tuhan.
semoga kita diberi kemudahan melewati sirat al-mustaqim kelak.. dan diberi petunjuk kepada sirat al-mustaqim (jalan yg lurus) didunia..
BalasHapusSaya teringat sebuah hadits tentang seseorang yang membunuh 99 orang lalu ditambah satu lagi menjadi 100 orang, namun ketika pintu tobat timbul dari hatinya dan berucap, maka menjelang ajal ketika dia menuju suatu kampung yang akan membawanya pada kebaikan, ia meninggal. Dan malaikat menghitung jejak yang lebih dekatnya, kebaikan atau keburukan. Endingnya ia termasuk ahli surga. Terima kasih pencerahannya.
BalasHapuspasti ada jalan untuk kembali ke jalan-Nya pak...
BalasHapussalam kenal & salam persahabatan dari banjarnegara jawa tengah
BalasHapussetapak dibelah tujuh? ohhhh sangat sempit sekali.... siapakah yang dapat melewatinya? tentulah orang yang mendapat rahmat dariNYA, siapakah yang mendapat rahmatNYA, tentulah orang yang bersungguh-sungguh mengharap ridhoNYA.
BalasHapusmasih agak besar dibanding titian serambut dibelah tujuh ya mas.
BalasHapusKita semua pernah berbuat salah kok, yg penting gak dulangi lagi secara sengaja.
salam hangat dari Surabaya
ALLOH maha penyayang,berapa pun besar dosa hamba nya jika hamba tersebut bertobat maka pintu ampunan terbuka
BalasHapusTuhan selalu tersenyum bahagia jika ada umatNya yang bertobat...:)
BalasHapusdatang kemari silaturahmi. Apa kabar pak :)
BalasHapussebesar apapun dosa yg di perbuat manusia, asalkan benar2 tulus bertaubat, Tuhan pasti akan mengampuninya
BalasHapusAllah swt memang Maha Pengampun, Arya.
BalasHapustobat kita pasti akan diterimaNYA kecuali ketika nafas telah sampai di tenggorokan.
Semoga kita menjadi hamba yg gemar bertobat ya Arya ,amin
salam
salam sahabat
BalasHapussegala sesuatunya mempunyai nilai dan hikmah bila dilakukan dengan ketulusan hati insyaAllah akan berjalan dengan baik
ALLAH memang begitu Maha Pemaaf...
BalasHapusjika kita benar-benar niat bertobat maka ALLAH akan mengampuni... ^^
ya Dia memang maha pengampun..dan pemaaf tentunya...harusnya kita jg begitu ya
BalasHapusKalo ingat akherat jadi ingat ma dosa2 kita..salam kenal mas..Aq sudah follow blog ini
BalasHapussalam...
BalasHapusyang dilihat adalah akhir kita :)
jadi teruslah berdoa untuk akhir hayat kita dalam kebaikan