Tuhan dan,..ia satu-satunya penumpang yang selamat dari kecelakaan kapal laut, terdampar di pulau kecil yang kosong,... kosong dari sejenis ia manusia.
Disekitarnya hanya ada hamparan semak didepan dan hutan belukar dibelakang. Ia berdoa agar Tuhan menolongnya.
Setiap hari ia melihat kekaki langit mengharapkan pertolongan, tetapi tak ada satu pun kapal yang datang.
Terasa kering sudah berkeliling pulau, berdetak alunan antara asa dan putus, lelah menanti pertolongan yag tak kunjung datang.
Kemudian ia memutuskan membangun pondok kecil dari kayu-kayu yang hanyut untuk berteduh dan menyimpan harta bendanya.
Suatu hari, setelah mencari makanan, ia pulang dan mendapati pondok kecilnya terbakar. Asap bergulung-gulung naik ke angkasa. Hal yang buruk telah terjadi, ia kehilangan semua harta benda.
Ia berdiri terpaku diliputi perasaan sedih bercampur marah.
"TUHAN...TEGANYA KAU BERBUAT DEMIKIAN TERHADAPKU !" teriak ia.
Terduduk bersimpuh, bersimbah pasir pantai, airmatanya kering.
Marah, lapar, lelah sudah tak dihiraukan...
Sekarang ia tertidur di bawah pohon dekat pondok kecil yang terbakar.
Keesokan hari, ia terbangun oleh suara kapal yang mendekati daratan, kapal itu datang untuk menolong.
Dilihat beberapa awak kapal turun bersekoci, mendayung kearahnya.
"Bagaimana bapak tau saya berada disini," tanya ia kepada sipenolong.
"Kami melihat asap yang kamu kirimkan" jawab sipenolong.
Tuhan dan,..ia sebagai manusia dengan berbagai prasangka dalam hidup yang selalu dijatuhkan kepada Tuhan, jika mendapatkan kemalangan dan menganggap Tuhan telah menghinakannya, sebaliknya cepat pula berubah dan memuji Tuhan jika mendapatkan kesenangan dan berkata "Tuhan telah memuliakan ku" ...Tuhan dan,.. ia........................................
Disekitarnya hanya ada hamparan semak didepan dan hutan belukar dibelakang. Ia berdoa agar Tuhan menolongnya.
Setiap hari ia melihat kekaki langit mengharapkan pertolongan, tetapi tak ada satu pun kapal yang datang.
Terasa kering sudah berkeliling pulau, berdetak alunan antara asa dan putus, lelah menanti pertolongan yag tak kunjung datang.
Kemudian ia memutuskan membangun pondok kecil dari kayu-kayu yang hanyut untuk berteduh dan menyimpan harta bendanya.
Suatu hari, setelah mencari makanan, ia pulang dan mendapati pondok kecilnya terbakar. Asap bergulung-gulung naik ke angkasa. Hal yang buruk telah terjadi, ia kehilangan semua harta benda.
Ia berdiri terpaku diliputi perasaan sedih bercampur marah.
"TUHAN...TEGANYA KAU BERBUAT DEMIKIAN TERHADAPKU !" teriak ia.
Terduduk bersimpuh, bersimbah pasir pantai, airmatanya kering.
Marah, lapar, lelah sudah tak dihiraukan...
Sekarang ia tertidur di bawah pohon dekat pondok kecil yang terbakar.
Keesokan hari, ia terbangun oleh suara kapal yang mendekati daratan, kapal itu datang untuk menolong.
Dilihat beberapa awak kapal turun bersekoci, mendayung kearahnya.
"Bagaimana bapak tau saya berada disini," tanya ia kepada sipenolong.
"Kami melihat asap yang kamu kirimkan" jawab sipenolong.
Tuhan dan,..ia sebagai manusia dengan berbagai prasangka dalam hidup yang selalu dijatuhkan kepada Tuhan, jika mendapatkan kemalangan dan menganggap Tuhan telah menghinakannya, sebaliknya cepat pula berubah dan memuji Tuhan jika mendapatkan kesenangan dan berkata "Tuhan telah memuliakan ku" ...Tuhan dan,.. ia........................................
Assalamualaikum pak arya.
BalasHapusSebuah cerita singkat yang menggugah. Manis indah.
Sebuah tamparan bagi saya yg seringkali mengeluh pada Tuhan.
Maya ALLAh...ALLAh tahu mana yg baik untuk kita..da kita sejatinya hanya manusia yg tidak bisamenebak apa takdir dan alur indah yg ALLAh siapkan...
Wa'alaikum salam , terimakasih atas respect-nya sobat
BalasHapussalam ^_^