When I was young and free,
And my imagination has no limits,
I dreamed of changing the world.
As I grew older and wiser,
I discovered the world would not change,
So I shortened my sights somewhat
And decided to change only my country.
But it too seemed immovable.
As I grew into my twilight years,
In one last desperate attempt,
I settled for changing only my family,
Those closest to me, but alas,
They would have none of it.
And now as I lay on my deathbed,
I suddenly realize:
If I had only changed myself first,
Then by example I might have changed my family,
From their inspiration and encouragement,
I would then have been able to better my country,
And who knows, I may have even change the world.
(An Anglican Bishop, 1100 AD, as written in the Crypts of Westminster Abbey).
Kehendak untuk berubah atau The Willingness to Change, Sajak yang ditulis oleh seorang Biskop Anglikan dari abad 11,diabadikan di ruang bawah tanah Gereja Westminster Abbey di London, Inggris.
Walau telah berusia ratusan tahun, isinya tetap relevan untuk dsimak, khususnya dalam situasi bangsa dan negara ini,dengan semua implikasinya. Bayang-bayang gagalnya suatu pemerintahan pada masalah yang krusial; hukum sudah majal, keadilan menjadi buram.
Sumber tulisan: Soemarno Soedarsono ( sajak adalah sumbangan dari Bambang Utomo dari Griya Gagasan Cianjur).
Salam sahabat
BalasHapusLuar biasa sangat mwmberikan inspirasi dengan sajak yang ada disitu pula tertanam sebuah rasa bagaimana menyikapi sebuah keadaan
Makasih
Greeting for you
BalasHapusWhen i was tey to get something in this life this really make me want to go along in great place without pesimis xixixi
i want dream :) met istirahat yaa
BalasHapusMantap gan sangat memberikan inspirasi, meskipun saya baca dan memahaminya lumayan bikin kepana cenat cenut
BalasHapusurusan bangsa ini tak pernah habis, ibarat orang sakit , negara kita ini sudah kronis, sehingga sulit untuk memulai dari mana kita memulainya, yang pasti kalo urusan yang gede, maka pemimpin negri ini yang melakukan, tetapi jika pemimpinnya saja sakit, maka tunggu saja ajal menjemput bangsa ini
BalasHapus@Dhana/戴安娜: terimakasih mba Dhana Arsega :)...semoga selalu diliputi keselamatan dunia dan akhirat.
BalasHapus@Lidya::)..:) tapi jangan mimpikan saya ya bu....gawat :e..
BalasHapusterimakasih banyak bu atas kunjungan malamnya....salam untuk keluarga...
@Ika Nurlatifah:trims ka....salam kenal ya...happy blogging :) :)
BalasHapus@Djangan Pakies: amin pak Is, kita ini hanya bagian komponen bangsa yg terkecil...walau begitu punya peran yang sama dan menentukan....
BalasHapusterimakasih bapak :)
@pakde sulas: iya pak, tapi tetap ada optimis dalam diri...seperti yang dikatakan diatas pada Pak Is, walau bagian terkecil tapi tetap punya peran...
BalasHapussalam hangat dari SMALA :)
@DewiFatma:hmmmmmmmmmmmm....mmmmm....hhhhhhhhhh :)
BalasHapusthanks mba
kemauan untuk berubah, tanpa itu maka negara akan begini2 saja
BalasHapus*kesal negara membiarkan budaya mencuri/korupsi
*kalau boleh saran blognya ada semacam daftar isi atau gadget artikel terkini, biar mudah melihat artikel sebelumnya
Setahuku, Kutipan The Willingness to Change itu adalah kata-kata dari seorang Sufi yang bernama Bazayid Al Bistami....
BalasHapus