Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

The Willingness to Change

When I was young and free,
And my imagination has no limits,
I dreamed of changing the world.
As I grew older and wiser,
I discovered the world would not change,
So I shortened my sights somewhat
And decided to change only my country.
But it too seemed immovable.
As I grew into my twilight years,
In one last desperate attempt,
I settled for changing only my family,
Those closest to me, but alas,
They would have none of it.
And now as I lay on my deathbed,
I suddenly realize:
If I had only changed myself first,
Then by example I might have changed my family,
From their inspiration and encouragement,
I would then have been able to better my country,
And who knows, I may have even change the world.

(An Anglican Bishop, 1100 AD, as written in the Crypts of Westminster Abbey).

Kehendak untuk berubah atau The Willingness to Change, Sajak yang ditulis oleh seorang Biskop Anglikan dari abad 11,diabadikan di ruang bawah tanah Gereja Westminster Abbey di London, Inggris.
Walau telah berusia ratusan tahun, isinya tetap relevan untuk dsimak, khususnya dalam situasi bangsa dan negara ini,dengan semua implikasinya. Bayang-bayang gagalnya suatu pemerintahan pada masalah yang krusial; hukum sudah majal, keadilan menjadi buram.

Sumber tulisan: Soemarno Soedarsono ( sajak adalah sumbangan dari Bambang Utomo dari Griya Gagasan Cianjur).

13 komentar:

  1. Salam sahabat
    Luar biasa sangat mwmberikan inspirasi dengan sajak yang ada disitu pula tertanam sebuah rasa bagaimana menyikapi sebuah keadaan
    Makasih

    BalasHapus
  2. Greeting for you
    When i was tey to get something in this life this really make me want to go along in great place without pesimis xixixi

    BalasHapus
  3. i want dream :) met istirahat yaa

    BalasHapus
  4. Mantap gan sangat memberikan inspirasi, meskipun saya baca dan memahaminya lumayan bikin kepana cenat cenut

    BalasHapus
  5. urusan bangsa ini tak pernah habis, ibarat orang sakit , negara kita ini sudah kronis, sehingga sulit untuk memulai dari mana kita memulainya, yang pasti kalo urusan yang gede, maka pemimpin negri ini yang melakukan, tetapi jika pemimpinnya saja sakit, maka tunggu saja ajal menjemput bangsa ini

    BalasHapus
  6. @Dhana/戴安娜: terimakasih mba Dhana Arsega :)...semoga selalu diliputi keselamatan dunia dan akhirat.

    BalasHapus
  7. @Lidya::)..:) tapi jangan mimpikan saya ya bu....gawat :e..

    terimakasih banyak bu atas kunjungan malamnya....salam untuk keluarga...

    BalasHapus
  8. @Ika Nurlatifah:trims ka....salam kenal ya...happy blogging :) :)

    BalasHapus
  9. @Djangan Pakies: amin pak Is, kita ini hanya bagian komponen bangsa yg terkecil...walau begitu punya peran yang sama dan menentukan....
    terimakasih bapak :)

    BalasHapus
  10. @pakde sulas: iya pak, tapi tetap ada optimis dalam diri...seperti yang dikatakan diatas pada Pak Is, walau bagian terkecil tapi tetap punya peran...

    salam hangat dari SMALA :)

    BalasHapus
  11. @DewiFatma:hmmmmmmmmmmmm....mmmmm....hhhhhhhhhh :)

    thanks mba

    BalasHapus
  12. kemauan untuk berubah, tanpa itu maka negara akan begini2 saja

    *kesal negara membiarkan budaya mencuri/korupsi

    *kalau boleh saran blognya ada semacam daftar isi atau gadget artikel terkini, biar mudah melihat artikel sebelumnya

    BalasHapus
  13. Setahuku, Kutipan The Willingness to Change itu adalah kata-kata dari seorang Sufi yang bernama Bazayid Al Bistami....

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas