Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Anak-anak religius

dalam dan luasnya ilmu yang bermanfaat untuk anak dan orangtua
Kisah yang mengharukan dari memuliakan orangtua. Buah manis perjalanan rumah tangga setiap manusia, yang bisa membudayakan nilai-nilai luhur kepada anak-anak. Anak-anak religius yang tidak saja mendo'akan untuk kebaikan orang tua, tetapi dalam perlakuannya semasa hidup benar-benar menempatkan orangtua (ibu) pada tempat yang tinggi (memuliakan bagai keramat yang hidup).
Berikut kisahnya yang blog aryadevi ambil dari blog sobat Rio.

Di salah satu pengadilan Qasim, Hizan al Fuhaidi berdiri kecewa dengan air mata bercucuran hingga membasahi janggutnya. Ternyata ia baru saja dikalahkan adik kandungnya oleh sang hakim dalam hak pemeliharaan ibunya yang sudah tua renta.

Seumur hidupnya sang ibu tinggal bersama Hizan al Fuhaidi di pedesaan. Dan tatkala sang ibu menua dan keriput serta hanya memakai perhiasan cincin timah dijarinya, datanglah sang adik yang tinggal di perkotaan untuk mengajak sang ibu tinggal bersamanya dengan alasan fasilitas kesehatan di perkotaan jauh lebih lengkap.

Tawaran sang adik ditolak oleh Hizan al Fuhaidi dengan alasan dirinya mampu merawat dan menjaga sang ibu. Sang adik bersikeras, jadilah kedua bersaudara itu membawa perkara ini ke pengadilan. Setelah sidang demi sidang, akhirnya sang hakim memerintahkan agar sang ibu dibawa ke pengadilan.

Kedua bersaudara pun membopong sang ibu yang beratnya hanya 40 kg ke hadapan hakim. Hakim kemudian bertanya, siapa yang lebih berhak tinggal bersamanya?

Sang ibu lalu menjawab sambil menunjuk ke Hizan, "Ini mata kananku!" kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata, "Ini mata kiriku!"

Berdasarkan kemaslahatan bagi sang ibu, hakim akhirnya memutuskan sang ibu dirawat oleh adik Hizan. Keputusan yang membuat Hizan al Fuhaidi sangat kecewa, air matanya menetes, air mata kemuliaan tanda bakti kepada ibunya.

Sungguh terhormat dan beruntung sang ibu memiliki dua anak yang berbakti, yang berlomba-lomba merawatnya di saat dirinya sudah tua renta. Ini pelajaran berharga tentang berbakti dikala durhaka semakin membudaya.

Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” [Ibrahim:41]

Tiga hal yang tidak akan putus sepanjang masa dari amalan anak manusia, yaitu: amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh.
Untuk sang ibu (dari kisah nyata diatas), sudah mendapatkan semua hal tersebut. Menanamkan ilmu dalam mendidik, meraup amal dan ilmu yang sudah bermanfaat, menjadikan anak-anaknya berbakti, tidak hanya ketika dia meninggalkan dunia, semasa hidup pun...

Gambar:http://www.zeitnews.org/

5 komentar:

  1. di akhir jaman seperti sekarang ini, anak yang peduli terhadap orang tuanya semakin sedikit,dan semoga kita termasuk yang sedikit itu. Amin.

    BalasHapus
  2. justru saat ini yang sering kita dengan adalah menyia-nyiakan orang tua dan parahnya lagi kalo anak berduit, orang tua dititipkan ke panti asuhan. Semoga kita terhindar dari yang demikian

    BalasHapus
  3. semoga kita menjadi seperti itu ya pak.
    lama tidak BW kesini :) apa kabar?

    BalasHapus
  4. Posting yang sangat bermanfaat sekali;)

    BalasHapus
  5. kisah yang mengingatkan kita betapa beruntungnya seorang ibu yang memiliki anak -anak yang berbakti kepadanya buah dari ilmu yang di berikan kepada anak-anaknya

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas