Manusia tak akan luput dari masa-masa sulit. Penggambaran masa-masa sulit tersebut seperti pintu gerbang yang lebih sulit dibuka daripada gerbang-gerbang lainnya - dari tulisan Pakdhe Cholik - Ketika Gerbang Sulit Dibuka, atau kalau saya pribadi menganalogikan seperti mendobrak dinding gua (sama saja memang).
Mendobrak dinding gua - mengatasi keterbatasan-keterbatasan manusia, yakni jika mengalami kegagalan atau suatu kesalahan selalu dikaitkan dengan sifat dhaif (lemah) manusia, lalu mundur teratur, pasrah dengan keadaan, menerima apa adanya.
Ditambahi lagi dengan perkataan,"Ah memang nasib ku begini".
Atau dalam alur hidup manusia, tidak selamanya harus mengikut jalur kelaziman hidup, seperti contoh kecil dalam sisi pergaulan anak muda, apakah sebagai remaja harus selalu mengikuti perkembangan jaman? dalam mode pakaian, perilaku, cara bicara dan lain-lain. Seyogyanya untuk pengaruh negatif dalam perkembangannya, bukanlah yang harus diikuti.
Jika mengalami kegagalan lalu menyerahkan diri ke Kekuasaan Allah...benar adanya, karena tiada daya upaya selain Allah. Tetapi.., perlu juga dipahami bahwa Allah sudah memberi hak otonomi manusia untuk berusaha dengan segala kekuatannya dan juga Allah akan selalu menyertai/mendampingi manusia, Allah lebih dekat dari pada urat nadi dileher kita...pengandaian yang tepat untuk manusia yang berhasil menjalin hubungan baik dengan Tuhan.
Kalau sudah begitu apa yang tidak mungkin ?
Diakui atau tidak, pikiran yang dibiarkan menganggur akan cenderung menyerap hal hal yang bersifat negatif. Jika dibiarkan, pikiran akan melayang ketempat tempat yang menawarkan kesedihan atau sikap pesimis.
Akibat selanjutnya adalah menimbulkan reaksi berantai yang berupa rasa sakit dan kepedihan didalam hati.
Karena itu jangan biarkan pikiran berkeliaran semaunya tanpa kendali. Jadi gunakan hanya untuk berpikir pada hal hal yang bermanfaat.
Atau berpikirlah tentang segala sesuatu dari sisi positifnya.
Tidak selamanya untuk menyelesaikan masalah harus mengikuti alur kelaziman yang sering dipakai.
Diperlukan keberanian dan olah daya kreatif untuk mendobrak atau memecah dinding gua (kelaziman).
Analogi dari yang umum, untuk dapat menguasai hal baru atau kepandaian yang baru, maka tiap orang seperti berjalan diterowongan. Mereka berusaha mencari jalan keluar dengan mengikuti alur atau menyusuri terowongan yang belum tentu ujungnya.
Selain memboroskan waktu kemungkinan untuk menemukan jalan keluar juga kecil. Maka beranikanlah mendobrak dinding gua untuk menemukan jalan keluar.
Upaya memecah dinding gua adalah langkah kerja keras untuk menutupi keterbatasan yang dimiliki.
Apalagi untuk orang yang ber-agama beriman ( tentu memiliki keyakinan yang mendalam ) pada suatu yang musykil dilogikakan.
Gambar:http://himpalaunas.com
Mendobrak dinding gua - mengatasi keterbatasan-keterbatasan manusia, yakni jika mengalami kegagalan atau suatu kesalahan selalu dikaitkan dengan sifat dhaif (lemah) manusia, lalu mundur teratur, pasrah dengan keadaan, menerima apa adanya.
Ditambahi lagi dengan perkataan,"Ah memang nasib ku begini".
Atau dalam alur hidup manusia, tidak selamanya harus mengikut jalur kelaziman hidup, seperti contoh kecil dalam sisi pergaulan anak muda, apakah sebagai remaja harus selalu mengikuti perkembangan jaman? dalam mode pakaian, perilaku, cara bicara dan lain-lain. Seyogyanya untuk pengaruh negatif dalam perkembangannya, bukanlah yang harus diikuti.
Jika mengalami kegagalan lalu menyerahkan diri ke Kekuasaan Allah...benar adanya, karena tiada daya upaya selain Allah. Tetapi.., perlu juga dipahami bahwa Allah sudah memberi hak otonomi manusia untuk berusaha dengan segala kekuatannya dan juga Allah akan selalu menyertai/mendampingi manusia, Allah lebih dekat dari pada urat nadi dileher kita...pengandaian yang tepat untuk manusia yang berhasil menjalin hubungan baik dengan Tuhan.
Kalau sudah begitu apa yang tidak mungkin ?
Diakui atau tidak, pikiran yang dibiarkan menganggur akan cenderung menyerap hal hal yang bersifat negatif. Jika dibiarkan, pikiran akan melayang ketempat tempat yang menawarkan kesedihan atau sikap pesimis.
Akibat selanjutnya adalah menimbulkan reaksi berantai yang berupa rasa sakit dan kepedihan didalam hati.
Karena itu jangan biarkan pikiran berkeliaran semaunya tanpa kendali. Jadi gunakan hanya untuk berpikir pada hal hal yang bermanfaat.
Atau berpikirlah tentang segala sesuatu dari sisi positifnya.
Tidak selamanya untuk menyelesaikan masalah harus mengikuti alur kelaziman yang sering dipakai.
Diperlukan keberanian dan olah daya kreatif untuk mendobrak atau memecah dinding gua (kelaziman).
Analogi dari yang umum, untuk dapat menguasai hal baru atau kepandaian yang baru, maka tiap orang seperti berjalan diterowongan. Mereka berusaha mencari jalan keluar dengan mengikuti alur atau menyusuri terowongan yang belum tentu ujungnya.
Selain memboroskan waktu kemungkinan untuk menemukan jalan keluar juga kecil. Maka beranikanlah mendobrak dinding gua untuk menemukan jalan keluar.
Upaya memecah dinding gua adalah langkah kerja keras untuk menutupi keterbatasan yang dimiliki.
Apalagi untuk orang yang ber-agama beriman ( tentu memiliki keyakinan yang mendalam ) pada suatu yang musykil dilogikakan.
Gambar:http://himpalaunas.com
pikiran ibarat sebuah perjalanan..
BalasHapuskadang menyimpang dari tujuan...
:P
yang mempengaruhi ada di hati....pikiran secermerlang pun akan berakibat negatif jika hati tidak ada cahaya....
Hapusthanks mas Dihas..
keyakinan ternyata kuat banget ya...
BalasHapussemoga selalu di beri petunjuk agar tetap teguh keyakinan ya:)
salam kenal :)
salam kenal adeuny...terimakasih atas kedatangannya....salam
Hapusdobrak dengan kerja keras, usaha dan doa jangan lupa bersyukur :)
BalasHapuswah kalau mendobrak dinding goa tak mungkin, jadi musti cari jalan berputar, goa kan banyak jalur menuju pintu keluarnya :D
BalasHapusKalo mendobrak itu kan kadang butuh kekuatan atau alat lain yang bisa membantu. Nah itunya yang rada susah. Apalagi kebiasaan seseorang itu sulit berubah.
BalasHapusbagaimana kesan hadirmu di dunia itu sesuai dengan pikiranmu tentang dirimu..maka rubahlah cara berpikir-mu...selalu berpikir positif dan optimis ...insya Allah semua akan ada solusinya :)
BalasHapus