Kata syaithon di dalam Alqur'an, disebut tidak kurang 90 kali. Baik dari segi mufrad (bentuk tunggal) yaitu syaithon maupun jamaknya syayathin.
Ini menggambarkan bahwa pembahasan tentang syetan merupakan tema yang mendapat perhatian khusus dalam al-Qur'an. Sampai disebut berulang, agar manusia mempunyai kewaspadaan dari bahaya tipu daya syetan yang selalu mengintai kita.
Kata syaithon berasal dari kata syaithona, yang bermakna tabaa'ada, sesuatu yang menjauhi. Pengertian secara etimologi ini menggambarkan bahwa syetan mempunyai karakter yang jauh dari ajaran Allah, jauh dari rahmat Allah, serta jauh dari kedamaian dalam hidup didunia dan akhirat. Banyak lagi sifat syetan tersebut yang mempunyai konotasi keburukan. Didalam Atsar dikatakan,"Sifat dengki dan marah adalah berasal dari syetan sang pembawa durjana."
Dari tinjauan istilah, makna syetan adalah makhluk yang diciptakan Allah dari api. Jadi materi bahan dasar syetan adalah api. Dari segi penciptaan syetan ini, menggambarkan bahwa syetan mempunyai kekuatan yang dahsyat dalam keburukan. Sebagaimana api adalah sebuah kekuatan yang berat dan besar, bisa membakar rumah, gedung, bahkan hutan. Itulah gambaran dari pada syetan.
Dari pendekatan moral, syetan adalah sumber segala keburukan, artinya dalam hal ini manusia juga bisa menjadi syetan, tertera jelas dalam surat al-An'am ayat 112, Allah menjelaskan,"Dan demikianlah telah Kami jadikan dari tiap Nabi itu musuh yaitu syetan-syetan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikan kepada sebagian yang lain, perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)....."
Maksud dari al-Qur'an ini adalah menggabungkan dua makna, baik dari segi penciptaan maupun moral. Dari sini kita melihat bukti, bahwa perkembangan manusia yang akrab dengan syetan itu, muncul dimana-mana dalam semua sisi kehidupan manusia, bahkan banyak bermunculan perkumpulan atau sekte-sekte yang ritualnya menyembah syetan. Mereka mempunyai sifat syaithon yang jauh dari ajaran Allah.
Dalam surat al-Baqarah ayat 102, dijelaskan,"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syetan-syetan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir) padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syetan-syetan itulah yang kafir (mengerjakansihir)....".
Seorang Ulama Tafsir, Ibnu Katsir menyatakan "Tatlu" artinya membaca, menyihir, atau berbuat bohong. Semua makna itu relevan, karena orang yang suka menyihir biasanya membaca mantera dan berbuat bohong, dengan mendapat bantuan dari syetan sebagai perantara dalam memenuhi permintaan orang yang datang kepadanya.
Sihir dalam bahasa al-Qur'an adalah Yukhoyyalu (dikhayalkan baginya), seolah-olah sesuatu itu ada, padahal sebenarnya hanya khayalan saja. seperti: ular yang berjalan sebagai jelmaan suatu benda, darah yang memancar dari badan seseorang, jarum yang keluar dari dalam tubuh manusia.
Padahal semua itu hanya tipuan yang dibuat-buat. Ayat ini menjelaskan bahwa menghadapi syetan itu mudah saja, karena syetan takut dengan bacaan al-Qur'an.
Dalam surat at-Taubah ayat 31, dijelaskan"Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah,..."
...........
*Pembahasan perilaku manusia dalam interaksinya dengan syetan dari pandangan Agama-al Qur'an*
Gambar:http://pedomannusantara.com
Ini menggambarkan bahwa pembahasan tentang syetan merupakan tema yang mendapat perhatian khusus dalam al-Qur'an. Sampai disebut berulang, agar manusia mempunyai kewaspadaan dari bahaya tipu daya syetan yang selalu mengintai kita.
Kata syaithon berasal dari kata syaithona, yang bermakna tabaa'ada, sesuatu yang menjauhi. Pengertian secara etimologi ini menggambarkan bahwa syetan mempunyai karakter yang jauh dari ajaran Allah, jauh dari rahmat Allah, serta jauh dari kedamaian dalam hidup didunia dan akhirat. Banyak lagi sifat syetan tersebut yang mempunyai konotasi keburukan. Didalam Atsar dikatakan,"Sifat dengki dan marah adalah berasal dari syetan sang pembawa durjana."
Dari tinjauan istilah, makna syetan adalah makhluk yang diciptakan Allah dari api. Jadi materi bahan dasar syetan adalah api. Dari segi penciptaan syetan ini, menggambarkan bahwa syetan mempunyai kekuatan yang dahsyat dalam keburukan. Sebagaimana api adalah sebuah kekuatan yang berat dan besar, bisa membakar rumah, gedung, bahkan hutan. Itulah gambaran dari pada syetan.
Dari pendekatan moral, syetan adalah sumber segala keburukan, artinya dalam hal ini manusia juga bisa menjadi syetan, tertera jelas dalam surat al-An'am ayat 112, Allah menjelaskan,"Dan demikianlah telah Kami jadikan dari tiap Nabi itu musuh yaitu syetan-syetan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikan kepada sebagian yang lain, perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)....."
Maksud dari al-Qur'an ini adalah menggabungkan dua makna, baik dari segi penciptaan maupun moral. Dari sini kita melihat bukti, bahwa perkembangan manusia yang akrab dengan syetan itu, muncul dimana-mana dalam semua sisi kehidupan manusia, bahkan banyak bermunculan perkumpulan atau sekte-sekte yang ritualnya menyembah syetan. Mereka mempunyai sifat syaithon yang jauh dari ajaran Allah.
Dalam surat al-Baqarah ayat 102, dijelaskan,"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syetan-syetan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir) padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syetan-syetan itulah yang kafir (mengerjakansihir)....".
Seorang Ulama Tafsir, Ibnu Katsir menyatakan "Tatlu" artinya membaca, menyihir, atau berbuat bohong. Semua makna itu relevan, karena orang yang suka menyihir biasanya membaca mantera dan berbuat bohong, dengan mendapat bantuan dari syetan sebagai perantara dalam memenuhi permintaan orang yang datang kepadanya.
Sihir dalam bahasa al-Qur'an adalah Yukhoyyalu (dikhayalkan baginya), seolah-olah sesuatu itu ada, padahal sebenarnya hanya khayalan saja. seperti: ular yang berjalan sebagai jelmaan suatu benda, darah yang memancar dari badan seseorang, jarum yang keluar dari dalam tubuh manusia.
Padahal semua itu hanya tipuan yang dibuat-buat. Ayat ini menjelaskan bahwa menghadapi syetan itu mudah saja, karena syetan takut dengan bacaan al-Qur'an.
Dalam surat at-Taubah ayat 31, dijelaskan"Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah,..."
...........
*Pembahasan perilaku manusia dalam interaksinya dengan syetan dari pandangan Agama-al Qur'an*
Gambar:http://pedomannusantara.com
memang sih ya seperti itu jelas adanya. Tapi kita di larang keras dan sangat keras sekali memperlajari bahkan mendatangi orang yang mempelajari itu
BalasHapusmendasari diri (pemahaman) dengan kuat dahulu untuk masalah aqidah tauhid.
HapusSemoga kita dijauhkan dari godaan Syaitan itu ya pak
BalasHapusAmin bu,..selalu berserah diri,bersandar kepada Allah....sesungguhnya syetan itu dhaif
HapusAku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk
BalasHapusSubhanallah ..bararaid teuing.. semoga kita selalu dilindungi Allah SWT dari godaan syetan ini..
BalasHapusArtikel dengan pencerahan yang sangat bagus bu. makasih dah share disini..
BalasHapus