Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Strategi dakwah Rasul di Mekkah

padang pasir
Strategi dakwah Rasul di Mekkah.
Tujuan dakwah Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan hukum, sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad Sallallahu'alaihiwasallam dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Strategi dakwah Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai berikut:

1. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun
Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya.
Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam tersebut adalah:
Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam yang tinggal serumah dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam pada waktu kecil).

Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah mengenai ajaran Islam sehingga ternyata beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:
۞ Abdul Amar dari Bani Zuhrah
۞ Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
۞ Utsman bin Affan
۞ Zubair bin Awam
۞ Sa’ad bin Abu Waqqas
۞ Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah disebutkan d atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).
2.Dakwah secara terang-terangan
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah Subhanahuwata'ala agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: 214-216.

Tahap-tahap dakwah Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:
1.Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
2.Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam mengumpulkan para penduduk kota Mekkah, terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.

Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi Sallallahu'alaihiwasallam) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M).

Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain:
۞ Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.
۞ Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
۞ Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah).

Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi. Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.

Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam pada gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.


3. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam
Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam, yakni:

1.Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam (Islam) melarangnya.

2.Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.

3.Kaum kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan agama dan tradisi hidupa bermasyarakat warisan leluhur mereka.

4.Dan, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam karena Islam melarang menyembah berhala.

Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam bermacam-macam antara lain:
۞ Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.

۞ Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad Sallallahu'alaihiwasallam agar permusuhan di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kamu kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.

Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi Muhammad Sallallahu'alaihiwasallam menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu memberikan jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M.
Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena menduga keadaan di Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salah satu kaum kafir Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal labih kejam lagi.
Akhirnya, Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah yang kedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib.
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam dan pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad Sallallahu'alaihiwasallam juga telah wafat. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut ‘amul huzni (tahun duka cita).

Bagian dari materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada pokok materi-Meneladani dakwah Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam di Mekkah.
Gambar:http://jadibacaan.blogspot.com

1 komentar:

  1. Alhamdulillah dakwah Rasulullah berhasil sehingga agama Islam sampai kepada kita sekarang ini.

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas