Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Home Visit dan Pelaksanaannya

home visit
Home Visit dan Pelaksanaannya;
Dalam pengertiannya sendiri pada program Home Visit adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan jalan mengunjungi rumah siswa untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa dan untuk melengkapi data siswa yang sudah ada yang diperoleh dengan teknik lain.
Alasan Penggunaan Home Visit :
-Hanya sebagian kecil waktu anak berada di sekolah dan selebihnya berada di rumah.
Untuk melengkapi pengalaman membimbing tentang seseorang perlu mengetahui kehidupan keluarga di mana anak itu tinggal dan banyak melakukan kegiatan sesudah pulang sekolah.

-Tidak sedikit masalah yang timbul di sekolah, berasal dari rumah.
1. Tujuan Home Visit.
a. Membangun hubungan antara lembaga keluarga, sekolah dan masyarakat.
b. Mengumpulkan data yang berharga tentang latar belakang kehidupan anak dan keluarganya, mengumpulkan data dapat berarti mendapat data baru atau mengecek betul tidaknya data yang diperoleh melalui metode lain.

c. Lebih mengenal lingkungan hidup siswa sehari-hari, bila informasi yang dibutuhkan tidak dapat diperoleh melalui angket dan wawancara informasi.
d. Untuk membicarakan kasus seorang siswa bila memerlukan kerjasama dengan orang tua

2. Langkah-langkah Home Visit
a. Persiapan
- Menentukan tujuan.
- Menentukan waktu pelaksanaan
- Mengirim surat pemberitahuan kepada orang tua yang diketahui oleh kepala sekolah.
- Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, misalnya daftar pertanyaan dan pedoman observasi.

b. Pelaksanaan
- Perkenalan, dimaksudkan untuk mengadakan kontak yang baik agar konsep orang tua tidak bersifat defensif / mempertahankan diri. Untuk menciptakan hubungan baik, konselor harus bersikap sopan dan sabar, menjelaskan maksud dan tujuan home visit. Dengan demikian diharapkan orang tua siswa akan bersikap terbuka.
- Mengadakan observasi seperlunya.
- Mengadakan wawancara yang sesungguhnya dan secukupnya.

c. Penutup.
Mengakhiri home visit dan minta diri. Akhirilah home visit pada waktu yang tepat, dengan melihat kemungkinan terjadinya kebosanan dan memepertimbangkan waktu.
d. Pembuatan laporan.
Dalam menyusun laporan home visit hendaknya dibuat juga kesimpulan (sementara).

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Home Visit.
a. Mengadakan persiapan mental sebelumnya mengenai informasi apa yang ingin diperoleh .
b. Konselor perlu bersikap wajar, sopan dan menghargai dan ada kesediaan untuk menolong untuk menghindari memberikan kesan seolah-olah diadakan pemeriksaan atau penggeledahan.

c. Harus ada kepastian sebelum berkunjung ,bahwa kedatangan konselor akan disambut dengan baik.
Kepastian itu dapat diperoleh dari surat balasan yang diberikan orang tua terhadap surat pemberitahuan dari sekolah mengenai rencana kunjungan rumah atau dengan menanyai siswa yang bersangkutan tentang rencana berkunjung ke rumahnya.
Kalau siswa tidak menyukainya atau meragukan kerelaan orang tua menerima kunjungan petugas bimbingan / konselor, pada umumnya lebih baik rencana itu dibatalkan saja.

d. Membuat catatan seperlunya, sesuai dengan tujuan.
e. Hindari wawancara sepihak.
f. Pada ibu biasanya banyak tersimpan data.
g. Sebelum mengadakan home visit, sebaiknya pembimbing mempelajari data anak di sekolah.

h. Mencari data sejauh yang memungkinkan.
i. Pendekatan dapat dilakukan dari segi positif atau kekuatan dari keluarga anak.
j. Hasil dari home visit dipergunakan dalam rangka menolong.

k. Sesudah kembali dari kunjungan rumah, pembimbing membuat laporan singkat tentang informasi yang diperoleh dengan membedakan antara fakta dan data dengan kesan pribadi yang merupakan interpretasi terhadap informasi. Laporan itu disimpan sendiri dan tembusan dilampirkan pada kartu pribadi siswa yang bersangkutan.

4. Informasi yang Diperoleh dalam Home Visit.
Informasi yang dapat dikumpulkan biasanya mencakup hal-hal :
a. Letak rumah dan keadaan di dalam rumah : keadaan fisik daerah di sekitar rumah, ukuran rumah, perlengkapan di dalam rumah, sumber penerangan, dsb.

b. Fasilitas belajar yang tersedia bagi siswa : ruang belajar, meja belajar, macam sumber penerangan, sumber-sumber gangguan.

c. Kebiasaan belajar siswa : belajar pada waktu-waktu kapan, berinisiatif sendiri atau harus dikejar-kejar, belajar bersama teman atau sendirian.

d. Suasana keluarga : corak hubungan antara anak dan orang tua (akrab atau tidak), sikap orang tua terhadap sekolah, sikap orang tua terhadap teman-teman bergaul anaknya, harapan kedua orang tua terhadap anaknya, tekanan ekonomi, dsb.

5. Keterbatasan Home Visit.
a. Menyita banyak waktu dari pembimbing di luar jam kerjanya.
b. Orang tua mudah merasa tidak enak dipancingi informasi macam-macam tentang keadaan keluarganya.

c. Informasi yang dapat diperoleh terbatas, sebab petugas bimbingan hanya melihat ruang tamu.
d. Pada umumnya orang tua cenderung memberikan kesan yang baik tentang  keluarganya, sehingga informasi yang diberikan tidak / belum tentu menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

e. Orang tua siswa belum menyadari pentingnya kunjungan rumah.
f. Hambatan bagi pembimbing yang belum matang secara pribadi dan dalam pemahaman sosial yaitu adanya kesukaran ketika berhubungan dengan orang tua.

g. Adanya perasaan curiga dari orang tua jika tujuan home visit tidak jelas.
6. Kelebihan Home Visit
a. Mendapatkan secara langsung data dan masalah yang dihadapi oleh siswa.
b. Dapat untuk mencocokkan data yang sebelumnya telah diperoleh dari siswa.
c. Memperoleh hubungan timbal balik / kerjasama yang sehat antara pembimbing dan orang tua

5 komentar:

  1. dengan adanya home visit semoga pihak sekolah bisa lebih memahami siswa

    BalasHapus
    Balasan
    1. begitu juga orangtua lebih bisa menghargai guru(sekolah)...... ^_^

      Hapus
  2. Saling memahami dan saling pengertian antara orang tua murid dan guru.., :D

    BalasHapus
  3. The home visit is the best way to learn in difficult situations. This is very convenient for the students who can take the program at home.

    BalasHapus
  4. Sudah semestinya anak-anak lebih diperhatikan bukan hanya sekedar mengerti tingkatan kelas

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas