Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Menggagas belajar yang menyenangkan

malaikat menulis dengan jujur
"Pikiran bukanlah sebuah wadah untuk diisi, melainkan api yang harus dinyalakan".
Kata-kata yang diambil dari buku "Malaikat menulis dengan jujur" karya Ida Azuz, didalamnya dia menyebutkan bahwa kata tersebut dikutip dari buku yang berjudul Evolusi cara belajar.
Dan kata-kata itu pun dikutip dari PLUTARCH, seorang penulis essai dan biografi yang pernah hidup di era Romawi ribuan tahun silam (46-120 M).
Berpikir....siswa ataupun saya, tidak perlu terlalu diisi otaknya dengan rentetan pelajaran yang membuat tidak berdaya. Mestinya, pada siswa maupun saya, lebih dengan menyuguhkan bahan bakar untuk menyalakan api, bukan menambah-nambahkan obor. Sebab apa artinya memiliki banyak obor yang kering tanpa minyak.

Mengambil pengalaman dari ibu Ida Azuz sebagai staff pengajar di sebuah Universitas yang menuturkan ceritanya:
Sebagai pengajar berbagai mata kuliah yang dekat dengan kemampuan menulis skripsi dan matematika, pada awalnya, saya kerap mendapati mahasiswa tidak berdaya menghadapi buku-buku yang saya anjurkan. Mereka tidak bersemangat membaca buku, mereka menjadi ngantuk di kelas. Dan fatalnya, ketika ujian tiba mereka nyontek. Mereka telah kehilangan rasa bangga pada diri sendiri. Mereka menjadi tidak berkutik dengan mata kuliah yang saya ajarkan.
Saya tentu saja agak down dengan keadaan ini. Saya bukan malahan bangga kalau mata kuliah yang saya ajarkan menjadi momok bagi mahasiswa. Saya menyakini ada yang tidak beres dalam proses belajar kami, antara saya dan mahasiswa.
Kekhawatiran itu bukan saja lantaran mata kuliah jadi kurang diminati, tetapi juga saya takut kalau tidak dapat menyajikan yang terbaik bagi mahasiswa.

Bukankah Allah memberikan saya rizki dari pekerjaan ini? Berarti saya mesti berupaya menyajikan yang terbaik bagi saya dan mahasiswa, seperti juga keinginan diberikan rizki yang terbaik dari sang Maha Kaya.

Perasaan gagal mulai mendera, bahkan terkadang membuat emosi terpancing. Lalu dalam gulana seperti itu, saya terbantu oleh buku "Kecerdasan Emosional" karangan Daniel Golleman, dan buku "Revolusi IQ, EQ, dan SQ" yang ditulis Taufik Pasiak (dokter dari Universitas Sam Ratulangi Manado).
Dari kedua buku tersebut, saya memahami bahwa manusia memiliki banyak kecerdasan. Tidak saja kecerdasan matematika, atau bahasa. Masih banyak kecerdasan lain yang dapat ditelusuri dari para mahasiswa.
Atas dasar bacaan itu, saya mengembara lagi. Membaca banyak buku tentang otak dan kepribadian manusia. Saya membaca buku karangan Pak Hernowo, Pak Bil dan Bu Slim, yang menceritakan pergulatan guru sekolah.
Tindak lanjut dari itu semua, kemudian saya meminta kelas yang parah tadi menulis surat pada siapa saja. surat sebagai pengganti mid test. Isi suratnya adalah menceritakan pada temannya, atau siapa saja tentang suasana kuliah, dosen yang disukai dan tidak (tentu saja saya meminta mereka untuk tidak menyebut nama dosen yang mereka sukai atau tidak, saya khawatir mereka akan menuliskan nama saya untuk sekedar membuat senang), disertai alasannya.

bersambung......

3 komentar:

  1. seandainya semua pengajar perfikiran seperti itu tentunya proses pengajaran akan semakin bagus ya pak guru. Seorang guru memang lebih tahu ilmunya lebih dulu dibanding muridnya tapi sebaiknya sih selalu diasah dan melihat diri sendiri apakah cara mengajar saja sudah benar dan anak didik mengerti . dulu saya paling malas mata kuliah akuntansi waktu kuliah untungnya hanya dapat 1 semester :)waduh kok malah curhat ini

    BalasHapus
  2. wah pingin baca buku malaikat menulis dengan jujur. banyak guru yang kadang kurang faham tentang cara mengajari muridnya, baginya setelah memberikan materi itu dianggap sudang mengajar, padahal belum tentu murid2 bisa menerima dengan bulat. aku ga pernah jadi guru yang mengajar di depan kelas, tapi aku selalu ingin menjadi guru ketika melihat seorang guru yang benar2 mantap cara mengajarnya.

    BalasHapus
  3. terus berjuang gan menjadi pengajar yang bermanfaat bagi para mahasiswanya

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas