Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Redundance

Sekilas, bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat rajin belajar. Lihatlah, banyaknya lembaga bimbingan belajar.
Bimbingan belajar Primagama bahkan tumbuh menjadi konglomerasi. Tetapi rajin belajarnya ini, toh kurang mendukung daya saing kita di level Asia.
Apa yang salah ? Sepertinya, kesalahannya adalah redundansi pelajaran yang gila-gilaan.
Seperti kita tahu, dulu pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila) diberikan sejak SD sampai Perguruan Tinggi. Tidak perlu dijelaskan, betapa bosannya banyak siswa mendapatkan materi yang itu-itu saja.
Pendidikan TI tampaknya tak jauh beda dengan PMP. Mari kita lihat redundansi pelajaran pada SMK TI dengan D3. Pada kedua tingkat belajar ini, pelajaran-pelajaran standar seperti network, database, programming ( Java atau bahasa pemograman lainnya) pasti ada. Demikian juga dengan algoritma.
Selain itu, pelajaran lain yang sering dikritik adalah bahasa inggris, kita mendapatkan pelajaran bahasa inggris hampir disemua level pendidikan. Dari SD sampai Universitas ( bahkan mungkin ada playgroup dan TK yang mengajarkan bahasa inggris), tapi penguasaan bahasa inggris bangsa ini secara umum masih
kalah dari Filipina, Singapura dan Malaysia.
Karena apa ?  Karena materi sering sekedar diulang, tanpa peningkatan kompleksitas konten yang seharusnya untuk meningkatkan daya saing.

*redundance : redundansi;kemubaziran;kelimpahan...

Sumber : Bpk. Bernaridho I. Hutabarat ( Business Intelligence Expert )

21 komentar:

  1. Iyah,,btul bgt...seringkali materi pelajaran itu diulang2...
    Tapi mungkin maksudnya biar makin paham ya...

    BalasHapus
  2. dan selain itu sepertinya lbh bnyk teori drpd praktek
    bener g?

    Happy sunday ^^

    BalasHapus
  3. betuul , karena aku masih sekolah jadi ngerasa deh ..

    BalasHapus
  4. ehe,.

    macam biasa,sesetengah ayat kurang difahami,.,

    BalasHapus
  5. memang waktunya beberapa materi harus dirubah..karena zaman yang menuntut...agar bangsa kita tidak berjalan ditempat..agar lebih maju...semangat pak guru..

    BalasHapus
  6. bukan hanya PPKN sebenarnya.. utk yang pelajaran islam saya...seperti tarikh islam.. beberapa isinya sangat melenceng dari kenyataan yang terjadi pada zaman dulu. terjadi banyak penyimpangan. dan yg lebih menyedihkan gurunya juga g tau tentang penyimpangan2 itu.

    BalasHapus
  7. salam sobat
    benar mas,,kalau bahasa Inggris masih kalah dengan Filipina dan Singapura,,karena di Indonesia jarang komunikasi dengan bahasa Inggris...kan?
    mungkin harus seimbang antara materi dan kompleksitas kontennya.

    BalasHapus
  8. kiranya memang siLabus/kurikuLum perLu adanya peninjauan uLang dari pihak dinas (departmen) terkait, juga pengapLikasian yg signifikan dari tiap dunia pendidikan bersangkutan.

    BalasHapus
  9. mas arya seorang guruu yah :D

    hebat....
    oby juga pingin jadi guru

    do'akan yah mas...

    ^_^

    =="
    betukl juga sih..
    cuma di ulang tanpa ada peningkatan
    mubazirkan waktuuu

    BalasHapus
  10. Saya setuju dengan hapia mesir, bangsa ini memang harus maju ndak berjalan di tempat dan eksistensi dari sebuah tatanan harus di sinkronkan dengan keadaan zaman tanpa harus merubah nilai2nya yang luhur.

    BalasHapus
  11. Selamat malam sobat.....tulisanya membangun dan penuh dengan makna motivasi pada umat

    BalasHapus
  12. Betul sob, sekedar tambahan, walaupun bangsa kita tergolong rajin belajar tapi tujuannya hanya supaya bisa menjawab soal-soal ujian saja biar dpt nilai tinggi dan materi pelajarannya jg hanya fokus pada soal-soal ulangan/ujian. Akibatnya setelah tujuan tercapai maka ilmu supaya bs menjawab soal tsb sdh tdk terpakai lg dan akhirnya lulus dlm keadaan kosong

    BalasHapus
  13. assalamu'alaikum ...

    ane iya2 aza dey ... cuz udah rada desperado sama pendidikan di negara ini yang kayaknya gitu2 aza ...

    tapi optimis koq kita bisa memajukan dan mencerdaskan generasi mendatang ... ^_^

    BalasHapus
  14. Di Indonesia orang sepertinya malu kalau berbicara pake B.inggris...mereka lebih preper pake b.daerah...

    BalasHapus
  15. betul betul betul...terlalu byk diulang2 memang bikin bosan....

    BalasHapus
  16. tidak pak..kita tidak kalah..
    kita hebat dari sapapun..
    kita adalah juara..
    kita punya anak-anak bangsa yang hebat!

    BalasHapus
  17. kalo masalah peLajarn dari dulu ampe kiamat mungkin akan ngawur gak pernah pada aturan Allah.

    sllu mengutamakna persaingan liatnya negara ttga padahal harusnya kt berkiblat pada Aturan Al-quran yaitu ilmu yg bermnfaat bukan pada keinginan pemrintah yg gak tahu kepandaian si anak.

    emang coab kt liat ttg maslaha agama islam. yg diterapkan di sekolah negeri dan swasta sama gak ada masukannya yg di perlihatkan adlaah sistem hafalan. bukan pengertian si anak memahami aatu tidak.....

    BGSA kt kadang sllu kalah yah hebat mungkin sdikit

    BalasHapus
  18. salam sobat
    begitu ya redundance ini mas Arya,,
    wah komentar @Chomisah Noer,,harus berkiblat pada Alqur'an,,mengenai ilmu yg bermanfaat.
    sip dan bisa direnungkan.

    BalasHapus
  19. entah ini namanya kurang efektif atau memang mubadzir...belum jelas murid mau dibawa kemana...

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas