Kegiatan " pendidikan " yang keliru jika norma-norma yang menjadi tujuan pendidikan mengandung unsur
" mengingkari kemanusiaan dan bahkan memprogandakan serta mendorong pada perbuatan merusak, teror, menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan".
Seperti propaganda sikap diskriminasi rasial, mengobarkan semangat permusuhan terhadap golongan, bangsa atau ras lain dan sebagainya.
Akibat hasil pendidikan tersebut akan melahirkan orang-orang yang cacat moral atau amoral, yang mempunyai watak ingin merusak kehidupan manusia atau berbuat kemungkaran.
Dan tingkat kerusakannya bisa dilihat atau dirasakan oleh hasil perbuatan orang-orang amoral tersebut, kalau teroris sudah menjadi fakta dan dampaknya terjadi langsung
walau dibaliknya ada bahaya yang termasuk laten, termasuk koruptor...lebih lagi, langsung atau tidak , sangat jelas merugikan hak hidup orang banyak.
Tidak bicara bagaimana seorang teroris dididik, karena mereka sudah ada kelas tersendiri.
tapi seorang koruptor, apakah ada pendidikannya?
bagaimana menjadi koruptor yang elegan?
bagaimana menjadi seorang koruptor yang berjiwa pemimpin?
bagaimana menjadi koruptor yang berwajah manis, santun, berbudi dan sangat menjunjung kepatutan ?
bisa dijawab hanya oleh seorang politikus berpendidikan tinggi dan berwajah bagus.
" mengingkari kemanusiaan dan bahkan memprogandakan serta mendorong pada perbuatan merusak, teror, menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan".
Seperti propaganda sikap diskriminasi rasial, mengobarkan semangat permusuhan terhadap golongan, bangsa atau ras lain dan sebagainya.
Akibat hasil pendidikan tersebut akan melahirkan orang-orang yang cacat moral atau amoral, yang mempunyai watak ingin merusak kehidupan manusia atau berbuat kemungkaran.
Dan tingkat kerusakannya bisa dilihat atau dirasakan oleh hasil perbuatan orang-orang amoral tersebut, kalau teroris sudah menjadi fakta dan dampaknya terjadi langsung
walau dibaliknya ada bahaya yang termasuk laten, termasuk koruptor...lebih lagi, langsung atau tidak , sangat jelas merugikan hak hidup orang banyak.
Tidak bicara bagaimana seorang teroris dididik, karena mereka sudah ada kelas tersendiri.
tapi seorang koruptor, apakah ada pendidikannya?
bagaimana menjadi koruptor yang elegan?
bagaimana menjadi seorang koruptor yang berjiwa pemimpin?
bagaimana menjadi koruptor yang berwajah manis, santun, berbudi dan sangat menjunjung kepatutan ?
bisa dijawab hanya oleh seorang politikus berpendidikan tinggi dan berwajah bagus.
waduh..
BalasHapuspelajaran yg keliru.. >.<
kalau koruptor tidak ada kelasnya sobat. saya rasa kurangnya "benteng moral" yang diajarkan dalam dunia pendidikanlah penyebabnya. Selain itu juga "godaan" dari dunia luar setelah terjun dalam masyarakat.
BalasHapusTidak adanya contoh-contah moral yang baik dari lingkungan, ditambah pula kurangnya pendidikan moral di dunia pendidikan yg bisa digunakan untuk membentengi diri, ya jadi-lah "ramuan ajaib" yang membentuk seorang koruptor.
salam kenal
salam sahabat
BalasHapuswah kok kalau sampai terjadi keliru kan kayaknya ini menandakan bahwa antara studi tertulis dan yang tersirat ga seimbang yo....weleh masuk ga maaf kalau ga nyambung tapi ada bener juga menurut saya he...he..thnxs n good luck
em.....
BalasHapusno koment ah...
"tapi seorang koruptor, apakah ada pendidikannya?"
BalasHapuskalo menurut saya (yang masih bocah ini) gak ada :o
memang begitu, tidak ada kelas khusus untuk menjadi koruptor. Dalam kalimat itu ada makna kontradiksi, ironi, dilematis.
Hapustidak melihat nilai materi yang dikorupsi, tapi rata-rata mereka adalah orang-orang yg berpendidikan......tinggi pula.
tidak ada istilah "keliru dalam mendidik", sebab tidak ada orang yang mendidik anaknya/murid untuk berbuat"kerusakan".
BalasHapusbahkan dalam dunia kriminal pun juga dididik untuk tidak mengkhianati kelompoknya
bila ada orang yang berpendidikan tinggi bahkan menyandang gelar keagamaan yang berbuat kerusakan itu adalah disebabkan sifat "TAMAK"nya.
mau bagaimanapun. pendidikan moral harus dikedepankan. karena itu yg akan sangat berpengaruh pada perilaku anak didik dimasa depan
BalasHapusEmang gemes banget kalo lg ngebahas koruptor ...
BalasHapus^_^
"bagaimana menjadi koruptor yang elegan?" hahaha, lucu juga nih :p
BalasHapusxx,
jess
bener juga ya, jadi bingung tu koruptor belajar dari mana??
BalasHapusmungkin belajar dari VOC, yang sebagian otodidak. hehehe
NB: (bisa dijawab hanya oleh seorang politikus berpendidikan tinggi dan berwajah bagus.) saya sebenarnya gak tau, cuma nerka2 aja,. hihihi
pendidikan yg diberikan adalah sebuah teori yg harus diserap dengan baik. Sekarang tinggal bagaimana cara kita menerapkan teori itu..
BalasHapusklo itu tergantung pribadi masing2, pendidikan dan cara mendidik udah benar, tapi pribadi orang yg menerapkannya kan berbeda2, godaan2 yg ada juga banyak, kebutuhan ekonomi yg mendesak, akhirnya timbullah keinginan untuk korupsi..
BalasHapuskorupsi itu emang bakat, gag perlu berpendidikan.hehe
BalasHapussemoga yang korup baca ini.....
BalasHapusSemoga para koruptor bs insyaf setelah baca artikel ini,dan cepat bs diberantas...:D
BalasHapusKalo koruptor bukan pendidikanya, tapi lebih pada lingkunganya, meski pendidikan baik bila lingkungan memungkinkan, maka dia akan berbuat bener to hehehe
BalasHapusyang punya berpendidikan tinggi dan berwajah bagus pasti jadi politisi.. hiks..hikss... kadang politisi yang engga bertanggung jawab..
BalasHapusinfo yang bermanfaat
BalasHapussalam kenal sob
moga sukses