Diantara guru-guru manusia di alam ini adalah ikan dilaut. Seperti nasehat orang tua," Jadilah kamu seperti ikan dilaut yang tidak pernah terpedaya keadaan".
Sebesar-besarnya ikan dilaut adalah kecil juga, luas lautan dengan air asinnya tidak dapat menjadikan ikan ikut menjadi asin.
Demikian Allah menciptakannya buat pengajaran kepada manusia.
Manusia juga memiliki lautan dalam dirinya; luasnya tiada berbatas; dalamnya tiada berdasar; yaitu hati.
Namun tidak sedikit manusia yang tenggelam kedalam lautan hatinya sendiri. Sehingga kemuliaan dirinya ternoda dan terpuruk kelembah kenistaan.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, " Sesungguhnya dalam diri manusia itu terdapat segumpal darah. Apabila baik ia, maka baiklah seluruh jasad ini, dan apabila rusak ia maka rusaklah seluruh tubuh, ketahuilah hal itu adalah hati".
Manusia masih belum mampu memakai filosofi ikan di lautan yang tidak dapat diwarnai asinnya lingkungan air laut, kecuali ia sampai mati dan diasinkan.
Gebyar warna dunia dan derasnya akulturasi budaya sering kali mempengaruhi kehidupan manusia sehingga tidak jarang mereka rela mengorbankan yang paling prinsip sekalipun.
Sadar akan itu semua, maka sadar pula untuk menerima datangnya kebenaran dan nasehat dari alam.
Proses pembelajaran lewat kesadaran dengan batasan-batasan yang sudah terbentang yaitu norma etika, nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam syariat agama.
Sumber: R. Indra Kusuma
Sebesar-besarnya ikan dilaut adalah kecil juga, luas lautan dengan air asinnya tidak dapat menjadikan ikan ikut menjadi asin.
Demikian Allah menciptakannya buat pengajaran kepada manusia.
Manusia juga memiliki lautan dalam dirinya; luasnya tiada berbatas; dalamnya tiada berdasar; yaitu hati.
Namun tidak sedikit manusia yang tenggelam kedalam lautan hatinya sendiri. Sehingga kemuliaan dirinya ternoda dan terpuruk kelembah kenistaan.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, " Sesungguhnya dalam diri manusia itu terdapat segumpal darah. Apabila baik ia, maka baiklah seluruh jasad ini, dan apabila rusak ia maka rusaklah seluruh tubuh, ketahuilah hal itu adalah hati".
Manusia masih belum mampu memakai filosofi ikan di lautan yang tidak dapat diwarnai asinnya lingkungan air laut, kecuali ia sampai mati dan diasinkan.
Gebyar warna dunia dan derasnya akulturasi budaya sering kali mempengaruhi kehidupan manusia sehingga tidak jarang mereka rela mengorbankan yang paling prinsip sekalipun.
Sadar akan itu semua, maka sadar pula untuk menerima datangnya kebenaran dan nasehat dari alam.
Proses pembelajaran lewat kesadaran dengan batasan-batasan yang sudah terbentang yaitu norma etika, nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam syariat agama.
Sumber: R. Indra Kusuma
jadi intinyaa, harus bisa jaga hati sama kuat pendirian iah pak guru?
BalasHapuspertamaaaa
BalasHapusduhbeuset....Elok gak tidur ? sampai jauh malam nie... ^_^
BalasHapusSetiap manusia yg mampu menguasai hatinya dia lah manusia seutuhnya...salam kenal anak blikpapan jga...sukses selalu
BalasHapussetuju pak guru....
BalasHapusmanusia lebih sering berguru pada " bunglon" he he he..., bila disekitarnya berkehidupan buruk maka buruk pula tingkah laku manusia.
BalasHapusmudah mudahan kita berguru pada ikan dilaut yang tidak pernah menjadi asin dan selalu merasa kecil dihadapan Tuhan.
Wah aku setuju Sob..... yg pertama alam sekitar kita emank selalu bisa dijadikan pelajaran dan kedua hati mesti tetep kokoh biar ga gampang terpengaruh gelombang yg buruk2 hhe...
BalasHapusThnx untuk renungannya Sob..
Semangat N met aktivitas....
Bahkan kita mungkin tak secuilpun di hadapanNya, coba-coba sombong oh sungguh terlalu..
BalasHapusTapi itulah kta manusia, hati kita telah terkontaminasi.
Ayo mas kita Belajar terus menjaga hati kita :)
salam sahabat
BalasHapusakhirnya kita bisa bertemu lagi alhamduLillah n good luck maaf telat
pelajaran selalu ada di dalam bentuk apapun juga dlm kehidupan ini..selama kita memang mau belajar, dan tak terpengaruh oleh segala sesuatu yang kurang baik...:)
BalasHapus"jagalah hati jangan kau nodai, jagalah hati...." jadi inget lagunya Aa Gym
BalasHapusbanyak hal dapat dipelajari dari sekitar kita yah ^^
BalasHapusEmank lebih seru belajar dialam terbuka
BalasHapus(Walah nggak nyambung ya? Biarin dah yang pentingada kata alamnya, Eit mbah dulun juga ada kata 'alam' lho hehehhe)
"mahambeg mring samudra"
BalasHapuslaut tidak pernah membedakan apa yang ada pada airnya, semuanya diterima dan diajari untuk menjadi berguna bagi kehidupan, badainya yang menggulung, ombaknya yang memecah karang, hiunya yang garang siap menerkan bukanlah ancaman