Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Belajar dari Rasulullah

Rasulullah tinggal di rumah yang sederhana sekali di samping Masjid Madinah, kalau tidak dapat disebut rumah gubuk. Rasulullah dikuburkan dirumahnya itu. Dan setelah terjadi perluasan Masjid itu kemudian beberapa kali, tampaklah kubur beliau terletak ditengah Masjid Madinah. Beliaulah seorang kepala negara yang tak pernah tinggal di istana, tetapi tetap hidup sederhana ditengah-tengah umatnya. Beliau tidur di atas tikar kasar, ketika sahabatnya melihat bekas-bekas goresan tikar kasar melekat di punggungnya; menangislah Umar bin Khattab dan dibandingkannya nasib Rasulullah dengan Kisra di Persia dan Kaisar di Romawi yang tinggal di istana-istana mereka dengan segala kemewahan dan kelezatan. Tetapi beliau menegaskan kepada Umar, bahwa ia bangga dengan kesederhanaan dan beliau berkata :" Aku dan dunia tak ubahnya seperti musafir lalu, yang singgah melepaskan lelahnya sekejab di bawah sebuah pohon dan kemudian dia pergi melanjutkan perjalanannya."
Tentang tawadhu' (rendah hati)nya dapatlah dibuktikan, bahwa beliau tidak mau dikultuskan orang. Ketika para sahabat berdiri menghormati kedatangannya maka beliau suruh semuanya duduk dan beliau berkata:" Jangan kamu berdiri menghormati kedatangan saya seperti halnya orang-orang Ajam (non-Arab) berdiri menghormati pembesar-pembesar mereka !" Dan dilain waktu beliau berkata pula:" Jangan kamu dewakan saya seperti halnya kaum Nasrani mempertuhankan Isa anak Maryam !" Saya ini hanyalah seorang hamba, dan karena itu panggilah saya " Abdullahi wa Rasuluhu ( hamba Allah dan pesuruhNya)".
Jelas bahwa Rasulullah menolak kultus individu (pemujaan pribadi).Karena kultus individu bisa merusak watak kepribadian seseorang, baik yang dipuji maupun yang memuji. Kultus dapat menghalangi kemajuan dan pembaharuan, bisa merusak kaidah-kaidah yang berlaku dan bisa membuat seseorang ujub, sombong, besar kepala sehingga merasa diri dan langkahnya benar semua.
Tetapi sebagai umat yang menghargai dan menghormati keistimewaan Rasulullah, tidak ada salahnya dan sangat perlu untuk tetap menghormati dan menyanjung Rasulullah, sebagai manusia yang di Rakhmati Allah.
Tidaklah kaku dalam menafsirkan perilaku yang dicontohkan beliau. Karena itu semua kewajaran diluar wilayah pribadi beliau ( orang-orang/umatnya), yang ingin memuliakan kekasih Allah.
Karena Rasulullah bukan sekedar "Presiden dari hasil permainan politik", pejabat dari pengangkatan sepihak atau hasil kampanye yang cenderung sedikit kotor. Rasulullah adalah pembawa amanah dari Allah berupa tuntunan seluruh sekalian alam.
Merayakan kemuliaan Rasulullah, berdiri menghormati, mencium tangan dan beretika terhadap beliau, lebih baik dari pada melakukan itu kepada sesama manusia biasa. Terpenting meluruskan niat hanya kepada yang benar dan adil Allah SWT(menghormati Rasul demi memandang Allah).
(Belajar memahami kondisi kekinian yang terkadang terlalu kaku dalam menafsirkan Perilaku Rasulullah, selalu menimbulkan berdebatan kusir yang tidak ada habisnya. Ini hanya pemahaman pribadi dari penulis dan kami pun terus mencari media belajar untuk menambah pengetahuan, ilmu dan wawasan).

9 komentar:

  1. Makasiyh ya...
    aku bisa nambah ilmu agama disini
    salam kenal :)

    BalasHapus
  2. rasulullah adalah teladan bagi kita
    rasulullah ada inspirasi yang tiada habis
    salam sukses..

    sedj

    BalasHapus
  3. berharap bisa menjadi seorang seperti Nabi....
    tapi bisa kah :(

    BalasHapus
  4. Nice post, Akhlak dan Pola Hidup Rosuullah adalah solusi Untuk Kemajuan Bangsa dan Umat ini..

    BalasHapus
  5. salam sahabat
    setelah belajar dari Rasulullah semoga kita bisa menerapkan maaf telat ya

    BalasHapus
  6. banyak ilmu yang bisa kita dapatkan dari Rasulullah :)

    BalasHapus
  7. Rasul harus jadi acua teladan hidu kita, kalo gak ikut rasul, gak ada jaminan dapet rahmat Allah

    BalasHapus
  8. Rasulullah adalah teladan yang harus kita contoh.
    rinduku pada Rosul

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas