Alkisah, seorang anak muda ingin mengikuti (melakukan perjalanan dan belajar)dengan seorang guru. Iapun mencari seorang bijak, dan mohon agar diperbolehkan menjadi pengikut/muridnya.
Sang Bijak berkata. "Engkau belum lagi siap." Karena anak muda itu bersikeras juga, guru itu berkata, "Baiklah, aku akan mengajarimu sesuatu. Aku akan berziarah ke Mekkah. Engkau ikut."
Murid itu teramat gembira.
"Karena kita mengadakan perjalanan berdua, salah seorang harus menjadi pemimpin," kata Sang Guru, "Engkau pilih jadi apa?" "Saya ikut saja, Bapak yang memimpin," kata anak muda.
"Tentu aku akan memimpin, asal kau tahu bagaimana menjadi pengikut/murid," kata Sang Guru.
Perjalananpun dimulai. Sementara mereka beristirahat pada suatu malam di padang pasir Hejaz, hujan pun turun. Sang guru bangkit dan memegangi kain penutup, melindungi muridnya dari kebasahan.
"Tetapi seharusnya sayalah yang melakukan itu bagi Bapak," kata anak muda.
"Aku perintahkan agar kau memperbolehkan aku melindungimu," kata Sang Bijak.
Siang harinya, anak muda itu berkata, "Nah ini hari baru. Sekarang perkenankan saya menjadi pemimpin, dan Bapak mengikut saya." Sang gurupun setuju.
"Saya akan mengumpulkan kayu, untuk membuat api," kata pemuda itu.
"Kau tak boleh melakukan itu; aku yang akan melakukannya," kata Sang Bijak.
"Saya memerintahkan agar Bapak duduk Saja sementara saya mengumpulkan kayu!" kata pemuda itu.
"Kau tak boleh melakukan hal itu," kata orang bijaksana itu; "sebab hal itu tidak sesuai dengan syarat menjadi murid; pengikut tidak boleh membiarkan dirinya dilayani oleh pemimpinnya."
Demikianlah, setiap kali Sang Guru menunjukkan kepada murid apa yang sebenarnya makna menjadi murid dengan contoh-contoh.
Mereka berpisah di gerbang Kota Suci. Waktu kemudian bertemu dengan orang bijaksana itu, Si anak muda tidak berani menatap matanya.
"Yang kaupelajari itu," kata Sang Bijak,"adalah sesuatu yang berkaitan dengan sedikit sifat menjadi murid."
Sumber: hikayat dari Persia
Sang Bijak berkata. "Engkau belum lagi siap." Karena anak muda itu bersikeras juga, guru itu berkata, "Baiklah, aku akan mengajarimu sesuatu. Aku akan berziarah ke Mekkah. Engkau ikut."
Murid itu teramat gembira.
"Karena kita mengadakan perjalanan berdua, salah seorang harus menjadi pemimpin," kata Sang Guru, "Engkau pilih jadi apa?" "Saya ikut saja, Bapak yang memimpin," kata anak muda.
"Tentu aku akan memimpin, asal kau tahu bagaimana menjadi pengikut/murid," kata Sang Guru.
Perjalananpun dimulai. Sementara mereka beristirahat pada suatu malam di padang pasir Hejaz, hujan pun turun. Sang guru bangkit dan memegangi kain penutup, melindungi muridnya dari kebasahan.
"Tetapi seharusnya sayalah yang melakukan itu bagi Bapak," kata anak muda.
"Aku perintahkan agar kau memperbolehkan aku melindungimu," kata Sang Bijak.
Siang harinya, anak muda itu berkata, "Nah ini hari baru. Sekarang perkenankan saya menjadi pemimpin, dan Bapak mengikut saya." Sang gurupun setuju.
"Saya akan mengumpulkan kayu, untuk membuat api," kata pemuda itu.
"Kau tak boleh melakukan itu; aku yang akan melakukannya," kata Sang Bijak.
"Saya memerintahkan agar Bapak duduk Saja sementara saya mengumpulkan kayu!" kata pemuda itu.
"Kau tak boleh melakukan hal itu," kata orang bijaksana itu; "sebab hal itu tidak sesuai dengan syarat menjadi murid; pengikut tidak boleh membiarkan dirinya dilayani oleh pemimpinnya."
Demikianlah, setiap kali Sang Guru menunjukkan kepada murid apa yang sebenarnya makna menjadi murid dengan contoh-contoh.
Mereka berpisah di gerbang Kota Suci. Waktu kemudian bertemu dengan orang bijaksana itu, Si anak muda tidak berani menatap matanya.
"Yang kaupelajari itu," kata Sang Bijak,"adalah sesuatu yang berkaitan dengan sedikit sifat menjadi murid."
Sumber: hikayat dari Persia
bagus-bagus-bagus.....
BalasHapushebat
Ijin pasang cerita ini di facebook ya.. gak apa apa kan? Semoga bermanfaat bagi saya dan teman2 saya; Makasih..
BalasHapusWah ternyata tidak bisa, hehe. Tapi gak apa apa. Salut buat artikelnya;
BalasHapusPaling suka bagian yang ini:
BalasHapus"pengikut tidak boleh membiarkan dirinya dilayani oleh pemimpinnya"
Kerenn :D