Bulan Ramadhan adalah momentum memperbaiki diri. Umat Muslim berupaya memperbaiki diri dengan berbagai metode. Salah satunya dengan mendalami ilmu tentang Islam. Guna mendapatkan ilmu yang lebih dalam, banyak kalangan yang menjadikan buku sebagai instrumen pembelajaran.
Ramadhan dan momentum, kata terakhir yang selalu ditangkap dari para pelaku dunia ekonomi.
Sehingga toko-toko buku diberbagai kota di Kalimantan Timur pun mengubah tema penjualan. Menjelang Ramadhan hingga Lebaran nanti, buku-buku Islami lebih mendominasi toko buku karena disesuaikan dengan keperluan konsumen. Rezeki toko buku pun kian lancar selama bulan penuh berkah ini.
Tidak hanya toko yang sebenarnya menuai keuntungan, bahkan penjaja buku keagamaan yang ramai menghiasi pelataran mesjid-mesjid di kota Balikpapan, mendapatkan hal yang sama, untung !
Geliat belajar dan membaca terlihat dari animo konsumen dengan memilih buku sebagai sarananya.
Dari pihak MUI Balikpapan juga ikut meramaikan dengan saran, yaitu hendaknya pihak penjual menyediakan jenis bacaan yang bertemakan tentang Al-Qur'an, Hadits dan Fiqh.
Dengan harapan, lebih dapat mendalami secara kualitas dari isi Al-Qur'an, Hadits dan Fiqh.
Dalam bulan Ramadhan juga tidak mesti diisi dengan target khatam Al-Qur'an, sehingga terburu-buru dan tidak lagi mendalami makna Al-Qur'an.
Anjuran dari MUI tersebut lebih kepada kualitas bukan kuantitas semata.
Ramadhan sebagai momentum keuntungan (bernuansa ganda dari individu yang memang bebas menafsirkannya), bisa syukuri, tetapi juga mesti diingat bahwa bukan sesaat. Hendaknya bersifat tetap dan menjadikan kaum Muslim lebih baik lagi dalam proses uji yang sebenarnya yaitu di 11 bulan setelahnya.
Sekarang, bagaimana dengan para sobat Blogger, Apakah terjadi hal yang sama di kota anda?
Apakah ada nuansa yang berbeda di kotanya?...menjelang dan selama bulan Ramadhan yang sebentar lagi kita masuki.
Salam damai :) selalu
Ramadhan dan momentum, kata terakhir yang selalu ditangkap dari para pelaku dunia ekonomi.
Sehingga toko-toko buku diberbagai kota di Kalimantan Timur pun mengubah tema penjualan. Menjelang Ramadhan hingga Lebaran nanti, buku-buku Islami lebih mendominasi toko buku karena disesuaikan dengan keperluan konsumen. Rezeki toko buku pun kian lancar selama bulan penuh berkah ini.
Tidak hanya toko yang sebenarnya menuai keuntungan, bahkan penjaja buku keagamaan yang ramai menghiasi pelataran mesjid-mesjid di kota Balikpapan, mendapatkan hal yang sama, untung !
Geliat belajar dan membaca terlihat dari animo konsumen dengan memilih buku sebagai sarananya.
Dari pihak MUI Balikpapan juga ikut meramaikan dengan saran, yaitu hendaknya pihak penjual menyediakan jenis bacaan yang bertemakan tentang Al-Qur'an, Hadits dan Fiqh.
Dengan harapan, lebih dapat mendalami secara kualitas dari isi Al-Qur'an, Hadits dan Fiqh.
Dalam bulan Ramadhan juga tidak mesti diisi dengan target khatam Al-Qur'an, sehingga terburu-buru dan tidak lagi mendalami makna Al-Qur'an.
Anjuran dari MUI tersebut lebih kepada kualitas bukan kuantitas semata.
Ramadhan sebagai momentum keuntungan (bernuansa ganda dari individu yang memang bebas menafsirkannya), bisa syukuri, tetapi juga mesti diingat bahwa bukan sesaat. Hendaknya bersifat tetap dan menjadikan kaum Muslim lebih baik lagi dalam proses uji yang sebenarnya yaitu di 11 bulan setelahnya.
Sekarang, bagaimana dengan para sobat Blogger, Apakah terjadi hal yang sama di kota anda?
Apakah ada nuansa yang berbeda di kotanya?...menjelang dan selama bulan Ramadhan yang sebentar lagi kita masuki.
Salam damai :) selalu
nuansanya tidak jauh berbeda kok, di bulan ramadhan ini seperti ditempat2 lain
BalasHapus@Lidya: :) iya mba, memang sudah tradisi sebagaimana di Indonesia....
BalasHapusSetuju, kualitas lebih penting daripada kuantitas :D
BalasHapusSelamat menjalankan ibadah puasa ramadhan Pak Guru. Mohon maap lahir dan batin kalo ada salah-salah komeng dimari.
@DewiFatma: same same mba Fatm :D
BalasHapusAss.wr.wb
BalasHapusmemasuki ramadhan seolah semua kaum muslim masuk ke bengkel hati..., segenap jiwa dipersiapkan untuk perbaikan, introspeksi apa yg telah dilakukan 11 bulan.
Biasae di daerahku, masjid n surau mengadakan kajian khusus mulai tafsir Al Qur'an/Hadits ato kitab2 lain ttg aqidah akhlaq. Makanya toko buku jg jadi rame....
Maap lahir batin n marhaban Ya Ramadhan... Ass.wr.wb
memasuki ramadhan seolah semua kaum muslim masuk ke bengkel hati..., segenap jiwa dipersiapkan untuk perbaikan, introspeksi apa yg telah dilakukan 11 bulan.
Biasae di daerahku, masjid n surau mengadakan kajian khusus mulai tafsir Al Qur'an/Hadits ato kitab2 lain ttg aqidah akhlaq. Makanya toko buku jg jadi rame....
Maap lahir batin n marhaban Ya Ramadhan...
Satu hal yang jangan di lupakan dalam menyambut ramadhan ini,,.
BalasHapusberusahalah tuk lebih sabar dan mengerti dari sebelumnya,,..
Kurang lebih sama lah Pak ..
BalasHapusYang paling mencolok adalah pasar Ramadhan yang bakalan rame setiap tahunnya ..
geliat ramadhan terjadi dimana-mana, baik di dusun maupun dikota, dipesantren mapun di lokalisasi, semua pengin menjadi lebih baik, sebab pada dasarnya manusia itu pengin menjadi manusia yang "baik"
BalasHapusuntuk menyonsong hadirnya bulan ramadhan, tidak ada salahnya pakde memohon maaf jika ada tulisan dan komentar selama ini kurang berkenan, agar kita lebih ringan dalam menjalani ibadah puasa
kalau menurut saya sih biasanya nuansa itu hanya di awal Ramadhan semua orang ingin berbondong-bondong menuju masjid memantapkan keimanan, tapi bisa jadi setelah pertengahan mereka banyak yang beralih berbondong-bondong ke pasar atau pusat perbelanjaan untuk memborong pakaian..
BalasHapusBeruntunglah seorang hamba yang bisa memanfaatkan Ramadhan secara khusu' dan istiqomah dari awal puasa hingga akhirnya
met Ramadhan mbak Aryadevi...
Marhaban ya Ramadan.
BalasHapussemoga kita semua menemukan momentum keuntungan di bulan ramadan ini
Bulan Ramadhan memang bulan yang penuh berkah,salam love,peace and gaul.
BalasHapussudah tradisi...(kata-kata di iklan biskuit)hehehehe
BalasHapus