Ibnu Taimiyah diuji dengan berbagai ujian dan dialah orang yang hidup pada masa penuh ujian dalam sejarah Islam.
Ia diuji dengan tuduhan murahan yang tidak benar. Ia dimasukan ke dalam penjara lantaran menyeru manusia kepada Allah, kepada kalimat Laa ilaha illallah, kepada pelurusan aqidah dan mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya terang.
Ketika dimasukan ke dalam penjara dan pintunya dikunci ia menoleh ke arah penjaganya yang sedang mengunci pintu sambil mengucapkan,
"Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan disebelah luarnya dari situ ada siksa."
Ibnu Taimiyah datang kepada sultan Bani Saljuk yang berkuasa di masanya. Sang sultan berkata,
"Wahai Ibnu Taimiyah, aku mendengar engkau ingin mengambil kerajaan kami."
Ibnu Taimiyah tersenyum sebagai orang yang merasa tinggi dengan kalimat Laa ilaha illa Allah, yang menginginkan apa yang ada disisi Allah dan negeri akhirat dan yang melihat dunia sebagai barang murahan yang tak sebanding dengan duduk satu jam setengah di masjid.
Ia berkata,"Demi Allah yang tidak ada ilah yang disembah selain Dia, kerajaanmu, kerajaan bapak-bapakmu dan kakek-kakekmu bagiku tidak lebih dari uang satu fulus."
Oleh karena itulah kitab-kitabnya tetap ada, prinsip-prinsipnya masih ada dan madrasahnya tetap hidup di hati setiap muslim. Sedangkan nama sang penguasa itu hingga hari ini kita tak mengenalnya.
Allah meninggikan derajat sang alim itu walaupun dia sendiri, karena dia menyembah Allah. Sedangkan sang sultan dengan para pengawal dan pasukan, namanya hilang, tidak dikenal.
Engkau tidak akan menemukan seorang yang diuji dengan sebuah ujian, lalu ia bersabar dan mengharap pahala di sisi Allah melainkan Allah mengangkat derajatnya dan meninggikan kedudukannya. Namanya tetap dikenang dengan do'a dan pujian dan tentu juga pahala yang ia peroleh.
(Syaikh Ahmad bin Abdil Halim bin Taimiyah, atau yang biasa disebut dengan Ibnu Taimiyah. Ia lahir di Kota Harran daerah Damaskus, pada tanggal 10 Rabiul Awal tahun 661 Hijriyah.
Sejak kecil, ulama yang hidup dalam keluarga ulama ini, sudah menunjukkan tanda-tanda kemuliaannya. Ibnu Taimiyah kecil tidak seperti anak-anak lain yang biasa bermain dan bersenang-senang. Hampir tidak ada hari yang berlalu, kecuali bersamanya sebuah kitab karya ulama besar di zamannya. Tidak heran jika Ibnu Taimiyah lebih senang ke perpustakaan daripada ke tempat-tempat permainan)
Sumber: Dr.A'idh al-Qarni
Gambar:http://pepisusanti.blogspot.com
Ia diuji dengan tuduhan murahan yang tidak benar. Ia dimasukan ke dalam penjara lantaran menyeru manusia kepada Allah, kepada kalimat Laa ilaha illallah, kepada pelurusan aqidah dan mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya terang.
Ketika dimasukan ke dalam penjara dan pintunya dikunci ia menoleh ke arah penjaganya yang sedang mengunci pintu sambil mengucapkan,
"Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan disebelah luarnya dari situ ada siksa."
Ibnu Taimiyah datang kepada sultan Bani Saljuk yang berkuasa di masanya. Sang sultan berkata,
"Wahai Ibnu Taimiyah, aku mendengar engkau ingin mengambil kerajaan kami."
Ibnu Taimiyah tersenyum sebagai orang yang merasa tinggi dengan kalimat Laa ilaha illa Allah, yang menginginkan apa yang ada disisi Allah dan negeri akhirat dan yang melihat dunia sebagai barang murahan yang tak sebanding dengan duduk satu jam setengah di masjid.
Ia berkata,"Demi Allah yang tidak ada ilah yang disembah selain Dia, kerajaanmu, kerajaan bapak-bapakmu dan kakek-kakekmu bagiku tidak lebih dari uang satu fulus."
Oleh karena itulah kitab-kitabnya tetap ada, prinsip-prinsipnya masih ada dan madrasahnya tetap hidup di hati setiap muslim. Sedangkan nama sang penguasa itu hingga hari ini kita tak mengenalnya.
Allah meninggikan derajat sang alim itu walaupun dia sendiri, karena dia menyembah Allah. Sedangkan sang sultan dengan para pengawal dan pasukan, namanya hilang, tidak dikenal.
Engkau tidak akan menemukan seorang yang diuji dengan sebuah ujian, lalu ia bersabar dan mengharap pahala di sisi Allah melainkan Allah mengangkat derajatnya dan meninggikan kedudukannya. Namanya tetap dikenang dengan do'a dan pujian dan tentu juga pahala yang ia peroleh.
(Syaikh Ahmad bin Abdil Halim bin Taimiyah, atau yang biasa disebut dengan Ibnu Taimiyah. Ia lahir di Kota Harran daerah Damaskus, pada tanggal 10 Rabiul Awal tahun 661 Hijriyah.
Sejak kecil, ulama yang hidup dalam keluarga ulama ini, sudah menunjukkan tanda-tanda kemuliaannya. Ibnu Taimiyah kecil tidak seperti anak-anak lain yang biasa bermain dan bersenang-senang. Hampir tidak ada hari yang berlalu, kecuali bersamanya sebuah kitab karya ulama besar di zamannya. Tidak heran jika Ibnu Taimiyah lebih senang ke perpustakaan daripada ke tempat-tempat permainan)
Sumber: Dr.A'idh al-Qarni
Gambar:http://pepisusanti.blogspot.com
semakin banyak diuji semakin kuat...
BalasHapus:)
Ibnu Taimiyah, salah satu ulama dan ilmuan besar islam.
BalasHapusbetul juga, Ibnu Taimiyah tetap dikenang hingga saat ini, sedangkan sultan saljuk tidak
BalasHapusSabar dalam menghadapi ujian ya sob :)
BalasHapuswah, saya paling suka nih, kalau baca tentang beliau :D
BalasHapusprinsip dan keteguhan imannya layak untuk ditiru...
BalasHapus