Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Kedisiplinan = hukuman?

menghukum_anak
Tentang kedisiplinan, membiasakan anak supaya berbuat sesuai "aturan" oleh orangtuanya kerap dilakukan dengan cara memberi hukuman.

Anda mungkin sering mendengar bahwa banyak orangtua atau mungkin Anda sendiri yang mengatakan saya akan mendisiplinkan anak saya. Apa yang Anda maksud dengan mendisiplinkan anak Anda?
Atau mungkin, Anda bertemu dengan gurunya dan gurunya mengatakan anak ibu ini harus sering di disiplinkan dan kemudian Anda menimpali perkataan gurunya yah saya setuju bu guru, Anda juga harus mendisiplinkan anak saya di sekolah.

Nah apa sih yang sebenarnya disebut dengan mendisiplinkan anak?
Selama ini saya berbicara dan bertanya kepada para orangtua, “apa sih yang dimaksud dengan mendisiplinkan anak?” Jika kita mengatakan “saya mau mendisiplinkan anak saya” sebetulnya asosiasi atau persamaannya apa sih? Biasanya kebanyakan orangtua akan mengasosiasikan mendisiplinkan dengan MENGHUKUM. Betul?
Kebanyakan itulah yang sering terjadi, mendisiplinkan berarti sama dengan menghukum seorang anak, sama dengan membuat seorang anak itu jera melakukan sesuatu.

Marilah sekarang coba kita lihat sebetulnya apa sih disiplin itu. Disiplin berasal dari satu kata latin Discipulus yang artinya adalah pemuridan atau cara kita memberikan contoh, cara kita mengangkat
seorang murid.
Kalau kita berbicara tentang pemuridan maka sebenarnya disiplin adalah bagaimana cara kita melatih pikiran dan karakter itu dari seorang
anak secara bertahap, sehingga dia bisa menjadi seseorang yang memiliki kontrol diri dan akhirnya bisa bersosialisasi dan diterima oleh masyarakat. Itulah sebetulnya maksud dan tujuan dari disiplin.
Saya ulangi, melatih pikiran dan karakter seorang anak Kebanyakan orangtua mengasosiasikan mendisiplinkan dengan menghukum secara bertahap sehingga kemudian ia menjadi seseorang yang bisa memiliki kontrol diri dan diterima
oleh lingkungannya atau bisa bersosialisasi.
anak di hukum

Melatih mereka tidak harus melalui sebuah hukuman, hukuman hanyalah salah satu dari sekian cara dan biasanya itu adalah cara yang paling akhir untuk membuat seorang anak bisa memiliki satu kontrol diri yang baik. Namun yang sering terjadi di masyarakat adalah hukuman ini dipakai di nomor satu, artinya jika kita mengatakan saya mau mendisiplinkan seorang anak maka itu berarti tidak lama lagi anak itu pasti dihukum dan mengalami sesuatu
yang menyakitkan. Selama ini kita mendengar kata mendisiplinkan itu konotasinya agak negatif padahal sebetulnya tidak.
Sekarang mari kita lihat lebih jauh tentang disiplin. Kalau kita bagi, disiplin itu ada dua jenis, yaitu sebuah disiplin yang bisa membangun harga diri anak dan sebuah disiplin yang digunakan dengan cara merusak harga diri anak, atau menggunakan rasa bersalah untuk
membuat seorang anak menjadi lebih baik lagi.

Misal saya contohkan disiplin yang menggunakan rasa bersalah pada seorang anak adalah “tuh kan salah, kamu nggak boleh seperti itu, coba lihat tuh akibatnya, kan orang lain bisa terluka, bisa begini begitu, kamu itu harusnya lebih sopan, harus lebih begini lebih begitu dsb”
nah seorang anak akan menjawab “ya.. saya salah”, apakah itu bagus? Dalam tingkatan tertentu kadar sedikit itu bagus, tetapi jika terlalu banyak maka sangat buruk sekali. Karena harga diri seseorang akan rusak dan dia
akan merasa bahwa saya ini memang orang tidak berguna, buktinya saya selalu salah, selalu disalahkan, lebih baik saya tidak usah melakukan apapun dan dia akan tumbuh menjadi seseorang yang tidak punya inisiatif dalam hidupnya. Kita tentu tidak mau anak kita seperti itu bukan? karena itu hindari disiplin dengan menggunakan perasaan bersalah.

Pendidikan karakter.com
Gambar: http://www.ahliwasir.com dan http://ilmupsikologi.wordpress.com

6 komentar:

  1. terima kasih atas masukannya pak, jadi harus banyak belajar nih tentang mendisiplinkan anak

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama bu, masih sama belajarnya...salam buat pascal dan adiknya

      Hapus
  2. Hukuman itu sebenarnya ada beberapa tujuan untuk membuat kapok atau menyakiti seseorang. KAlo menghukum anak memang untuk membuat kapok atau seperti tulisan mas arya untuk membuat anak jadi disipilin bukan untuk menyakiti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. dari sisi bahasa dan pemahamannya memang sudah terjadi salahpaham, tapi yang penting adalah pelaksanaannya...

      Hapus
  3. Yah kadang miris juga sih, banyak juga orang tua yang justru menggunakan kata kasar atau bahkan makian saat marah pada anaknya jika berbuat salah. Jatuhnya ya sama kayak yang mas Arya bilang, anak cenderung selalu merasa salah atau bahkan malah bisa jadi anak yang rendah diri juga ujung-ujungnya. Tapi ada juga anak yang justru meniru perkataan kasar orang tuanya :(
    *ini banyak kejadian di sekitar chi mas :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya chi...lama ga berkunjung ya...saya juga..tadi blogwalk kesana..e eeh sudah berubah template...salam untuk mimi.

      Hapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas