Dalam dunia pemberitaan , baik online maupun offline, para wartawan dalam menyajikan tulisannya selalu banyak bermain dengan kata-kata yang “mengundang”, terkadang ada kesan mem blow up suatu berita sehingga menjadi heboh. Dan besar kemungkinannya melenceng dari maksud sebenarnya.
Kalangan pembaca yang mau berpikir panjang,, idealnya tentu tidak menelan bulat-bulat semua pemberitaan yang beredar. Harus mencermati dan menelisik tidak hanya dari satu sumber berita, sehingga akan mendapatkan pemahaman yang benar-benar proporsional.
Seperti pada masalah kurikulum 2013. Pada awal pemberitaan mengenai dibuatnya kurikulum 2013 beberapa waktu yang lalu, Mereka (pers) mem’blow up’ bahwa pemerintah menghilangkan pelajaran sains pada sekolah dasar, padahal ungkapan yang tepat seharusnya adalah mengintegrasikan.
Dengan kata kunci “mengintegrasikan”, maka dipahamilah bahwa bukan menghapus atau menghilangkan beberapa materi pelajaran.
Kurikulum 2013 benar-benar merupakan penafsiran Diknas terhadap perubahan dunia ke masa depan. Tugas pemerintah (Dep.Pendidikan Nasional)memang memberikan arahan lewat kompetensi dasar yang ada di kurikulum 2013, sedangkan tugas guru adalah mengajarkan dengan cara yang kreatif.
Tiap perubahan pasti membawa guncangan, kini saatnya sekolah-sekolah menolong guru-gurunya mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan baik. Sekolah sebagai komunitas belajar, akan meminta guru-gurunya untuk mengkaji kurikulum 2013 sekaligus meminta mereka bersikap fleksibel.
Perubahan yang paling mendasar sebenarnya adalah bagaimana cara melatih guru-guru mengaplikasikan kurikulum 2013. Tips dan trik serta strategi cara menggunakan kurikulum 2013 adalah yang lebih diperlukan oleh guru. Bagi guru yang gemar menjadikan buku teks sebagai satu-satunya sumber belajar, maka baginya kurikulum 2013 akan terasa sama maknanya dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Kurikulum 2013 terbuka untuk disiasati. Guru perlu belajar mengembangkan kurikulum 2013 dengan cara mengembangkan indikator-indikator yang ada menjadi kegiatan yang bermakna. Hampir pasti bisa ditebak, kegiatan pertama ditahun ajaran disekolah-sekolah adalah mereview standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada di kurikulum 2013
Kompetensi guru professional adalah gabungan dari empat aspek, yaitu; komunikator, kurikulum, strategi belajar, dan penafsiran yang jitu.
Kelas yang baik bukan cuma dilhat dari urusan kurikulum, sumber belajar, dan fasilitas, tapi juga hubungan antar manusianya. Mengajar sesuai dengan kurikulum memang penting, apalagi jika ditambah dengan guru yang mau melakukan eksplorasi terhadap kurikulum 2013. Kurikulum 2013 berguna sebagai peta, kreativitas guru adalah energy untuk menapakinya.
Sumber:
http://gurukreatif.wordpress.com
http://wrogz.wordpress.com
dan dari kumpulan tweet @gurukreatif
Gambar: Prive
Kalangan pembaca yang mau berpikir panjang,, idealnya tentu tidak menelan bulat-bulat semua pemberitaan yang beredar. Harus mencermati dan menelisik tidak hanya dari satu sumber berita, sehingga akan mendapatkan pemahaman yang benar-benar proporsional.
Seperti pada masalah kurikulum 2013. Pada awal pemberitaan mengenai dibuatnya kurikulum 2013 beberapa waktu yang lalu, Mereka (pers) mem’blow up’ bahwa pemerintah menghilangkan pelajaran sains pada sekolah dasar, padahal ungkapan yang tepat seharusnya adalah mengintegrasikan.
Dengan kata kunci “mengintegrasikan”, maka dipahamilah bahwa bukan menghapus atau menghilangkan beberapa materi pelajaran.
Kurikulum 2013 benar-benar merupakan penafsiran Diknas terhadap perubahan dunia ke masa depan. Tugas pemerintah (Dep.Pendidikan Nasional)memang memberikan arahan lewat kompetensi dasar yang ada di kurikulum 2013, sedangkan tugas guru adalah mengajarkan dengan cara yang kreatif.
Tiap perubahan pasti membawa guncangan, kini saatnya sekolah-sekolah menolong guru-gurunya mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan baik. Sekolah sebagai komunitas belajar, akan meminta guru-gurunya untuk mengkaji kurikulum 2013 sekaligus meminta mereka bersikap fleksibel.
Perubahan yang paling mendasar sebenarnya adalah bagaimana cara melatih guru-guru mengaplikasikan kurikulum 2013. Tips dan trik serta strategi cara menggunakan kurikulum 2013 adalah yang lebih diperlukan oleh guru. Bagi guru yang gemar menjadikan buku teks sebagai satu-satunya sumber belajar, maka baginya kurikulum 2013 akan terasa sama maknanya dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Kurikulum 2013 terbuka untuk disiasati. Guru perlu belajar mengembangkan kurikulum 2013 dengan cara mengembangkan indikator-indikator yang ada menjadi kegiatan yang bermakna. Hampir pasti bisa ditebak, kegiatan pertama ditahun ajaran disekolah-sekolah adalah mereview standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada di kurikulum 2013
Kompetensi guru professional adalah gabungan dari empat aspek, yaitu; komunikator, kurikulum, strategi belajar, dan penafsiran yang jitu.
Kelas yang baik bukan cuma dilhat dari urusan kurikulum, sumber belajar, dan fasilitas, tapi juga hubungan antar manusianya. Mengajar sesuai dengan kurikulum memang penting, apalagi jika ditambah dengan guru yang mau melakukan eksplorasi terhadap kurikulum 2013. Kurikulum 2013 berguna sebagai peta, kreativitas guru adalah energy untuk menapakinya.
Sumber:
http://gurukreatif.wordpress.com
http://wrogz.wordpress.com
dan dari kumpulan tweet @gurukreatif
Gambar: Prive
Setuju sekali, tips dan trik serta strategi cara menggunakan kurikulum 2013 penting sekali dilakukan oleh para guru di negeri ini.
BalasHapuskurikulum yg baik harus didukung oleh tenaga pengajar yang baik juga ya pak.saling mendukung satu sama lain
BalasHapusKurikulum yang bagus belumlah cukup bila tak didukung sumber daya manusia (guru) yang mumpuni. Kecakapan guru harus pula menjadi perhatian utama pemerintah dengan merancang strategi penafsiran dan penerapan SK dan KD yang jitu, bukan sekadar sosialisasi formal semata.
BalasHapusGuru yang kreatif pun belum cukup bila tak diimbangi dengan kualitas pribadi yang bisa menjangkau anak didik, seperti penyayang, sabar, pengertian serta nilai positif lain yang non-akademis.
Oh iya, sekarang Pak Nuh memimpin Depdikbud, bukan lagi Depdiknas :)
Salm kenal.