Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Tujuan hukuman dalam pendidikan

Tujuan hukuman dalam pendidikan:
-Untuk memperbaiki individu yang yang bersangkutan agar menyadari kekeliruannya, dan tidak akan mengulanginya lagi.
-Melindungi pelakunya agar dia tidak melanjutkan pola tingkah laku yang menyimpang, buruk dan tercela.
-Sekaligus juga melindungi masyarakat luar dari perbuatan dan salah (nakal, jahat, asusila, kriminial, abnormal dan lain-lain) yang dilakukan oleh anak atau orang dewasa.

Menurut Emile Durkeim dalam dunia pendidikan ada teori pencegahan. Dalam teori ini hukuman merupakan suatu cara untuk mencegah berbagai pelanggaran terhadap peraturan. Pendidikan menghukum si anak selain agar anak tidak mengulangi kesalahannya juga untuk mencegah agar anak lain tidak menirunya.
Sedangkan Asma Hasan Fahmi mengungkapkan tujuan hukuman dalam Pendidikan Islam sebagai berikut :
“tujuan hukuman mengandung arti positif, karena ia ditujukan untuk memperoleh perbaikan dan pengarahan, bukan semata-mata untuk membalas dendam, oleh karena itu orang Islam sangat ingin mengetahui tabi’at dan perangai anak-anak sebelum menghukum mereka, sebagaimana mereka ingin sekali mendorong anak-anak ikut aktif dalam memperbaiki kesalahan mereka sendiri, dan untuk ini mereka melupakan kesalahan anak-anak dan tidak membeberkan rahasia mereka”.

Berdasarkan penjelasan tujuan hukuman di atas maka dapat diambil pengertian bahwa tujuan hukuman dalam pendidikan Islam untuk perbaikan kesalahan yang dilakukan anak-anak yang sama serta membutuhkan motivasi dalam berfikir dan bertindak sehingga akan tercapai tujuan yang diinginkan.

Sedangkan tujuan pokok hukuman dalam syariat Islam ialah pencegahan, pengajaran dan pendidikan, arti pencegahan ialah menahan si pembuat kejahatan supaya tidak ikut-ikutan berbuat kesalahan.
Kata ganjaran biasanya dikenal dengan istilah ‘ajr atau tsawab, sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an, yang menunjukkan bahwa apa yang diperbuat oleh seseorang dalam kehidupan ini atau di akhirat kelak karena amal perbuatan yang baik.

Allah Subhanahuwata'ala berfirman:
al-Imran-148

”Karena itu Allah memberikan mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
(Q.S. Al-Imran: 148)
Kelebihan ganjaran di akhirat berasal dari sumbernya yang unggul. Hal ini diilustrasikan mengapa Nabi Muhammad sallallahu'alaihi wasallam hanya mengharap balasan dari Allah semata. Maka dengan adanya kenyataan seperti ini pelajar menurut sistem pendidikan Islam harus diberi motivasi sedemikian rupa dengan ganjaran.

Dan dalam surat yang sama:
al-Imran-159

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."
(Q.S. Al-Imran: 159)

Bertemulah pujian yang tinggi dari Tuhan terhadap Rasulnya, karena sikapnya yang lemah lembut, tidak lekas marah pada umatnya yang tengah dituntun dan didiknya iman mereka agar sempurna.
Sudah demikian kesalahan beberapa orang yang meninggalkan tugasnya karena tamak akan harta, tetapi Rasulullah tidak langsung marah-marah, melainkan dengan jiwa besar mereka dipimpin.

Dalam ayat ini Tuhan menegaskan sebagai pujian kepada Rasulnya bahwasanya sikap lemah lembut itu dikarenakan dalam dirinya telah dimasukkan Tuhan berupa rahmat, rasa belas kasihan, cinta kasih itu telah ditanamkan Tuhan ke dalam diri beliau, sehingga rahmat itulah yang mempengaruhi sikap beliau dalam memimpin (dalam pemahaman tauhid hakiki, rasulullah sudah berkekalan dengan Tuhan- seluruhnya yang terpandang Tuhan semata, tiada lain).
Tentunya masih banyak lagi ayat-ayat yang menjelaskan tentang pujian baik secara khusus ditujukan kepada beliau atau untuk seluruh umat manusia.

2 komentar:

  1. hukuman dalam Islanm senantiasa bertujuan mengarahkan anak didik dalam kebaikan ;-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aturan selalu dibuat untuk mengatur kearah yang ideal ( terlebih aturan/ketentuan dari Tuhan) yang berlaku dikondisi dan situasi tertentu dan apapun, hanya pelaku atau pelaksana aturan yang sering membuat "citra" peraturan tersebut menjadi belang bahkan kabur-buram.
      Begitu yang terjadi di syariat Islam.

      Hapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas