Melanjutkan harapan harmonisasi teknologi dan alam, dari sisi gaya hijau konsumen IT. Sama mempunyai posisi penting seperti yang digambarkan pada "Sebagai konsumen, kita punya kekuatan.
Produsen memang bisa mempengaruhi tetapi tidak bisa berbuat apa-apa dalam menentukan produk-produk apa yang akan dipilih konsumen. Para produsen hanya bisa mengikuti kemauan pasar. Jadi, sebagai konsumen yang bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan, kenapa kita tidak memilih untuk menggunakan produk-produk yang lebih ramah lingkungan ?"
Pada pihak ini terdapat beragam cara menyiasati gaya hijau konsumen dalam memanfaatkan teknologi. Seperti :
Dengan berpikir kreatif, membiasakan mencari dan menggunakan sumber daya yang bisa diperbaharui.
Karena berikut ini mungkin terdengar seperti pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sekolah dasar, tetapi itu hanya membuktikan bahwa sebetulnya kesadaran lingkungan sebetulnya sudah ditanamkan sejak kecil (pendidikan di usia dini).
Sebagai konsumen IT yang sadar lingkungan, bisa memilih untuk sebisa mungkin menggunakan sumber daya alam yang bisa diperbaharui.
Contoh yang paling umum adalah daya listrik tenaga surya yang saat ini semakin mudah didapatkan. Jika usaha tersebut masih sulit dilakukan, mungkin kita bisa mencoba untuk menghemat penggunaan sumber daya yang tidak bisa diperbaharui. Cara termudah adalah dengan meminimalkan penggunaan kendaraan berbahan bakar minyak. Menghemat penggunaan listrik juga termasuk didalamnya karena masih banyak pembangkit listrik yang menggunakan sumber daya yang tidak bisa diperbaharui.
Menggunakan media (barang) hampir bekas
Jaman sekarang ini siapa pun tidak perlu malu menggunakan barang bekas. Apalagi barang-barang yang berhubungan dengan IT. Kalau memang istilah bekas agak sedikit terdengar kurang pantas, mari kita gunakan istilah yang banyak digunakan oleh para penjual: second, rekondisi atau refurbished.
Menggunakan barang bekas berarti mengurangi jumlah sampah elektronik. Meskipun demikian, bekas disini tidak berarti selalu jelek, seringkali hanya berarti lebih murah dan sudah pernah dipakai. Tetapi itu bukan berarti bahwa kita bisa dengan begitu saja membeli barang yang tidak bisa dibilang baru. Kita tetap harus melakukan cek terhadap kondisi barangnya.
Menghemat penggunaan kertas dan tinta
Pengguna juga bisa berbuat lebih jauh dengan meminimalisasi penggunaan bahan-bahan lain yang bisa dicari alternatifnya yang lebih ramah lingkungan. Misal, dengan menggunakan halaman kosong dari kertas bekas untuk mencetak dokumen yang tidak terlalu penting, atau bahkan tidak mencetaknya sama sekali dan membaca versi elektroniknya.
Alternatif lain adalah dengan mencari versi elektronik dari media yang biasanya berbentuk cetak. Sekarang ini sudah banyak koran yang memiliki versi elektroniknya. Sedang untuk buku, selain versi dokumen elektronik sudah banyak juga versi audio book-nya.
Berkurangnya proses pencetakan dokumen juga akan otomatis mengurangi penggunaan tinta pada printer. Kita juga bisa menggunakan ulang container/catridge tinta dengan sistem isi ulang.
Di sekolah, para guru saat proses pembelajaran dapat memberikan materi ke siswa dengan selalu memberikan tugas dalam bentuk bukan hasil tercetak ( saat pengumpulan tugas ), tapi dibiasakan dengan bentuk digital / dokumen elektronik,yang dikemas dalam CD / DVD atau media penyimpan lainnya.
Produsen memang bisa mempengaruhi tetapi tidak bisa berbuat apa-apa dalam menentukan produk-produk apa yang akan dipilih konsumen. Para produsen hanya bisa mengikuti kemauan pasar. Jadi, sebagai konsumen yang bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan, kenapa kita tidak memilih untuk menggunakan produk-produk yang lebih ramah lingkungan ?"
Pada pihak ini terdapat beragam cara menyiasati gaya hijau konsumen dalam memanfaatkan teknologi. Seperti :
Dengan berpikir kreatif, membiasakan mencari dan menggunakan sumber daya yang bisa diperbaharui.
Karena berikut ini mungkin terdengar seperti pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sekolah dasar, tetapi itu hanya membuktikan bahwa sebetulnya kesadaran lingkungan sebetulnya sudah ditanamkan sejak kecil (pendidikan di usia dini).
Sebagai konsumen IT yang sadar lingkungan, bisa memilih untuk sebisa mungkin menggunakan sumber daya alam yang bisa diperbaharui.
Contoh yang paling umum adalah daya listrik tenaga surya yang saat ini semakin mudah didapatkan. Jika usaha tersebut masih sulit dilakukan, mungkin kita bisa mencoba untuk menghemat penggunaan sumber daya yang tidak bisa diperbaharui. Cara termudah adalah dengan meminimalkan penggunaan kendaraan berbahan bakar minyak. Menghemat penggunaan listrik juga termasuk didalamnya karena masih banyak pembangkit listrik yang menggunakan sumber daya yang tidak bisa diperbaharui.
Menggunakan media (barang) hampir bekas
Jaman sekarang ini siapa pun tidak perlu malu menggunakan barang bekas. Apalagi barang-barang yang berhubungan dengan IT. Kalau memang istilah bekas agak sedikit terdengar kurang pantas, mari kita gunakan istilah yang banyak digunakan oleh para penjual: second, rekondisi atau refurbished.
Menggunakan barang bekas berarti mengurangi jumlah sampah elektronik. Meskipun demikian, bekas disini tidak berarti selalu jelek, seringkali hanya berarti lebih murah dan sudah pernah dipakai. Tetapi itu bukan berarti bahwa kita bisa dengan begitu saja membeli barang yang tidak bisa dibilang baru. Kita tetap harus melakukan cek terhadap kondisi barangnya.
Menghemat penggunaan kertas dan tinta
Pengguna juga bisa berbuat lebih jauh dengan meminimalisasi penggunaan bahan-bahan lain yang bisa dicari alternatifnya yang lebih ramah lingkungan. Misal, dengan menggunakan halaman kosong dari kertas bekas untuk mencetak dokumen yang tidak terlalu penting, atau bahkan tidak mencetaknya sama sekali dan membaca versi elektroniknya.
Alternatif lain adalah dengan mencari versi elektronik dari media yang biasanya berbentuk cetak. Sekarang ini sudah banyak koran yang memiliki versi elektroniknya. Sedang untuk buku, selain versi dokumen elektronik sudah banyak juga versi audio book-nya.
Berkurangnya proses pencetakan dokumen juga akan otomatis mengurangi penggunaan tinta pada printer. Kita juga bisa menggunakan ulang container/catridge tinta dengan sistem isi ulang.
Di sekolah, para guru saat proses pembelajaran dapat memberikan materi ke siswa dengan selalu memberikan tugas dalam bentuk bukan hasil tercetak ( saat pengumpulan tugas ), tapi dibiasakan dengan bentuk digital / dokumen elektronik,yang dikemas dalam CD / DVD atau media penyimpan lainnya.
Terima kasih telah menjawab "Tantangan untuk Para Blogger".
BalasHapusMantab, ki. Sampai 2 dua artikel di dua hari berturut-turut.
Selamat Hari Lingkungan Hidup 2011; Selamatkan Hutan Sang Penyangga Kehidupan.
Yang belum menjawab tantangan dari Alamendah langsung ceck TKP di blog saya (alamendah.wordpress.com/2011/06/03/tantangan-untuk-para-blogger-indonesia/)
mampir mas wkwkwkwk
BalasHapusjudulnya unik dan isinya menuangkan pesan yang kreativ untuk menindaklanjuti gaya hijau hehhee
wkwkwkwk ane gak punya blog gimana gabunginnya mas wkwkwkkw.saya lebih seneng main i stockphoto wkwkwkwkw
BalasHapusselamat hari lingungan hidup
BalasHapusSalam Kenal Mas, gaya Hijau harus di tanam kan dari sekarang atau dini, karena kita tahu Bumi ini mulai tua dan keriput dan mulai lah di kasih make up atau operasi plastik dengan mengunakan Gaya Hijau seperti coretan di atas...
BalasHapuskunjungan balik sob, oh iya mari bertukar link :)
BalasHapuswah setuju sob, kalau bukan dari sekarang kapan lagi kita mulai untuk selalu ramah lingkungan, sorry baru bisa berkunjung lagi sob biasa sob lagi kena penyakit jenuh dengan dunia maya jadi istirahat total selama 3 bulan
BalasHapussalam sahabat
BalasHapussekedar absen mas arya
hnya blogwalking sob....
BalasHapusSelamat hari lingkungan hidup :)
BalasHapusjudul tulisan yg keren sekeren isinya , Arya.
BalasHapussebenarnya banyak cara yg bisa kita lakukan dr diri sendiri utk membantu penghijauan atau membantu kelelahan bumi kita krn hasil karya kita juga yg membuatnya rusak :(
mulai dr hal kecil dan mulai dr sekarang, saat ini utk segera merealisasikan gaya hidup hijau ini
salam
Saleum,
BalasHapussaya juga sepakat dengan metode tersebut, disekolah kami pun sudah menggunakan media infocus dalam penyampaian pelajaran, syukurkah bisa menghemat penggunaan kertas dan spidol
saleum dmilano