Musik telah lama digunakan orang untuk meningkatkan kesejahteraan psikis.
Sejumlah pakar musik sampai saat ini masih terus melakukan berbagai kajian tentang dampak musik terhadap kondisi seseorang, dan musik yang paling banyak memperoleh perhatian adalah musik klasik.
Di Edmonton, Kanada, musik dari "string quartet" Mozart membuat perilaku pejalan kaki menjadi lebih tenang, dan sejak musik digunakan dilokasi tersebut transaksi jual beli obat terlarang di daerah tersebut berkurang. Demikian pula musik telah lama digunakan di Inggris oleh para biarawan saat memerah susu sapi. Mereka mengemukakan bahwa dengan diperdengarkannya musik, produksi susu sapi menjadi lebih tinggi. Hal ini telah berlangsung lama, dan sampai saat ini pun masih dipertahankan.
Sementara itu dalam penelitian Frances H.Rauscher, Ph.D di Universitas California, Irvine, membuktikan manfaat "Sonata for two pianos in D Major" ciptaan Mozart mampu menaikan derajat skor inteligensi sebanyak 8 sampai 9 digit pada tes spasial (Stanford-Bine Test) setelah diperdengarkan selama 10 menit pada 36 mahasiswa.
Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa musik, khususnya musik klasik, meningkatkan kemampuan untuk memusatkan perhatian dan ketrampilan.
Akan tetapi, hendaknya masyarakat juga tidak terlalu terpukau dengan konsep klasik dalam musik, karena pengertian musik klasik itu sendiri memiliki rentang sejarah yang sangat panjang. Disamping itu, hal ini sama sekali bukan berarti bahwa musik lainnya tidak memiliki manfaat yang berarti. Apalagi di Indonesia dengan beragam kebudayaan tentu banyak sekali variasi etnik langgam musik daerah yang dapat disetarakan dengan karya dunia. Dan tidak menutup kemungkinan jika musik-musik asli Indonesia memiliki dampak serupa dengan dampak musik klasik.
Sumber: M.K 5657
gambar: http://rol.republika.co.id/ dan https://dreamindonesia.wordpress.com/
Sejumlah pakar musik sampai saat ini masih terus melakukan berbagai kajian tentang dampak musik terhadap kondisi seseorang, dan musik yang paling banyak memperoleh perhatian adalah musik klasik.
Di Edmonton, Kanada, musik dari "string quartet" Mozart membuat perilaku pejalan kaki menjadi lebih tenang, dan sejak musik digunakan dilokasi tersebut transaksi jual beli obat terlarang di daerah tersebut berkurang. Demikian pula musik telah lama digunakan di Inggris oleh para biarawan saat memerah susu sapi. Mereka mengemukakan bahwa dengan diperdengarkannya musik, produksi susu sapi menjadi lebih tinggi. Hal ini telah berlangsung lama, dan sampai saat ini pun masih dipertahankan.
Sementara itu dalam penelitian Frances H.Rauscher, Ph.D di Universitas California, Irvine, membuktikan manfaat "Sonata for two pianos in D Major" ciptaan Mozart mampu menaikan derajat skor inteligensi sebanyak 8 sampai 9 digit pada tes spasial (Stanford-Bine Test) setelah diperdengarkan selama 10 menit pada 36 mahasiswa.
Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa musik, khususnya musik klasik, meningkatkan kemampuan untuk memusatkan perhatian dan ketrampilan.
Akan tetapi, hendaknya masyarakat juga tidak terlalu terpukau dengan konsep klasik dalam musik, karena pengertian musik klasik itu sendiri memiliki rentang sejarah yang sangat panjang. Disamping itu, hal ini sama sekali bukan berarti bahwa musik lainnya tidak memiliki manfaat yang berarti. Apalagi di Indonesia dengan beragam kebudayaan tentu banyak sekali variasi etnik langgam musik daerah yang dapat disetarakan dengan karya dunia. Dan tidak menutup kemungkinan jika musik-musik asli Indonesia memiliki dampak serupa dengan dampak musik klasik.
Sumber: M.K 5657
gambar: http://rol.republika.co.id/ dan https://dreamindonesia.wordpress.com/
yup musik bisa memperngaruhi jiwa seseorang.. kalo musiknya tenang bisa bikin tenang.. kalo musik keras bisa buat jadi keras juga
BalasHapusMusik adalah anugerah indah bagi pemujanya,, tergantung dari aspek mana orang memandang. jika dipandang dari positifnya maka musik akan membawa seseorang kearah yang lebih damai.
BalasHapussetuju Arya , hidup tanpa musik kok ya rasanya kurang lengkap
BalasHapusdgn musik, hati bisa riang dan semangat kembali ya
salam
kalau saya tidak terlalu suka dengan musik keras.musik klasik masih bisa deh didengar
BalasHapusayo mainkan musik kita, yang sederhana saja dan ada pada setiap manusia....yaitu..mulut, tangan dn kaki.
BalasHapusass
BalasHapusmusik walaupun klasik atau modern, tetap sip.
ternyata musik sederhana manusia ada di mulut,kaki dan tangan.
betul sob musik sederhana ada ditubuh kt sendiri, buktinya disaat bersantai duduk2 ditemani secangkir kopi dan sebatang rokok dengan asapnya yg mengepul tanpa sadar jari2 tanganpun asik mengetuk-ngetuk meja sambil kaki ikut reflek asik ngetek2.betul sob musik sederhana ada ditubuh kt sendiri, buktinya disaat bersantai duduk2 ditemani secangkir kopi dan sebatang rokok dengan asapnya yg mengepul tanpa sadar jari2 tanganpun asik mengetuk-ngetuk meja sambil kaki ikut reflek asik ngetek2.
BalasHapusMusik memang nggak bisa dipisahkan sama kegiatan keseharian kita mas. Di takengon ada seni yang bernama "Ketibung". Pemainnya biasanya cuma memainkan mengehentak-hentakkan tangan aja ke air sungai, tapi juga bisa menimbulkan irama tertentu, amazing kan? Media yang sesederhana itu aja bisa menghasilkan bunyi :)
BalasHapusKalo hubungannya ke psikis sih memang udah banyak penelitiannya kan mas. Kalo chi sih lebih suka musik yang tenang, entah itu musik klasik atau pun tradisional. Kalo musik keras mah bikin pusiiiing... :p