Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Nilai Sosial dalam free Open Source Software

open office
Saya pernah bertanya kepada siswa, pada saat proses pembelajaran dikelas. Saat itu sedang memberikan materi pengembangan tentang mengenalkan free open source software.
"Sulit pak...lebih enak pakai program yang sudah umum aja." atau .."Tampilan programnya lebih bagus yang ini (menunjuk software proprietary di laptopnya)."
***
Dominasi penggunaan software proprietary baik yang legal maupun yang bajakan masuk kedalam berbagai sektor termasuk dalam sektor pendidikan. Dominasi dalam dunia pendidikan bisa dengan mudah kita rasakan, dimana peserta didik seringkali diberi pengetahuan tentang berbagai macam software komputer dengan langsung mengenalkan pada salah satu produk tertentu.Iya, karena mulai dari materi cetak (buku) sampai laptop bantuan pemerintah pun isinya software proprietary.

Kondisi seperti ini tentunya semakin mendukung pola pikir serba permisif. Kerugian yang pelan dan pasti menggerogoti cara berpikir, yang barangkali dampak kerugian secara signifikan, tidak sekarang, namun di masa yang akan datang kerugian itu baru akan terasakan. Ketergantungan kita pada salah satu software komersial akan sangat membatasi peningkatan kemampuan kita terhadap berbagai jenis software. Misalkan saja, suatu saat Microsoft benar-benar mendesak pemerintah RI untuk memberantas pembajakan Microsoft di Indonesia maka bisa dibayangkan betapa kagetnya mereka yang sudah sangat tergantung dengan produk tertentu. Berapa biaya yang harus tiba-tiba dikeluarkan untuk membeli semua lisensi agar tetap dapat menggunakan software tertentu tersebut. Dari lisensi sistem operasinya hingga lisensi software aplikasinya. Belum lagi jika pembalasan datang pada sektor lain. Dengan mendasarkan pada TRIPS (The Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights) bisa saja suatu Negara yang merasa dirugikan akibat produknya banyak dibajak oleh negara lain melakukan pembalasan di sektor lain.
LibreOffice

Kerugian lain yang tak kalah berbahayanya adalah terkungkungnya kreativitas bangsa kita. Mereka yang selalu terbiasa menggunakan software komersial tertentu pada level yang minimal tidak terbiasa menggunakan softrware lain atau merasa tidak bisa bekerja jika dihadapkan dengan tools yang menggunakan software selain buatan Microsoft. Bahkan yang lebih parah lagi mereka tidak pernah tahu bahwa ada software alternative selain yang sudah terbiasa mereka pakai.

Dengan kondisi diatas dan ancaman kerugian tadi, maka sudah saatnya dunia pendidikan di negeri ini untuk memulai mengubah cara pengajaran kepada peserta didik untuk juga mengenalkan berbagai alternative software. Lebih penting lagi untuk mengenalkan free open source software. Ketika seorang tenaga pendidik mengenalkan kepada peserta didik mengenai sistem operasi sudah saatnya untuk mengenalkan kepada mereka bahwa sistem operasi terdiri dari berbagai macam jenis. Salah satunya adalah linux. Dengan juga mengenalkan kelebihan dan kekuranganya.

Bukan Soal Gratisnya tapi Nilai Sosialnya
Free Open Source Software sendiri menjadi pilihan terbaik untuk saat ini jika kita ingin mengurangi ketergantungan kita terhadap software-software propietary seperti buatan Microsoft. Bukan hanya persoalan legalitas dan harga, namun lebih pada nilai etis dan semangat yang dibawa oleh gerakan free open source. Dalam dunia software sendiri dari aspek lisensi dikenal dua jenis software, propritery software dan free open source software (FOSS). Proprietary software adalah software yang menerapkan lisensi tertutup dimana pembeli tidak memiliki hak untuk melakukan modifikasi dan penggandaan serta penyebaran kembali software yang telah dibelinya. Sementara FOSS adalah software yang menerapkan lisensi terbuka dimana pengguna atau siapapun berhak menggunakan, memodifikasi dan mendistribusikan kembali.

Software proprietary lahir sebagai produk komersial, dibuat dengan cara tertutup, tidak memberi kebebasan bagi pihak lain untuk mengubah atau memodifikasi apalagi menyebarluaskan. Umumnya dengan menggunakan instrumen HAKI, vendor software proprietary mengeruk keuntungan dari penjualan dan tidak memberi kebebasan atas barang yang telah dibeli oleh seseorang. Sementara free open source lahir sebagai alternatif bahkan sampai level tertentu sebagai perlawan atas dominasi software propietary. FOSS memberi jaminan kebebasan pada siapapun untuk melakukan akses terhadap source code dan melakukan modifikasi terhadap suatu software dan menyebarkannya kembali.

Dari sini nampak bahwa persoalannya adalah bukan semata-mata pada berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh seseoarang atau suatu lembaga untuk mengadakan dan menggunakan suatu software, tapi lebih pada aspek nilai sosial yang terkandung. Mungkin bagi mereka yang berkecukupan, uang bukanlah persoalan, sehingga software semahal apapun dalam dibeli.

Sudah saatnya bagi siapapun yang memiliki konsen dan terlibat langsung dalam dunia pendidikan untuk setidaknya mengenal bahwa tidak hanya ada Ms Power Point untuk membuat presentasi tapi juga ada Impress dari OpenOffice yang gratis. Selain itu masih banyak lagi berbagai software yang gratis ataupun terbuka sebagai pengganti atau setidaknya alternatif bagi software proprietary. Demikian juga denga sistem operasi. Linux adalah salah satu software sistem operasi FOSS yang telah berkembang dengan pesat akhir-akhir ini. Linux dapat berkembang dengan begitu cepat dikarenakan lisensi yang digunakan adalah lisensi bebas, sehingga tidak hanya efisien, tapi juga telah mengandalkan begitu banyak orang karena memungkinkan keterlibatan begitu banyak orang dalam proses pembuatannya.

Sumber:Syahrul Fatriansah -judul asli: free-open-source-software-untuk-pendidikan - http://edukasi.kompasiana.com

Gambar:
http://www.openoffice.org/
http://www.libreoffice.org/

10 komentar:

  1. Saya lebih suka OpenSources dilihat dari sudut pandang berikut >> http://frijal.com/antara-bug-tracker-dan-shalat/ ;)

    BalasHapus
  2. Dulu pake open source memang terlalu banyak memakan memory, tapi sekarang dengan perkembangan memory yang sangat pesat, penggunaan program open source tidak menjadi masalah lagi. Bahkan banyak keunggulannya dibandingkan software komersial karena kita bisa memodifikasinya sendiri.

    Thanks sob sharenya. Sangat bermanfaat :)

    BalasHapus
  3. *ngacung*

    Pak Guru, aku nggak ngerti OpenSource-opensource -an.... *garuk idung*

    BalasHapus
  4. Sebenarnya cuma masalah kebiasaan aja sih.. Sekarang ini software opensource juga mulai bagus..

    BalasHapus
  5. sudah ada instansi/perusahaan yg berani pakai open source loh, saat menunggu di rumas sakit setia mitra aku lihat pakai Ubuntu komputernya

    kata teman bloggerku yg di bekasi, RS (aku lupa namanya) juga pakai linux

    *bisa karena terbiasa :)

    BalasHapus
  6. Garuda os termasuk open source gak ?

    salam kenal ya,

    BalasHapus
  7. @just copy and leave it!!!: wehehehehe... :D kalau mau tahu lebih banyak langsung kesitusnya...nih: http://www.garudaone.com/

    BalasHapus
  8. Nilai untuk Berbagi, :-D
    Saya juga pengguna open source, :-)

    BalasHapus
  9. It's wonderful that you are getting thoughts from this post as well as from our discussion made here.

    My homepage - how to make a guy fall in love with you

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas