Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Kehilangan Momentum Kelas

kehilangan momentum
Pada saat proses pembelajaran dikelas, sering terjadi guru di "interupsi" oleh berbagai aktivitas siswa dari dalam maupun dari luar.
Disaat momentum kelas dicapai dan dikuasai. Bisa dikatakan, entah mengapa, hajat siswa untuk kekamar kecil selalu muncul ketika pelajaran berlangsung,atau dengan alasan lain yang utama mereka bisa bergerak meninggalkan proses pembelajaran.

Atau "interupsi" dari luar, ketika beberapa siswa datang mengetuk pintu, minta izin mengumumkam sesuatu, memanggil temannya untuk keluar, kegiatan ekstra olah raga, OSIS atau lainnya.
Perlu beberapa menit hingga guru menyadari tidak seorang pun yang ada hubungannya dengan pemanggilan tersebut, ini bisa terjadi. Salah masuk kelas, kesalah pahaman atau yang dimaksud tidak berada dikelas.
Dan dalam beberapa menit itu, guru telah kehilangan kelasnya.
Setelah guru berusaha dan memerlukan beberapa waktu atau banyak waktu untuk membuat setiap siswa konsentrasi kembali.

Pencapaian momentum mungkin tidak sama lagi, saat diawal proses pembelajaran.
Dari sini diperlukan kepiawaian guru untuk menangkap kembali, momentum yang hilang. Para guru yang mampu menangkap momentum serta mampu bekerja dengan siswa secara individual atau secara kelompok kecil dan mempertahankannya serta mengatasi perilaku yang tidak pantas, artinya sudah memiliki tugas ganda.

Kemampuan bertugas ganda, atau menangani lebih dari satu hal sekaligus memberikan perhatian kepada tiap-tiap tugas, merupakan komponen yang sangat penting.
Semakin menyadari akan keprofesionalan, walau batasannya bisa dikaburkan, yaitu dengan memandang profesi ini hanya sebatas pekerjaan, pikiran dipenuhi dengan jam kerja serta kapan waktu libur.
Jika demikian, maka dua momentum dapat menghilang atau memang tidak ada momentum dari awal. Momentum kelas dan jati diri.

Sumber Gambar:
DuniaEdukasi

13 komentar:

  1. Hal semacam itu bisa terjadi kapan saja dan dimana saja,, termasuk saya juga sering mengalami hal serupa. Semuanya kembali kepada kita. Tugas profesionalitas yang harus di aga. Hak dan kewajiban setiap orang sangatlah berbeda,..

    Sukses terus Kang,.

    BalasHapus
  2. memang agak rancu untuk dipahami , guru sebagai profesi yang sebatas melakukan pekerjaan dan guru sebagai pendidik yang bertanggung jawab secara moral atas keberhasilan siswa didik. sehingga guru harus bisa berdidri diantara keduanya.

    BalasHapus
  3. Kalo gangguannya enggak sering2 sih wajar2 aja.. tapi kalo tiap belajar sering diganggu nah itu yg harus diperbaiki

    BalasHapus
  4. OOT nih, apakah seorang orang tua murid mempunyai hak atas kemajuan anak baik belajar ataupun kegiatan lainnya disekolah? maksudnya diperbolehkan bertanya dan memberi masukan apabila ada yang berjalan diluar jalur yang semestinya

    BalasHapus
  5. @Art: iya... :) terimakasih juga mas. hak dan kewajiban berjalan sama dengan kemampuan beragam dari masing-masing orang, tetapi bukan untuk semua orang.

    salam damai dan sukses juga untuk anda :)

    BalasHapus
  6. @pakde sulas: berdiri diantara keduanya adalah berarti memainkan peran sesungguhnya dari manusia....iya to pakde?..jadi sekarang tidak bicara tentang profesi...dan ini memang yg menjadi pengharapan dari nilai ideal.

    BalasHapus
  7. @fb: iya mas, siswa jadi "doyan" izin buang air kecil.....jd hobies :) ...memang mesti diperbaiki...dengan perlahan

    BalasHapus
  8. @Lidya - Mama Pascalidealnya bisa begitu, tetapi dilihat lagi dari kondisi kebijakan dan penerapannya (disekolah). Adanya Komite Sekolah dimaksudkan untuk itu. Dan ditambah beberapa kewenangan untuk para orangtua untuk memberikan saran dan masukan.....sekarang apakah di sekolah anak ibu ada wadah untuk itu? kalau belum, apakah ibu sudah beriisiatif untuk memberi saran kepihak sekolah?...kerjasama sekolah dan orangtua adalah masalah lama yang sampai sekarang belum begitu maksimal penerapannya.

    BalasHapus
  9. biasanya kalo suasana di kelas gag enag .. saya sebagai murid selalu kebelakang mas dengan alasan apapun :D

    BalasHapus
  10. dear.

    1. salam kenal dulu buat orang balikpapan.... gw juga pernah di kaltim selama 2 taon di tarakan. malinau dan nunukan....

    2. baru gw tahu bahwa gangguan2 kecil ini namanya interupsi... apakah pengen boker, dipanggilk teman apalagi kalo di panggil tuhan... haaammm upossppp maaafff lebay gw neehhh.

    3. thank you atas inforsinyaa....


    regards.
    ... Ayah Double Zee ...

    BalasHapus
  11. dan rata-rata siswa beralasan ke kamar kecil untuk suatu kepentingan yang bukan urusan ke belakang sebetulnya, jadi inget pengalaman saya dulu :)

    BalasHapus
  12. menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman memang butuh kreatifitas dari seorang guru, sehingga siswa dengan ikhlas dan enjoy menikmati ilmu yang ditularkan. walopun materinya gampang dan sederhana, asalkan guru mampu menciptakan moment yang baik, maka gangguan apapun justru tidak akan berpengaruh. Bakan bisa jadi ketika ada 'gangguan', justru si pengganggu itu akan dikerjai siswa karena merasa moment pentingnya telah direbut.
    Selamat berkreatif sodaraku pendidik

    BalasHapus
  13. jadi guru juga tahu yah, kalau saat pelajaran berlangsung, banyak siswa tiba-tiba punya "hajat" :D

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas