Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Bekerja Tanpa kertas

tanpa kertas
Tidak secara nyata dapat dilakukan atau dalam arti sebenarnya, tapi ini hanya upaya untuk bagaimana kita sebagai guru, siswa, pekerja kantoran, atau profesi lainnya, berusaha meminimalkan penggunaan kertas dalam segala kegiatan (bekerja tanpa kertas).

Mendiang Menteri kesehatan Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih pernah mengupayakan sistem tanpa kertas (paperless) di rumah sakit dan puskesmas. Dan seperti biasa, banyak pihak yang mempertanyakan efektivitasnya. Karena, database administrasi, rekam jejak kesehatan, resep dokter, hingga catatan medis masih mengandalkan kertas.
Ini sangat berkaitan dengan sistem TI yang harus siap untuk mendukung penggunaan sistem tanpa kertas secara total. Jika sistem TI tidak beres, dipastikan layanan kesehatan akan kacau balau.
Terobosan ini sebenarnya bukan barang baru, melihat dari gencarnya pelestarian lingkungan hidup dimana-mana.
Dukungan mesti datang dari 2 aspek, manusia dan infrastruktur.
Sering masalah datang dari ketidak siapan sumber daya manusianya dalam menyikapi dan membiasakan berperilaku baru disamping aspek sistem infrastruktur yang belum memadai.
***
Masalah mengapa harus berhemat pemakaian kertas? Bisa diurai dari logika sederhana, semakin banyak kertas yang dipakai, maka semakin banyak pula kayu yang ditebang. Ini di luar dari pemakaian recycle paper. Apabila semakin banyak hutan yang digunduli, maka kerusakan lingkungan seperti ini akan berakibat pada perubahan iklim. Misalnya efek rumah kaca, yang ada kaitannya dengan kurangnya penyerapan karbondioksida akibat jumlah pohon yang makin sedikit. Efek rumah kaca akan meningkatkan suhu bumi, lalu berimbas pada banyaknya gejala cuaca yang aneh seperti El Nino, La Nina, mencairnya es di kutub dan sebagainya.
***
Baik dari ide orang lain-sebagai pemberi inspirasi, dari diri sendiri bisa digali segala inisiatif untuk pelestarian alam.
Pada pihak ini (pribadi)terdapat beragam cara menyiasati perilaku bersahabat dengan alam-gaya hijau konsumen- dalam usaha meminimalkan penggunan kertas, seperti:

Menghemat penggunaan kertas dan tinta
Sebagai guru, pada proses pendidikan jelas selalu berhubungan dengan yang namanya kertas, dalam pelaksanaannya kita bisa berbuat lebih jauh dengan meminimalisasi penggunaan bahan-bahan lain yang bisa dicari alternatifnya yang lebih ramah lingkungan.
Misal, dengan menggunakan halaman kosong dari kertas bekas untuk mencetak dokumen yang tidak terlalu penting, atau bahkan tidak mencetaknya sama sekali dan membaca versi elektroniknya.

Alternatif lain adalah dengan mencari versi elektronik dari media yang biasanya berbentuk cetak. Sekarang ini sudah banyak koran yang memiliki versi elektroniknya. Sedang untuk buku, selain versi dokumen elektronik sudah banyak juga versi audio book-nya.
Berkurangnya proses pencetakan dokumen juga akan otomatis mengurangi penggunaan tinta pada printer. Kita juga bisa menggunakan ulang container/catridge tinta dengan sistem isi ulang.

Di sekolah, para guru saat proses pembelajaran dapat memberikan materi ke siswa dengan selalu memberikan tugas dalam bentuk bukan hasil tercetak ( saat pengumpulan tugas ), tapi dibiasakan dengan bentuk digital / dokumen elektronik,yang dikemas dalam CD / DVD atau media penyimpan lainnya.
Juga dalam memberikan soal tes/ujian, bisa memanfaatkan layanan situs untuk membuat soal online(ada gratis dan berbayar, walau versi gratis layanannya terbatas, masih bermanfaat untuk dicoba, minimal sebagai bahan latihan siswa dalam mengerjakan soal),
atau aplikasi seperti Moodle yang memang dirancang untuk keperluan bidang pendidikan.
Banyak pilihan dan peluang, tinggal niat dan bentuk kerjanya saja yang perlu diterapkan.
Sumber: pribadi serta tambahan referensi lain
Gambar: http://jpmi.or.id

15 komentar:

  1. Setuju. Di kantor kami, sejak dulu diwanti-wanti agar jangan terlalu banyak memakai kertas :)

    BalasHapus
  2. setuju banget,,dengan menghemat kertas kita juga bisa mengurangi penebangan2 pohon sehingga alam tetap lestari..:)


    salam EPICENTRUM
    mampir jg ya..:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aryadevi sudut kelas media belajar siswa31 Mei 2012 pukul 19.53

      iya mas, dimulai dengan memakai sapu tangan dari pada kertas tisue...

      Hapus
  3. Di manapun, kertas dan segala bentuk turunannya musti kita hemat. Karena bahan baku kertas memang dari pohon di hutan. Meskipun disyaratkan dari hutan produksi tetapi prakteknya banyak yang mengambil dari hutan alam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas, bahkan kerap terjadi manipulasi.
      Dari kebanyakan pengusaha kayu, misalnya para pemegang HPH atau HPH-TI maupun PSDH (Pemanfaatan Sumber Daya Hutan) dan IPK-R (Izin Pemanfaatan Kayu-Register) melakukan manipulasi luas maupun ukuran kayu tebangan. Sehingga, banyak hutan yang rusak dan bencana kian besar. Apalagi hingga sekarang masih banyak "pengusaha hitam" yang menguasai hutan.

      Hapus
  4. Tetapi kalo saya terus terang lebih suka baca buku sob hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama, lebih pada mencari peluang disekitar...kalau misalnya ada kesempatan untuk menghemat penggunaan kertas...kenapa tidak?

      Hapus
  5. Hemat Kertas itu berarti hemat biaya dan peduli hutan, di tempat saya bekerja, untuk kepentingan internal kantor, surat menyurat biasanya menggunakan kertas secara bolak balik, ataupun kertas bekas yang masih dipakai :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas, kalau diperlukan saja, baru dicetak.

      Hapus
  6. dulu saya biasanya ngeprint pake kertas bekas, yang baliknya dah ada tulisannya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama kalau begitu, untuk keperluan pribadi yg bukan resmi, sering pakai kertas bekas..

      Hapus
  7. hemat dimulai dari diri sendiri akan lebih baik.. :)

    BalasHapus
  8. saya setuju nie mba, memang pelu datang dari orang dan kesiapan infrasuktrurnya pula. terutama atasan yang berperan, klo atasnya sudah memberi komando, yang bawah biasanya ikut aja. misalnya, dulu saya pernah kuliah dan pas asistensi ternyata keratas sebaliknya masih kosong, di omelin dah, ini pake kertas ini, kmu balik lagi aja, masih bisa kan. ehm, bener juga ya, paling tidak klo ga bisa merubah totol. perlu penghematan besar besaran.

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas