Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Pragmatis Ujian

UN-riwayatmu kini
Praktis, kata yang singkat dan disukai semua orang. Pragmatis? Pada kata ini, bermakna yang tidak pas jika dikaitkan dengan berbagai permasalahan yang perlu proses paaaaaanjang.

(Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis.
Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu)

Bersikap pragmatis tidaklah salah, tergantung konteks masalah yang kita hadapi. Untuk masalah yang harus segera diselesaikan, maka kita harus bersikap pragmatis.

Tetapi untuk masalah yang kompleks dan memerlukan proses panjang dalam menyelesaikan masalahnya tidak dapat kita selesaikan secara pragmatis. Menyelesaikan permasalahan tersebut perlu proses dan waktu.
***
Seperti pada pernyataan,"supaya lulus ujian, siapkan contekan agar dapat nilai bagus", sangat kental dengan cara berpikir pragmatis.
Pada kata "ujian", ini sangat jelas bahwa ujian atau tes mutlak diperlukan dalam mengevaluasi kemampuan daya serap belajar.
Dan ini bagian dari proses menuju pencapaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi (tujuan yang sangat ideal).
Pada pemikiran bahwa ujian adalah penting, ini adalah bagian dari proses panjang menuju tujuan seperti yang digaris bawahi diatas.

Tetapi pemikiran untuk selalu mengambil jalan pintas (praktis), seperti pernyataan diatas tersebut sangat berbahaya, ketika pendidikan karakter digadang-gadang,beserta itemnya; moralitas dan kejujuran. Jika demikian kondisinya (pada tingkat pelaku) maka akan berakhir kemandulan pada tujuan itu sendiri, 
***
Standar dari hasil proses belajar tetap sangat diperlukan, hanya diperlukan kearifan yang mestinya semakin mumpuni setelah 10 tahun mengadakan UN. Idealnya jangan terlalu dicampuri dengan mencari peluang pada proyek UN ini, dimana ada proyek disitu ada kesempatan dana diselewengkan.
Jangan beranggapan daerah tidak ada kesanggupan untuk mencetak soal UN, kalau  salah satu alasan bahwa dikhawatirkan ada kebocoran, apakah dengan dicetak dipusat kemungkinan itu tidak ada? Dan ternyata disinyalir masih ada kebocoran (sumber dari Ombudsman Republik Indonesia-Lembaga Negara Pengawas Pelayanan Publik).
Ujian Nasional merupakan hasil pemikiran untuk proses pencapaian standar pendidikan bermutu, tetapi pada tingkat pelaksana masih banyak praktek-praktek yang cenderung pragmatis.

Ini bukan fiksi, ^__^
Gambar dari: http://web.inilah.com

3 komentar:

  1. Ujian Nasional harusnya bisa bermanfaat untuk memajukan pendidikan bukan hanya sekedar proyek.

    BalasHapus
  2. Kalo saya menggapi ujian nasional memang banyak sekali yang harus di pertimbangkan secara bijaksana... kalo kita melihat satu sudut pandang mungkin akan menghasilkan keputusan yang pragmatis pula. Ujian nasional di bentuk untuk memajukan negara bukan untuk menakut2i. Seorang siswa yang belajar dengan baik tidak akan pernah takut ujian nasional

    BalasHapus
  3. Salam sahabat
    Membacanya jadi kurang pas nich kak. Karena secara real di Indonesia masih minim sekali penindak lanjutan sebuah exam jika dikaitkan dengan postingannya harus banyak yg mengetahuinya ya
    Salam dari saya Dhana dg nama web lain xixixi

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas