Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Belajar dari Jepang

belajar dari jepang
Berbicara mengenai pendidikan, belajar dari Jepang; Bagaimana bangkitnya pendidikan di Jepang Pasca Bom Hiroshima dan Nagasaki. Bukan sesuatu yang lama, kalau kita bicara untuk mengambil semangatnya, tetapi akan menjadi lagu dagelan lama kalau belajar dari Jepang ini hanya seperti fatamorgana jika mudah melupakan dan tidak terwujud nyata.
Banyak pakar sejarawan, sosiolog dan banyak lainnya mengatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang mudah lupa, cepat terbakar untuk semangati sesuatu kemudian lenyap seketika berganti ganti dengan hal lain.
Dan ini sesuatu yang laten tapi terus ada, bahkan digadang-gadang...tetapi (cuma sebatas) slogan, semboyan, falsafah atau apalah lagi istilahnya yang hanya menunjukan euforia sejenak akan kebanggaan berbangsa.......... .................................
Restorasi Meiji yang digulirkan Jepang tahun 1868 benar-benar seperti matahari terbit mengikis gelap malam. Negeri para samurai ini terus mencuat kepermukaan peradaban. Dunia terbelalak melihat Jepang bagai bola salju terus menggelinding dengan aneka ragam kebijakan pemerintahnya. Giat menterjemahkan dan menerbitkan beragam buku, mulai tentang ilmu pengetahuan, sastra maupun filsafat. Bahkan para pemuda banyak dikirim keluar negeri untuk belajar dan mencari ilmu dengan tekad menanamkan keyakinan bahwa jepang dapat berdiri sama tinggi, duduk sama rendah dengan kemajuan dunia barat.
Hasil adopsi ilmu pengetahuan dari barat kian merasuk disetiap warga Jepang dan negeri ini makin tak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan kebangkitan Jepang dikala itu dibarengi tumbuhnya benih-benih keserakahan dan negeri ini berani mengepakan sayap angkuhnya dengan merambah wilayah wilayah diluar Jepang. Termasuk Indonesia sebagai salah satu korbannya. Di Indonesia, Jepang berhasil memperlihatkan dirinya sebagai negara yang kuat dengan keberhasilannya mengambil alih Indonesia dari Belanda yang sudah ratusan tahun menguasai.

Padahal jauh sebelumnya pada abad 17, Jepang dengan politik isolasinya tak ubah sebagai negara kuper di pentas dunia. Saat itu benar-benar enggan bergaul dengan dunia luar. Pendidikan yang diterapkan pun bersistem masyarakat feodal, yaitu pendidikan untuk samurai, petani, tukang, pedagang, serta rakyat jelata.Kegiatan pendidikan berlangsung tertutup, didalam kuil-kuil dengan bimbingan para pendeta yang dijuluki Terakoya.
Tampaknya rakyat Jepang sadar jika politik isolasinya tak mampu mengangkat derajat negerinya diatas pentas dunia. Dimulailah perubahan dengan melakukan Restorasi Meiji (1868). Modal awal kala itu tak lain adalah para Terakoya yang jumlahnya sekitar 7000 orang. Mereka merupakan kaum cerdik jebolan era politik isolasi atau era zaman shogun. Dan merekalah yang kemudian menjadi dasar bagi pelaksanaan sistem wajib belajar (gimu kyooiku)yang lebih komprehensif.

Pada dekade tersebut lahirlah seorang tokoh modernisasi Jepang, Fukuzawa Yukichi. Gagasan cemerlang tokoh ini tertuang dalam bukunya Gakumon no Susume (Jepang: diantara Feodalisme dan Modernisasi). Didalam bukunya Fukuzawa mengatakan bahwa sebagai jalan yang paling ampuh untuk mencapai tujuan negara adalah melalui pendidikan, sebab Tuhan tidak menempatkan manusia yang lain, kalau kenyataan dalam masyarakat ada orang yang berkedudukan lebih tinggi dan berkedudukan lebih rendah, perbedaan ini disebabkan karena yang berkedudukan tinggi telah mementingkan pendidikan, sedangkan yang rendah sebaliknya.

bersambung..... Ada kultur jiwa semangat Jepang

Sumber gambar:http://belajar-nihongo.blogspot.com/

7 komentar:

  1. Saya juga sering mendengar tentang semangatnya bangsa jepang dalam memajukan bangsanya. Termasuk di bidang pendidikan.

    BalasHapus
  2. mayoritas masyarakat kita itu sulit menerima perubahan,belum apa2 sudah protes walaupun perubahan itu bersifat baik

    BalasHapus
  3. kita harus banyak belajar dari mereka T.T

    BalasHapus
  4. yang menarik akan negeri Jepang bagiku adalah walaupun dikenal sebagai negara maju namun adat2 istiadat masih dijunjung tinggi

    BalasHapus
  5. @alamendah: salam dan terimakasih mas alam ^_^

    @Mama Calvin: selalu ada rasa optimis dengan kondisi mayoritas masyarakat kita..untuk berbenah...belum terlambat..selama masih hayat dikandung badan
    terimakasih MAMA ^_^

    @ichsan afriadi : selalu kreatif...dari diri sendiri...banyak kebijakan tidak sejalan.....yaaa kita punya cara dan jalan sendiri supaya tidak mandeg...

    @kangmartho.com: terimakasih kang.....

    BalasHapus
  6. butuh seribu tahun lagi untuk mengubah mental indonesia.. susah bin sukar bin sulit bin mustahil... bisakah kita?

    BalasHapus
  7. sepertinya memang bangsa kita kagak mungkin mentalnya diperbaiki, karena yang memperbaiki mentalnya juga kayak gitu

    BalasHapus

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas