Seseorang yang taat beragama belum tentu memiliki kecerdasan spritual. Sering kali mereka memiliki sikap fanatisme,ekslusivisme dan intoleransi terhadap pemeluk agama lain. Sehingga mengakibatkan permusuhan dan peperangan.
Namun sebaliknya, bisa jadi seseorang yang humanis-non-agamis memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi.
Sehingga sikap hidupnya insklusif, setuju dalam perbedaan dan penuh toleran. Hal ini menunjukan bahwa makna spiritual tidak selalu berarti agama.
Di negeri ini, bisa dilihat jangankan dengan pemeluk agama lain, yang seagama pun bisa terjadi anarkis, hanya karena tidak sepaham dan tidak dirasa menunjukan ketaatan, sudah main hancur, bakar..gebuk.
Padahal bisa dikatakan ada jalan lain yang lebih terpelajar dibanding itu. Sudah bisa dipastikan, jika suatu kelompok sudah terbakar emosi, maka akan dengan mudah menjalar. Tidak dapat dijamin apabila berkumpulnya suatu massa, tidak akan berbuat anarkis akhirnya.
Menistakan teriakan Allahu Akbar, yang selalu dikumandangkan saat penghancuran. Agama lain yang mendengar bisa jadi salah paham dengan teriakan AllahuAkbar, mereka sangka artinya " hancurkan...hancurkan..." menjadi miris dan anekdot yang tidak lucu.
Selalu ada jalan damai...dipastikan selalu ada jalan kearah itu, sedang kekerasan hanya jalan akhir yang bisa tidak usah dipilih walau mendesak sekalipun.
Islam bukan hanya sebuah agama, tetapi lebih yaitu kerakhmatan untuk alam ini.
Tetapi melihat kenyataan tadi, bagi Allah tak ada yang berubah...karena Allah tak berkurang sedikit jua kekuasaanNya, keagunganNya, andai seluruh dunia ini rusak semua, ^_^
Kecerdasan spiritual, proses pembelajaran yang pasti didapat dari tinjauan waktu, pengalaman dan pengenalan diri.
Namun sebaliknya, bisa jadi seseorang yang humanis-non-agamis memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi.
Sehingga sikap hidupnya insklusif, setuju dalam perbedaan dan penuh toleran. Hal ini menunjukan bahwa makna spiritual tidak selalu berarti agama.
Di negeri ini, bisa dilihat jangankan dengan pemeluk agama lain, yang seagama pun bisa terjadi anarkis, hanya karena tidak sepaham dan tidak dirasa menunjukan ketaatan, sudah main hancur, bakar..gebuk.
Padahal bisa dikatakan ada jalan lain yang lebih terpelajar dibanding itu. Sudah bisa dipastikan, jika suatu kelompok sudah terbakar emosi, maka akan dengan mudah menjalar. Tidak dapat dijamin apabila berkumpulnya suatu massa, tidak akan berbuat anarkis akhirnya.
Menistakan teriakan Allahu Akbar, yang selalu dikumandangkan saat penghancuran. Agama lain yang mendengar bisa jadi salah paham dengan teriakan AllahuAkbar, mereka sangka artinya " hancurkan...hancurkan..." menjadi miris dan anekdot yang tidak lucu.
Selalu ada jalan damai...dipastikan selalu ada jalan kearah itu, sedang kekerasan hanya jalan akhir yang bisa tidak usah dipilih walau mendesak sekalipun.
Islam bukan hanya sebuah agama, tetapi lebih yaitu kerakhmatan untuk alam ini.
Tetapi melihat kenyataan tadi, bagi Allah tak ada yang berubah...karena Allah tak berkurang sedikit jua kekuasaanNya, keagunganNya, andai seluruh dunia ini rusak semua, ^_^
Kecerdasan spiritual, proses pembelajaran yang pasti didapat dari tinjauan waktu, pengalaman dan pengenalan diri.
Mampir sebelum sholat subuh pak guru...ntar blik lg blum nyimak artikelnya pak..
BalasHapusTukeran link pak link nya sdah ane pajang pak..thnxs
Semua itu akibat pemahaman yang sempit dan sepotong-sepotong.
BalasHapussalam hangat dari Surabaya
lam bro..
BalasHapussalam kenal belum bisa koment...ini to mas arya yang diceritain istriku......siip dech.....
kebodohan spiritual ini salah satunya disebabkan oleh ketakutan yang berlebihan terhadap agama lain maupun satu agama tetapi berbeda dalam khilafiah.
BalasHapusketakutan ini bisa karena takut tersaingi, atau takut anak-cucunya terpengaruh oleh agama tertentu atau paham tertentu.
aduh sebenernya semua agama gak ada yg mengajarkan kekerasan kayaknya
BalasHapusklo ada individu yg anarkis itu mah dari dirinya sendiri yg gak bs kontrol emosi :D
kecerdasan spiritual mgkn lebih karena didapat dari pengalaman hidupnya, dan sudah pasti insan2 yg memiliki kecerdasan spiritual yg tinggi, biasanya mereka telah 'berilmu', bagai padi yg telah siap dipanen, dia merunduk dengan rendah hati..
BalasHapusRakyat sekarang memang sedang marah.. Jadi kalau diprovokasi dikit bisa begitu.
BalasHapusApalagi di tengah krisis multidimensi saat ini, kecerdasan spiritual penting sekali ya mas. Sehingga masyarakat memiliki kemampuan untuk melihat sebuah permasalahan secara lebih mendalam dan holistik. Bukannya hanya berdasarkan emosi sesaat saja.
BalasHapusSELAMAT BERIBADAH PUASA
BalasHapusmampirrr,,,,tulisan-menarik.blogspot.com
kecerdasan spiritual mungkin bisa di dapat dr pengalaman hidup yg justru susah, bukan melulu senang, yang menjadikan orang tsb lebih bijak menyikapi suatu masalah.
BalasHapusini hanya pedapat bunda saja ,Arya.
dan, bisa saja salah :)
salam
"Kecerdasan spiritual" pak guru, yang menjadi identik dengan pemahaman akan "gagasan spiritual", kadang pemahaman ini dibiaskan dengan rabaan yang melenceng dari rel yang sesungguhnya, bisa jadi karena pengkultusan terhadap seseorang. Setan akan lebih takut dengan ahli fiqih dari pada ahli ibadah. Dan ahli fiqih ini lah yang nantinya bisa lebih pas menerangkan seluk beluk perintah Allah SWT mengacu pada apa yang dilakukan Rasulullaah dalam sunnah beliau. Seperti itu kayaknya pak guru pemahaman saya.
BalasHapus