Tradisi dapat diartikan kebiasaan yang telah berakar,erat kaitannya dengan kehidupan sehari hari. Sekaligus hal-hal yang lebih mendasar dan memberikan nilai kebanggaan.
Dalam kehidupan beragama juga begitu, tidak lepas dari kebiasaan yang berlanjut turun temurun.
Benar adanya bila menyatakan, pada suatu kegiatan/perbuatan/perilaku/ibadah agama tidak ada dalil-dalil(dasar hukum) yang kuat yang mengarah kepada Hadits dan Qur'an, berarti melebih-lebihkan.
Sepatutnya bagus, berarti konsisten pada kedua sumber hukum tersebut.
Tapi bisa disikapi dengan arif dan tidak langsung menyalahkan yaitu selama hal itu ( perbuatan/kegiatan keagamaan) bukan pada masalah prinsip (syariat), dan dinyata banyak nilai manfaatnya...kenapa tidak terus dilestarikan.
Terkadang sesama teman / islam saling debat kusir mengenai masalah tersebut, padahal bukan sesuatu yang mendesak untuk diperdebatkan.
Kecuali kalau ada yang mengaku islam kemudian mengaku jadi Nabi Akhir Jaman ^_^ ...atau Sholat lima waktu diubah menjadi 7 waktu, biar lebih lengket dengan Tuhan ?....itu baru....
atau ?
Dalam kehidupan beragama juga begitu, tidak lepas dari kebiasaan yang berlanjut turun temurun.
Benar adanya bila menyatakan, pada suatu kegiatan/perbuatan/perilaku/ibadah agama tidak ada dalil-dalil(dasar hukum) yang kuat yang mengarah kepada Hadits dan Qur'an, berarti melebih-lebihkan.
Sepatutnya bagus, berarti konsisten pada kedua sumber hukum tersebut.
Tapi bisa disikapi dengan arif dan tidak langsung menyalahkan yaitu selama hal itu ( perbuatan/kegiatan keagamaan) bukan pada masalah prinsip (syariat), dan dinyata banyak nilai manfaatnya...kenapa tidak terus dilestarikan.
Terkadang sesama teman / islam saling debat kusir mengenai masalah tersebut, padahal bukan sesuatu yang mendesak untuk diperdebatkan.
Kecuali kalau ada yang mengaku islam kemudian mengaku jadi Nabi Akhir Jaman ^_^ ...atau Sholat lima waktu diubah menjadi 7 waktu, biar lebih lengket dengan Tuhan ?....itu baru....
atau ?
mampir mas arya...
BalasHapustradisi memang menjadi kebiasaan yg sudah berakar dimasyarakat, tak perlu diperdebatkan jika tujuannya demi kebaikan dan kebersamaan yg penting masih sesuai dengan syariat islam, bukan begitu pak guru?
Sukses Slalu!
kadang yang didebatkan itu hanya karena tak sesuai dengan pemahamannya tanpa melihat itu perlu didebatkan atau tidak >.<
BalasHapushingga apa yang diperdebatkan justru tidak membawa pada kebaikan melainkan perpecahan, semoga tidak lagi terjadi yah ^^
marhaban ya ramadhan...
mohon maaf lahir dan batin ^^
Kalau tradisi makan ketupat gimana tuh
BalasHapusLucunya, terkadang yang berdebat justru yang tidak menjaLankan syariat.
BalasHapusmarhaban ya Ramadhan, mohon maaf biLa seLama ini ada saLah, baik perkataan maupun priLaku. dengan keLapangan hati dan kejernihan pikiran, diharapkan akan mendapat keLuasan daLam menjaLankan ibadah. saLam.
marhaban ya ramadan pak guru....
BalasHapusbagi pakde selama tradisi itu tidak bertentangan dengan agama maka layak untuk dilestarikan, tetapi jika tradisi itu lebih mengarah pada musrik maka lebih baik dibuang dngan cara yang elegant, sehingga tidak menyinggung perasaan orang banyak
BalasHapusiya bener mas...selama dia seiring dan sejalan dng agama, kenapa tidak dilestarikan...? tradisi ada, bukan tanpa alasan..pasti ada dasar yg bener2 kuat, pada masa para pendahulu kita mengalaminya...
BalasHapusMarhaban ya ramadan.
BalasHapuskalo jakarta tradisi macet *halah* hehe
BalasHapussebenarnya, menurut saya, nggak perlu lah orang2 mempermasalahkan tradisi, wong emank itu udah dari tempo doeloe kok
BalasHapushehehe
Selamat menjalankan pausa juga mas.. Marhaban ya Ramadhan. Mohon maaf lahir batin ya..
BalasHapusCeritain mas di daerah mas di bulan puasa ada tradisi apa aja ya.. Kalo di Jakarta gini gini aja deh..
itulah ...
BalasHapustradisi identik sekali dengan sifat kolotisme...
susah diilangkan...
haL yang perLu dijaga peLestariannya adaLah mentradisikan agama, bukan maLah mengagamakan tradisi. dan kembaLi Lagi pada masing-masing individu untuk menyikapinya.
BalasHapusmerespon komentar Om Arya di bLog saya:
yah, kira-kira begituLah Om maksudnya. mungkin penyampaiannya saja yang kurang runut dan tajam. terima kasih atas perhatiannya.
Iya mas, kalau memang tidak bertentangan dengan prinsip dalam agama, ga ada salahnya untuk dilestarikan. Bagaimanapun juga tradisi itu merupakan warisan bangsa yang sepatutnya dilestarikan dan dimajukan..
BalasHapushappy fasting pak guru :D
BalasHapusmaafin semua kesalahan elok iah.. happy fasting.. :D
BalasHapusberkunjung berkunjung..
BalasHapuslibur komen dlu ya..
mo ngucapin met menunaikan ibadah puasa semoga menjadikan berkah buat semua.. mengucap maaf juga dari KaMay & Keluarga jika ada salah baik kata ato lainnya..
terima kasih
KaMay..
http://kanvasmaya.wordpress.com/
tentu saja syariat sangat berbeda dgn tradisi,
BalasHapussyariat sudah ada ketentuannya yg pasti dr A-Qur'an dan haduist, jika mengerjakan nya kurang atau berlebih, tentu saja menjadi tdk sah .
berbeda dgn tradisi, kadang kala ada juga yg bertentangan dgn syariat .
salam
Terkadang yg pengusaha sanking sibuknya lupa akan ibadahnya...mendingan miskin tapi menjdi pengusaha hati(kaya hati)
BalasHapusMet menunaikan ibdah puasa