Aku disenangi juga dibenci;
aku senang bertemu dengan-Mu, maka Aku pun senang bertemu dengan-mu, jika aku benci bertemu dengan-Mu maka seperti itulah apa yang aku rasakan terhadap kasihsayang-Mu.
Padahal kematian adalah pasti dan itu proses sebelum bertemu denganKu
Mengapa kamu bisa membenciKu?
Maka dengarkanlah, bila aku diberi janji akan rakhmat dan keridhaan, maka aku tentu senang bertemu denganKu.
Tetapi berbeda dengan si fakir iman, akan membenci Aku setelah diberi kabar gembira dengan siksa dan kemurkaanKu.
biar begitupun mereka masih saja tetap jahil dan bertambah-tambah kerusakannya.
Di mana saja kau berada, apa pun keadaanmu, cobalah selalu menjadi seorang pecinta yang senantiasa dimabuk oleh kasih-Nya. Sekali kau dikuasai oleh kasih-Nya, maka kau akan hidup menjadi seorang pecinta yang hidup bagaikan dalam pusara. Dan kau akan tetap hidup hingga hari kebangkitan itu tiba, lantas kau pun akan dibawa ke dalam surga dan hidup kekal selamanya. Namun, jika kau belum menjadi seorang pecinta, maka pada hari pembalasan seluruh pahalamu tidak akan dihitung.
Pada Hari Kebangkitan, orang-orang akan berjalan sempoyongan. Di depan-Mu, mereka akan menggigil dengan wajah pucat karena ketakutan. Maka, aku akan memeluk kasih-Mu dan berkata kepada mereka: “Mintalah apa pun; mintalah atas namaku.”
Ketika aku mati sebagai manusia, maka para malaikat akan datang dan mengajakku terbang ke langit tertinggi. Dan ketika aku mati sebagai malaikat, maka siapa yang akan mendatangiku? Kau tak akan pernah dapat membayangkannya!
Sumber:Bait-bait pertama "Aku disenangi juga dibenci" dari si fakir dunia, sedang bait-bait akhir dari Jalaludin Rumi.
Gambar:santri-satria-solutif.blogspot.com
aku senang bertemu dengan-Mu, maka Aku pun senang bertemu dengan-mu, jika aku benci bertemu dengan-Mu maka seperti itulah apa yang aku rasakan terhadap kasihsayang-Mu.
Padahal kematian adalah pasti dan itu proses sebelum bertemu denganKu
Mengapa kamu bisa membenciKu?
Maka dengarkanlah, bila aku diberi janji akan rakhmat dan keridhaan, maka aku tentu senang bertemu denganKu.
Tetapi berbeda dengan si fakir iman, akan membenci Aku setelah diberi kabar gembira dengan siksa dan kemurkaanKu.
biar begitupun mereka masih saja tetap jahil dan bertambah-tambah kerusakannya.
Di mana saja kau berada, apa pun keadaanmu, cobalah selalu menjadi seorang pecinta yang senantiasa dimabuk oleh kasih-Nya. Sekali kau dikuasai oleh kasih-Nya, maka kau akan hidup menjadi seorang pecinta yang hidup bagaikan dalam pusara. Dan kau akan tetap hidup hingga hari kebangkitan itu tiba, lantas kau pun akan dibawa ke dalam surga dan hidup kekal selamanya. Namun, jika kau belum menjadi seorang pecinta, maka pada hari pembalasan seluruh pahalamu tidak akan dihitung.
Pada Hari Kebangkitan, orang-orang akan berjalan sempoyongan. Di depan-Mu, mereka akan menggigil dengan wajah pucat karena ketakutan. Maka, aku akan memeluk kasih-Mu dan berkata kepada mereka: “Mintalah apa pun; mintalah atas namaku.”
Ketika aku mati sebagai manusia, maka para malaikat akan datang dan mengajakku terbang ke langit tertinggi. Dan ketika aku mati sebagai malaikat, maka siapa yang akan mendatangiku? Kau tak akan pernah dapat membayangkannya!
Sumber:Bait-bait pertama "Aku disenangi juga dibenci" dari si fakir dunia, sedang bait-bait akhir dari Jalaludin Rumi.
Gambar:santri-satria-solutif.blogspot.com
Semua manusia pasti mati dan akan bertanggung jawab di hadapan-Nya.. cuma dunia ini membuat kita lupa akan hal itu
BalasHapusiya mas danar, alangkah baiknya jika kita juga mau membuka diri dihadapanNya, sebagai makhluk kehambaan dan ketuhanan, manusia wajib belajar mengetahui sehingga tidak duduk pada posisi mencari pada nilai saja (bahasa para santri adalah pahala), tetapi belajar membuka cintaku padaMu tidak ada yang lain, tenggelam dalam keMahasucian Tuhan.
Hapusrangkaian kata indah yang terinspirasi dari Jalaluddin Rumi, mengingatkan diri ini bahwa betapa ALLAH senantiasa penuh KASIH SAYANG terhadap hamba-NYA..namun kita sebagai manusia terkadang lalai akan kasih sayang ALLAH itu.....salam :-)
BalasHapusiya mas, terangkai indah dan bermakna, menarik logika manusia untuk memikirkan dan mencari.
HapusHanya saja, jika lalai dalam mencari...buntu dalam memakai logika, tidak lain hanya iman yang bermain, juga rasa tauhid didalam diri.
Pada akhir itu semua adalah karunia Allah kepada bimbingan Rasulullah terhadap manusia-umatnya.