Cari Artikel di blog Media Belajar Siswa

Loading
Untuk mencari artikel cukup ketikan kata kunci dan klik tombol CARI dengan mouse -Jangan tekan ENTER.

Perspektif kesalehan

Tentunya ada pembuatnya
Kesalehan, kebaikan, keberadaban ; Manusia, atheis ataupun bukan, ingin merasakan saleh.Ingin merasa bahwa ia berbuat kebaikan.
Dan bisa diduga bahwa kebanyakan pembuat free software, yang tanpa motivasi pemasaran adalah orang-orang yang atheis.
Ini karena kebanyakan orang Eropa (dan Amerika, dalam kadar yang sedikit lebih rendah) adalah atheis.

Bila seorang atheis, sulit mendapatkan tujuan hidup dan pembenaran atas tindakannya. Jadi perlu membuat suatu "Agama" sendiri, membuat sendiri ukuran kesalehan.
Kita bisa melihat betapa rumitnya situasi ini, bila kita tidak percaya Tuhan, logikanya adalah tidak percaya adanya surga dan neraka, dan tidak percaya adanya manfaat berbuat baik dan buruk.
Disinilah terjadi masalah.
Di satu sisi, jelas tidak ada lagi manfaat berbuat baik dan buruk, tapi disisi lain ada naluri yang sangat mendasar untuk berbuat kebaikan (dengan pemahaman masing-masing). solusi yang dipakai adalah menegakan "filosofi" sendiri, "agama" sendiri.
Suatu filosofi akan menjadi olok-olok, bila tidak ada produknya.
Anda menegakan filosofi untuk bisa membungkam, dengan eksplisit atau implisit, orang yang percaya dengan Tuhan.
Cara ampuh menegakan filosofi adalah dengan membuat produk.
Bila saya produsen perangkat lunak gratis yang sangat banyak, maka saya merasa punya senjata pamungkas saat bersama dengan orang yang percaya adanya Tuhan.
Saat tidak berdebat masalah surga dan neraka, saya bergaul biasa.
Tetapi bila terjadi debat, saya keluarkan senjata pamungkas," Saya sudah berbuat baik dengan menggratiskan produk.
Kamu berkhotbah tentang Tuhan, tapi tidak menggratiskan produk. Mana yang lebih baik: tidak percaya Tuhan tapi berbuat baik dengan menggratiskan produk atau percaya Tuhan tapi tidak menggratiskan produk".
Kita bisa mengganti kata menggratiskan dengan membebaskan, tetapi intinya: para atheis pembuat free software menjadikan produk mereka sebagai sarana untuk merasa baik (feeling good).
Kalau ini benar, apa kita tetap pakai free software?
Pakai saja.
***
Perspektif kesalehan dari pengusung bahwa semua agama itu sama, dan juga para atheis.

Catatan:
Tentu berbeda pemahamannya, dari sisi kemanusiaan isi agama itu adalah ajaran yang notabene kebajikan dan mengantarkan untuk mengenal Tuhan.
Jika dicermati, beberapa agama sekarang banyak yang isi kitab sucinya dikritisi (digubah) menurut apa maunya kepentingan.
Bukannya ajaran agama itu mengantarkan mengenal Tuhan, sekarang malah mengikuti Syetan.

( mungkin ada sanggahan, tidak peduli saya meyembah apa, ga peduli saya bertuhan 3, atau Tuhan saya ada 2, 3 dst. yang penting kan saya baik sama orang, santun dan manis......dsbnya.... .
Dan ini masalah lain lagi, berasa tidak nyambung dengan paragraf-paragraf sebelumnya...hahahaha! )
๐Ÿ˜ฌ๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†

*Perspektif (kognitif), sudut pandang manusia dalam memilih opini, kepercayaan, dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

(Terima kasih sudah mau berkunjung ke Blog Arya-Devi sudut kelas media belajar siswa)
Komentar Anda sebagai masukan berharga dan juga sebagai jalinan interaksi antar pengguna internet yang sehat. Dan jika berkenan mohon dukungannya dengan meng-klik tombol G+.

Jika berkenan dengan artikel di Blog ini,Mohon dukungan dengan klik G+ di Aryadevi Sudut Kelas